(Business Lounge – Travel) Jakarta memang kota metropolitan, selalu identik dengan keramaian, kepadatan dan polusi. Tetapi siapa sangka bahwa Jakarta memiliki hutan Mangrove?
Hutan Mangrove Jakarta yang terletak di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk adalah sebuah kawasan pelestarian alam yang berfokus pada pengembangan ecotourism atau ekowisata. Sehinga mereka yang melakukan perjalanan wisata ke tempat ini dapat sekaligus melakukan konservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan serta kesejahteraan penduduk setempat. Itulah sebabnya bila berkunjung ke tempat ini, Anda akan dapat mengambil bagian dalam menanam bibit mangrove (bakau) dan menjadikannya sebagai sebuah pengalaman yang menarik.
TWA Angke Kapuk dengan luas 99,82 Ha ini merupakan lahan dengan tipe basah yang 40% lahannya didominasi vegetasi utama mangrove sebagai bagian dari pelestarian, dan penanaman kembali hutan mangrove. Selain itu juga terdapat tambak. Suasana TWA membuat tempat ini banyak diminati mereka yang hendak berekreasi dengan keluarga, para pelajar yang mengadakan study tour hingga para instansi yang menggelar berbagai acara.
Pengunjung perlu membayar 25ribu rupiah per orang untuk dapat memasuki kawasan ini. Kemudian Anda dapat memilih aktivitas apa yang menurut Anda menarik. Mulai dari konservasi (penanaman bibit mangrove), wisata hutan, hingga wisata air. Bila Anda mengikuti aktivitas konservasi maka secara tidak langsung Anda telah membantu pencegahan abrasi dan mencegah terjadinya intrusi air laut.
Bagi Anda yang memiliki hobby fotografi, maka akan sangat menarik bagi Anda untuk mengikuti wisata hutan. Adanya lanskap yang indah akan menggoda Anda untuk segera membidik. Namun di sini dilarang untuk menggunakan DSLR. Jika Anda tertangkap menggunakannya maka siap-siap saja untuk merogoh kocek Anda sebesar 1juta rupiah untuk membayar dendanya. Jadi jika Anda hendak merekam secara visual maka Anda hanya dapat menggunakan handphone Anda.
Tidak kalah menariknya dengan wisata air. Anda dapat menikmati pemandangan alam dengan menggunakan perahu kayu sewaan ataupun perahu karet. Anda dapat memilihnya. Mulailah berpetualang menjelajahi TWA melalui jalur air dan Anda dapat memperhatikan hewan-hewan khas daerah rawa dari dekat. Untuk menyewa perahu motor Anda cukup membayar Rp 150.000 – 200.000 untuk maksimal 6 orang penumpang. Sedangkan untuk menyewa kano dan perahu dayung, Anda cukup membayar Rp 50.000 untuk 45 menit. Berpetualang dengan kano, pasti akan sangat menarik. Anda dapat menyusuri TWA dengan mengayuh sendiri kano sewaan Anda.
Jika masih belum puas, putuskanlah untuk menginap di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Ada beberapa tempat menginap yang dapat Anda pilih. Mulai dari berkemah di Camping Ground, Pondok Alam atau menginap di Honeymooon Cottage, dan Villa. Ada dua tipe pondok penginapan yang disediakan di sini. Pondok yang terbuat dari kayu, atau rumah kemping dengan harga Rp. 200.000-300.000 per-malam, alternatif lainnya adalah Pondok Alam dengan harga Rp 400.000 per-malam.
Sangat menarik bukan? Siapa bilang tidak dapat melakukan petualangan alam di kota metropolitan?
Sonang Elyas/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Foto : Sonang Elyas