(Business Lounge – Lead & Follow) Kisah yang ditulis dalam buku Who Moved My Cheese selalu memberi insipirasi kepada saya tentang pentingnya seorang pemimpin memiliki sense of urgency. Kisah yang menarik bagaimana empat tokoh, Sniff – memiliki sense of urgency dan mengajak orang lain, Scurry punya sense namun sikapnya untuk diri sendiri , Haw tidak punya sense namun ikut lingkungan dan Hem yang tidak punya sense dan tidak mau berubah.
Dikisahkan Sniff, Scurry, Haw dan Hem, pergi ke gudang keju sebagai rutinitas, kisah ini merupakan analogi kehidupan seorang pemimpin siapapun dia bisa terjebak dalam rutinitas dan membawa diri pada kondisi yang nyaman. Bangun pagi pergi ke tempat bekerja hingga malam hari kembali ke rumah merupakan kondisi yang menciptakan kenyamanan serta sanggup menenggelamkan visi dari seorang pemimpin. Diperlukan dalam diri seorang pemimpin sikap seperti Sniff yang bisa melihat bahwa keju akan habis, dan dia harus melakukan sesuatu, inilah sense of urgency.
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki visi, hidupnya senantiasa dibandingkan dengan apa yang dia pandang ke depan dan dia akan mengukur setiap saat sampai mana dia berjalan. Dia memegang erat-erat visi yang dimilikinya, menggambarkannya lebih jelas dan lebih jelas lagi. Dia memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh dan mendorong seluruh organisai untuk mengejarnya.
Ketika pemimpin memegang visi membuat dia orang pertama yang akan melihat bila organisasi bergerak ke arah yang berbeda. Pemimpin orang pertama yang memiliki sense of urgency, dia seperti Sniff yang tidak terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Dia tidak terjebak dalam comfort zone, yang dalam istilah Rhenald Kasali , pemimpin senang berada dalam cracking zone. Menjadi Cracker begitulah seorang pemimpin seharusnya, kondisi ini bukan tercipta begitu saja, saya mengenal banyak pemimpin yang punya kedisiplinan diri untuk setiap hari memikirkan visinya dan punya integritas yang tinggi.
Buku yang ditulis Kotter berjudul Our Iceberg is Melting menggambarkan lebih jelas tentang kepemimpinan dan sense of urgency. Fred remaja dari koloni penguin yang resah karena sebentar lagi pulau salju tempat tinggal mereka akan mencair. Fred tampil sebagai seorang pemimpin untuk koloninya, dia melihat apa yang tidak dilihat oleh koloni penguin. Bukan perjuangan yang mudah buat Fred, dia harus meyakinkan kelompok-kelompok dan para pimpinan yang lebih senior dan tidak menganggap dirinya.
Tulisan Kotter tadi menggambarkan dengan sederhana bagaimana seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki sense of urgency karena visi yang dilihatnya dan yang sering tidak dilihat oleh orang lain. Sense of urgency ditemukan dengan memandang terus kepada visi melalui ketekunan memikirkannya setiap hari sampai kepada bentuk yang jelas. Banyak perusahaan menaruh visinya dalam moto yang bisa dibaca oleh siapa saja. Media Kompas motonya adalah amanat hati nurani rakyat, didalamnya tersirat visi organisasi ini, dan menjiwai seluruh keberadaannya.
Seperti kulit melekat kepada tangan demikian sense of urgency melekat kepada kepemimpinan, tanpa itu organisasi akan berjalan di tempat bahkan mengarah ke tempat lain yang berbeda dengan visi, dan bisa berakhir dengan kegagalan.
Fadjar Ari Dewanto/Managing Partner Business Advisory Vibiz Consulting/VMN/BL