Kantor Pemerintah Ukraina Di duduki Massa

(Business Lounge  – Wolrd News) – Sekitar 200 demonstran pro-Rusia memaksa masuk ke gedung pemerintah di kota industri Donetsk dan mengibarkan bendera Rusia. Mereka pun menuntut dewan setempat menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Para pengunjuk rasa pun menduduki gedung pemerintah di Kharkiv.

Gejolak itu muncul di tengah peringatan Rusia yang beberapa kali terlontar pada Maret lalu mengenai rencana untuk melindungi warganya dari serangan yang diduga berasal dari para nasionalis Ukraina. Menurut Rusia, pemerintah di Kiev tidak sah. Moskow pada Maret lalu bergerak mencaplok semenanjung Crimea. Puluhan ribu tentara Rusia dikerahkan ke perbatasan barat dengan Ukraina, demikian keterangan para pejabat Amerika Serikat dan Ukraina.

Protes pro-Rusia yang meledak di kota-kota sebelah timur Ukraina setelah pelengseran Yanukovych pada akhir Februari lalu mulai mereda. Sementara itu, jumlah demonstran di Donetsk tak lagi sebesar yang ditemui pada unjuk rasa sebelumnya.

Invasi Rusia atas Crimea terjadi setelah sekelompok pasukan bersenjata menduduki gedung parlemen setempat. Sebagaimana Crimea, mayoritas penduduk di wilayah timur Ukraina adalah penutur bahasa Rusia. Namun, menurut sejumlah survei, kurang dari setengah penduduk ingin bergabung dengan Rusia.

Pemerintah Ukraina menuding Rusia dan Yanukovych telah membayar para demonstran untuk meningkatkan protes. Pelaksana jabatan presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov membatalkan kunjungan ke Lithuania dan meminta para pejabat tinggi urusan keamanan untuk bertemu di Kiev.

Pihak kepolisian telah mengadopsi taktif pasif dalam beberapa pekan belakangan untuk menghindari pecahnya kekerasan. Para pengunjuk rasa dibiarkan memasuki gedung milik pemerintah dan keluar setelahnya. Menurut Avakov, posisi pasif itu akan terus berlangsung. “Namun, tak berarti tindakan melawan hukum akan didiamkan.”

Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Foto: Antara