(Business Lounge – News & Insight) Pemerintahan Jokowi baru saja melewati 100 hari masa baktinya membangun bangsa Indonesia, yang walaupun 100 hari terlalu prematur untuk menilai performa kerja pemerintah. Namun demikian menarik untuk disimak beberapa catatan kinerja yang telah dilakukan oleh Jokowi dalam upaya membawa angin segar di dunia bisnis.
Mengundang Investor
Pada APEC CEO Summit di Beijing pada Senin (10/11/2014) Jokowi berperan bukan hanya sebagai kepala negara tetapi juga sebaga CMO untuk bisnis di Indonesia, dimana Jokowi menyampaikan presentasi dihadapan para CEO (Baca : Presiden Jokowi Dalam Pidatonya di APEC Beijing), tentang peluang investasi di Indonesia.
Dalam paparannya, Jokowi menyampaikan bahwa potensi bisnis di Indonesia adalah sangat besar. Jokowi menunjukkan kepada para CEO di Beijing, betapa besarnya potensi Indonesia yang memiliki 246,6 juta penduduk dengan gambaran panjang wilayah dari London, UK ke Istanbul, Turki dan terdiri dari lebih 17.000 pulau. Potensi yang besar ini tidak bisa dikerjakan hanya mengandalkan anggaran pemerintah yang jumlahnya sangat terbatas (US$ 167,4 miliar). Apalagi terdapat di dalamnya subsidi BBM (US$ 27 miliar) yang cukup tinggi yang sekarang ini sedang dirancang untuk dialokasikan kepada beberapa sektor produktif.
Para investor luar akan memiliki kesempatan yang terbuka lebar karena upaya penghapusan subsidi BBM tersebut akan dialokasikan pada pembangunan sektor publik diantaranya pembangunan 24 pelabuhan, jalur kereta api untuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, membangun tol laut, pengembangan pertanian, usaha mikro desa, sarana kesehatan dan pendidikan, serta pembangunan infrastruktur.
Peluang investasi ini semakin cantik dengan janji Jokowi untuk melakukan perombakan perizinan, bahkan Jokowi berjanji akan memimpin langsung penyederhanaan proses perizinan ini.
Siap Bersaing
Masuknya investor asing tentunya menjadi tantangan bagi pengusaha di dalam negeri. Namun dalam hal ini Jokowi mendorong motivasi para pengusaha untuk siap bersaing dengan pengusaha luar, bukan ketakutan, sebagaimana pernyataanya, “Ya Saudara-saudara tidak usah takut, wong mereka takut kok. Mereka juga takut dan yang paling ditakuti memang Indonesia,” ujarnya di Munas HIPMI untuk menghadapi ASEAN Economics Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan diberlakukan pada akhir tahun ini. (Baca : Presiden Jokowi Himbau Agar Pengusaha Tak Takut Hadapi MEA).
Presiden Jokowi beralasan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta dibandingkan dengan jumlah penduduk lain yang hanya 24 juta, 15 juta, dan 70 juta, maka negara-negara ASEAN lainnya tentu akan membayangkan bagaimana negara mereka akan jadi sasaran serbuan para pengusaha dari Indonesia yang jumlahnya tentu banyak sekali.
Iklim bisnis yang diciptakan oleh terobosan Jokowi ini memang baru dimulai, tetapi sebuah kemenangan di garis finish ditentukan oleh bagaimana start-nya, bila arah bisnis sudah menunjukkan iklim bisnis yang lebih sehat, efisien dan memiliki arah yang tepat, kita harapkan proses-nya bisa berlangsung seperti yang diimpikan.
kn/KN/VMN/bl