(Business Lounge – Business Insight) Memutuskan untuk membangun sebuah bisnis dapat diumpamakan sama dengan memutuskan untuk menjadi orang tua, demikianlah banyak orang berpendapat. Mengapa demikian? Ketika Anda memutuskan untuk membuat sebuah bisnis maka bukan hanya persiapan secara finansial saja yang perlu Anda lakukan, namun juga penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri Anda secara emosional. Sebab ibarat orang tua yang akan membesarkan anaknya, mencukupi semua kebutuhannya, serta bertanggung jawab atas kelangsungan hidup sang anak, maka demikianlah Anda harus membesarkan bisnis Anda, memenuhi semua kebutuhan, dan bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup bisnis Anda.
Dengan demikian dibutuhkan sebuah komitmen untuk memberikan perhatian dan pemenuhan kebutuhan hingga bisnis tersebut cukup matang untuk dapat berjalan sendiri. Namun sampai kapan pun, sepanjang bisnis tersebut masih di bawah pengawasan Anda, maka komitmen Anda tetaplah menjadi bagiannya.
Tetapi sekarang, apakah benar bahwa Anda telah siap menjadi orang tua bagi bisnis Anda?
1. Apakah saya bergairah dengan produk atau bisnis yang akan saya mulai ini? Anda baru saja memutuskan menjadi orang tua. Pada umumnya orang tua akan begitu bergairah saat memperbincangkan anak yang baru saja dimilikinya. Bahkan mungkin mengorbankan waktu-waktu tidurnya demi kepentingan sang uah hati yang baru saja dimilikinya. Perhatikan! Fase memulai sebuah bisnis mungkin saja merupakan fase yang cukup berat, dibutuhkan sebuah pengorbanan, namun apakah Anda bergairah untuk melakukannya?
Tetapi dapat saja kemudian Anda seperti berada di persimpangan seakan mencoba mendeteksi apakah Anda memang telah mengambil keputusan yang tepat. Terutama saat Anda belum mendapatkan keuntungan atau malah harus ‘nombok’ karena bisnis Anda belum berjalan dengan lancar. Jangan lupa bahwa Anda telah memutuskan untuk menjadi orang tua bagi bisnis yang baru saja Anda bangun. Sebagai pemilik bisnis, Anda adalah wajah dari perusahaan Anda. Antusiasme Anda untuk produk atau layanan yang Anda miliki adalah kuncinya untuk menarik pelanggan. Penting untuk memastikan bahwa Anda tetap memiliki kegairahan ini.
2. Apakah saya siap menghadapi risiko? Segala keputusan yang Anda ambil tentu saja tidak dapat dipisahkan dari risikonya. Apakah memang Anda harus memilih berhenti bekerja untuk dapat fokus kepada bisnis yang Anda bangun? Ataukah Anda harus mengajukan sejumlah pinjaman untuk kelangsungan bisnis Anda? Penting mengidentifikasi segala resiko yang dapat terjadi dan memiliki ‘nyali’ untuk menghadapinya, sebab segala sesuatu dapat saja terjadi di luar prediksi Anda. Seorang ibu tidak akan tahu kapan dan bilamana sang anak memiliki resiko tertular penyakit. Namun apakah itu berarti menjaga sang anak dan tidak mengijinkannya ke luar rumah supaya segala sesuatunya tetap aman? Tentu saja itu suatu kesalahan. Anda dapat saja menemukan sejumlah situasi yang memiliki resiko adanya kegagalan, namun bersiaplah untuk menghadapinya serta temukanlah jalan keluarnya. Apakah itu berkaitan dengan lokasi yang kurang strategis atau berkaitan dengan persaingan, hadapi saja dan dapatkan jalan keluarnya. Jika Anda berpikir selalu menghindari risiko, menjadi pengusaha mungkin bukan jalan yang benar untuk Anda.
3. Apakah saya benar dalam setiap keputusan yang saya ambil? Tidak ada orang lain yang akan mengambilkan keputusan untuk Anda berkenaan dengan bisnis Anda. Andalah yang harus mengambil keputusan itu sendiri dan memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang benar. Apakah Anda bekerja dari rumah atau apakah saya menyewa ruang kantor? Apakah Anda akan mempekerjakan karyawan? Siapakah target market Anda? Apakah Anda akan meminjam uang dari teman atau keluarga? Apakah saya menggunakan seluruh tabungan saya? Perlu diingat bahwa proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih rumit seiring waktu, ketika bisnis Anda semakin bertumbuh menjadi lebih kompleks. Penting bagi Anda untuk memiliki kepercayaan diri atas kemampuan Anda dalam mengambil keputusan dan yakin bahwa keputusan itu adalah keputusan yang tepat.
4. Apakah saya bersedia untuk mengambil berbagai tanggung jawab? Ingat, sebagai orang tua ada banyak tanggung jawab yang dimiliki untuk membesarkan sang anak. Hal ini tidak menyangkut hanya kepada sebagian kecil kehidupan sang orang tua tetapi menyangkut seluruh aspek dari kehidupannya. Ia dapat berperan sebagai orang tua, dapat juga sebagai teman, sebagai sahabat, atau sebagai guru.
Inilah perbedaan antara seorang pengusaha dengan seorang karyawan perusahaan. Seorang karyawa hanya berfokus pada keahliannya atau perannya yang dapat mendukung perusahaan. Tetapi seorang pemilik bisnis harus berkontribusi segalanya untuk bisnisnya. Itulah sebabnya ketika Anda memutuskan untuk memulai bisnis Anda maka Anda dapat memiliki peranan yang fleksibel mulai dari sebagai kepala penjualan hingga auditor, mulai dari kepala keuangan bahkan sampai menjadi kolektor. Jika memiliki banyak peran tidak sesuai dengan Anda, mungkin dunia wirausaha bukan dunia yang cocok bagi Anda.
5. Apakah saya dapat menghindari rasa jenuh? Bagaimana seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi mungilnya? Sudah dapat dipastikan bagaimana untuk sejenak ia dapat terputus dengan dunianya semula dan fokus kepada bayi mungilnya. Dapatkah berkata jenuh?
Nah, siapkah Anda bekerja tujuh hari seminggu, kehilangan kontak dengan teman-teman, meninggalkan hobi lama, atau berbagai kepentingan Anda sebelumnya? Dapatkah Anda berada pada posisi demikian tanpa merasa jenuh?
Luangkan waktu Anda sejenak untuk memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini untuk mengetahui apakah dunia bisnis memang pilihan yang tepat bagi Anda.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development