Motivasi vs Demotivasi (bagian II)

(Business Lounge – Empower People) Setelah membahas apa yang saja yang dapat menimbulkan motivasi (Baca: Motivasi vs Demotivasi (bagian I)), maka seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa demotivasi menjasi sesuatu yang penting untuk diwaspadai.

Apa sebenarnya penyebab demotivasi? Kita akan mencoba membahas beberapa hal penyebabnya.
1. Terbiasa hanya melihat pada sisi buruk pada apapun yang terjadi.
Orang demotivasi memiliki pandangan yang sangat pesimis tentang peluang untuk meraih sukses mereka (self-efficacy).

2. Melupakan manfaat dan imbalan yang akan di peroleh atau diraih.
Kebanyakan orang yang demotivasi terganggu oleh tantangan yang menakutkan dalam mencapai tujuan. Mereka lupa untuk memikirkan imbalan jangka panjang dan manfaat, yang merupakan elemen penting dalam motivasi.

3. Mereka tidak tahu tentang kebiasaan mini.
Ada sebuah buku Stephen Guise tentang, Mini: Kebiasaan kecil, Hasil Besar. Konsep ini sederhana dan dapat membantu orang yang demotivasi. Idenya adalah dengan memulai satu kebiasaan mini pada satu waktu dan secara bertahap. Ini dapat menjadi tindakan untuk berjalan menaiki tangga sehari, makan satu donat, atau menulis satu paragraf – jika Anda memiliki blok penulis. Idenya adalah untuk memanfaatkan kekuatan dari kebiasaan pribadi dalam mencapai tujuan hidup.

4. Mereka tidak menangkap peluang.
Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana orang kehilangan motivasi sering memberitahu Anda bahwa mereka tidak pernah mendapat keberuntungan? Hal yang benar adalah bahwa mereka tidak pernah mencari peluang yang akan memberi mereka kesempatan untuk sukses, kekayaan, dan kebahagiaan. Rahasianya adalah bahwa peluang di luar sana, sedang menunggu untuk diraih.

5. Mereka tidak mau bekerja lebih keras.
Kecenderungannya tidak mau bekerja lebih keras, tidak bertahan dan bertekun. Sebagian membuang waktu dengan sibuk dengan sosial media (sosmed) di tempat kerja, akses ke internet yang cukup menghabiskan waktu dan perhatian sehingga menjadi tidak fokus. Satu studi menemukan bahwa karyawan tidak termotivasi karena efek sosmed sebesar 64%.

6. Sering memainkan permainan menyalahkan.
Itu selalu kesalahan orang lain ketika mereka tidak mendapatkan promosi itu. Faktanya adalah bahwa Anda tidak dapat mengendalikan apa yang orang lain lakukan atau cara berpikir mereka. Menyadari bahwa sebagian besar kesalahan Anda akan membantu Anda menganalisis apa yang salah, membantu Anda menghindari perangkap untuk menyalahkan orang lain dan terlepas dari demotivasi

7. Mereka tidak tahu bagaimana menggunakan waktu mereka dengan bijak.
Orang demotivasi cenderung membuang-buang waktu. Mereka tidak dapat menjadwalkan kegiatan dengan efisien. Padahal ada banyak cara untuk mengelola waktu lebih baik. Sebab setelah Anda menguasai masalah manajemen waktu, Anda akan menjadi lebih termotivasi karena Anda bisa memuji diri sendiri untuk apa yang Anda dapat capai.
Cara terbaik untuk tetap termotivasi, mengenai waktu, adalah untuk mengulang untuk diri sendiri bahwa Anda adalah satu-satunya yang bisa mengendalikan waktu Anda. Tidak ada atau tidak ada lagi yang bisa melakukannya untuk Anda

8. Mereka tidak percaya bahwa mereka berbakat.
Ketika orang berpikir dari semua bakat dan kreativitas mereka kurang, mereka memblokir diri mereka sendiri. Demotivasi akan mengerogoti dan mengambilnya terus.

Semua orang rentan untuk menjadi kurang termotivasi oleh penampilan atau keberhasilan orang lain. Namun, mulailah dengan menerima diri Anda, konsentrasi, dan fokus pada keterampilan yang sebenarnya, yaitu bakat dan kualitas yang sebetulnya Anda miliki.

Anda akan menjadi lebih termotivasi. Ingat, pikiran negatif akan menyeret Anda ke bawah, sedangkan pikiran positif akan membantu Anda melambung dan naik. Karena itu pikirkanlah hal yang positif dan bangkitkanlah motivasi diri Anda.

Ria Felisha/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x