Tidak Dapat Bersaing Dengan Jepang, GM Pilih Keluar dari Indonesia

(Business Lounge – Business Insight) General Motors (GM) akan berhenti membuat mobil di Indonesia dengan memutuskan untuk segera menutup pabrik perakitan, melakukan PHK dan mengubah fokus bisnisnya dengan mengkhususkan diri pada kendaraan sport.

Merasa Telah Keliru

Raksasa otomotif AS ini telah mulai membangun pabriknya di Indonesia sejak delapan dekade lalu, dan tidak dapat disangkal bahwa GM harus bersaing dengan pesaing dominan yaitu para produsen mobil Jepang yang dipimpin oleh Toyota.

Executive GM, Vice President Stefan Jacoby, yang mengawasi pasar luar Amerika, Eropa dan China, mengakui bahwa GM telah keliru bila hendak menyaingi Jepang. Itulah sebabnya GM memilih untuk undur diri dari dunia persaingan. Langkah ini juga merupakan bagian dari reposisi lebih luas dari merek Chevrolet ke seluruh Asia Tenggara yang juga berarti menekankan kendaraan unggulan perusahaan Amerika ini seperti Captiva dan Trailblazer.

Mundur nya GM dari Indonesia juga didorong masuknya mitra Tiongkok SAIC Motor Corp yang berencana untuk mendirikan fasilitas manufaktur di Bekasi tanpa embel-embel merek Wuling, namun SAIC Motor Corp tidak tertarik untuk mengambil alih pabrik GM di Bekasi demikian seperti dilansir oleh Reuters.

Mencoba Menyaingi Jepang

Sebenarnya GM telah mencoba untuk menyaingi Jepang dengan memproduksi Chevrolet Spin secara lokal. Van kecil ini memang telah terbukti unggul di Brasil. Tetapi Spin masih terlalu mahal untuk dapat mengambil untung di Indonesia karena sebagian besar spare part-nya harus diimpor. Spin dijual dengan harga sekitar 150 juta rupiah menyaingi Toyota Avanza.

Gagalnya GM mencapai target yangsemula diharapkannya membuat pabrik produksi yang terletak di Bekasi harus menanggung beban keuangan. Produksi pada tahun lalu kurang dari seperempat dari kapasitas tahunan Bekasi yaitu  40.000 kendaraan. GM menjual hanya 8.412 spin mobil di Indonesia pada tahun lalu, dan mengekspor hampir 3.000.

“Kita tidak bisa meningkatkan produksi spin untuk meningkatkan volume seperti yang kami harapkan … meskipun produk kami benar-benar baik,” demikian dikatakan Jacoby pada Reuters. “Logistik rantai Spin itu terlalu kompleks, kami memiliki volume yang rendah sehingga kami tidak bisa melokalisir mobil dengan sesuai, dan dari sudut pandang biaya kami tidak kompetitif.”

Melakukan Restrukturisasi

GM akan berhenti membuat Spin di Indonesia pada akhir Juni dan shutter pabrik Bekasi, yang mempekerjakan sekitar 500 orang. Restrukturisasi akan dilakukan dan akan menyisakan hanya unit penjualan. Seorang juru bicara GM mengatakan tidak ada rincian untuk mengumumkan tentang dampak keuangan dari langkah tersebut. Sedangkan informasi lebih lanjut akan diberikan bila hasil kuartal pertama diumumkan pada bulan April.

Perbaikan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah GM Indonesia “tidak hanya menjadi keuntungan, tetapi menjadi sebuah model bisnis yang berkelanjutan,” demikian dikatakan Jacoby.

Meluaskan Reposisi

Keputusan GM untuk menarim dari Indonesia membuat perusahaan AS ini untuk mereview kembali strateginya untuk pasar negara besar di dunia, termasuk Rusia dan India. Selama kehadirannya di Indonesia, GM telah menjual kurang dari 11.000 kendaraan tahun lalu, memberikan pangsa pasar di bawah 1 persen, menurut LMC Automotive. Sebaliknya, Toyota dan aviliasinya, Daihatsu yang (7262.T) berhasil menjual lebih dari 578.000 kendaraan. Toyota dan produsen mobil Jepang lainnya telah mengendalikan pasar untuk lebih dari 90 persen.

Kepala GM Indonesia Michael Dunne akan segera meninggalkan jabatannya dalam beberapa hari ini, dan untuk sementara akan akan digantikan oleh Pranav Bhatt, kepala keuangan untuk GM Indonesia.

Pabrik GM di Bekasi beroperasi sejak tahun 1995, namun setelah satu dekade sempat ditutup oleh karena kiprah produsen mobil Jepang. Namun dua tahun yang lalu, pabrik itu kembali dibuka dengan harapan Spin dapat berjaya.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x