(Business Lounge – Business Today) – Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific telah melaporkan lonjakan laba dalam semester pertama dengan adanya strategi baru yang melibatkan penambahan penerbangan dengan tujuan AS.
Dalam periode enam bulan sampai bulan Juni, laba bersihnya naik menjadi 347 juta dolar Hong Kong (US $ 45 juta, 27 juta £). Jumlahnya hampir 15 kali lebih dari 24 juta Hong Kong dolar dari yang diperoleh maskapai pada periode yang sama pada tahun lalu, dilansir dari BBC.
Dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong, Chairman John Slosar mengatakan: “Kami menghadapi kompetisi yang signifikan dalam bisnis penumpang kami. Ini membuatnya menjadi sulit untuk mempertahankan hasil yang sama. Bisnis kargo udara tetap bermasalah karena kelebihan kapasitas. Persaingan yang ketat ini juga cukup mempengaruhi hasilnya.” Dia juga mengatakan bahwa lingkungan dari industri ini tetap menantang.
Untuk mencegah persaingan yang ketat di wilayah tersebut, khususnya bersaing mengenai wisatawannya, Cathay telah memulai berbagai kampanye diskon, yang menyebabkan permintaan wisata yang tinggi dari Hong Kong.
Jumlah penumpang yang terbang dengan Cathay Pacific melonjak 5,3% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu, menjadi 65.474 wisatawan.
Maskapai ini melihat lompatan terbesar terjadi di pasar Amerika Utara, di mana lalu lintas penumpang tumbuh sebesar 17%. Maskapai ini telah memperkenalkan penerbangan baru ke Newark pada bulan Maret lalu. Dan mereka juga meningkatkan frekuensi penerbangan ke Los Angeles dan Chicago.
Cathay juga menunjukkan bahwa kerusuhan politik cukup mempengaruhi permintaan untuk perjalanan ke negara-negara tertentu di Asia Tenggara. Lalu lintas penumpang untuk kawasan tersebut turun sekitar 0,3% pada periode semester pertama.
Ibukota Thailand Bangkok telah terperosok dalam protes politik pada akhir tahun lalu, dan itu menyebabkan beralihnya kekuasaan menjadi militer pada bulan Mei. Cathay mengatakan mereka telah mengurangi penerbangan ke Bangkok sebagai dampaknya.
Cathay mengatakan biaya bahan bakarnya meningkat sebesar 5% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Biaya bahan bakar ini menyumbang hampir 40% dari seluruh biaya operasi maskapai. “Kami terus meningkatkan efisiensi bahan bakar dengan memodernisasi armada kami. Kami juga fokus pada pengendalian biaya,” kata perusahaan itu.
Maskapai ini menambah lima pesawat baru untuk armadanya pada semester pertama tahun ini, dua dari Boeing yang berbasis di AS dan tiga lagi dari pembuat pesawat Eropa Airbus.
Arum/Journalist/VM/BL