Moody’s memangkas rating kredit milik Sony menjadi “Junk” atau sampah pada hari Senin kemarin. Terkait dengan hal tersebut, raksasa elektronik Jepang ini pun memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan untuk memperbaiki neraca keuangannya yang dianggap babak belur.
Lembaga pemeringkat internasional ini tercatat menurunkan rating kredit Sony dari Baa3 menjadi Ba1 seperti yang dilansir Japan Today. Berarti, kredit Sony saat ini sudah di bawah investment grade, dan akan mengancam rencana Sony untuk meningkatkan biaya pinjaman.
Bagi Moody’s Sony memang telah membuat kemajuan dalam hal restrukturisasi dan peningkatan manfaat keuntungan di beberapa segmen usaha. Tetapi perusahaan ini masih menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan menstabilkan keseluruhan profitabilitas.
Perhatian utama yang dihadapi Sony adalah perkembangan bisnis TV dan PC-nya. Kedua lini bisnis tersebut saat ini harus menghadapi persaingan global yang ketat, perubahan teknologi yang cepat, dan usangnya produk.
Tidak hanya Sony, penurunan laba juga sudah memukul beberapa raksasa elektronik Jepang lain termasuk pesaing Sony seperti Sharp dan Panasonic. Kedua perusahaan saat ini terus mengalami penurunan laba karena ketatnya persaingan antar produsen.
Meskipun begitu, melemahnya yen akhir-akhir ini berhasil membantu perusahaan Jepang untuk meningkatkan profitabilitas mereka.
Menurut pendapat Moody’s, profitabilitas Sony kemungkinan akan tetap lemah dan mudah menghilang. Seperti yang kita perkirakan, sebagian besar lini bisnis elektronik Sony seperti TV, ponsel, kamera digital, komputer PC, dan laptop terus mengalami penurunan laba yang signifikan.
Moody menambahkan, penjualan konsol game populer terbaru Sony yaitu PlayStation 4, kemungkinan dapat membantu pertumbuhan laba Sony pada unit videogame.
Tetapi, Moody tetap memperingatkan bahwa profitabilitas Sony kemungkinan besar tidak akan meningkat pada level tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
(ja/JA/bl-japantoday)
Pic: japantimes