Malaysia Tawarkan Pemotongan Pajak Untuk Investasi Mobil Ramah Lingkungan

Malaysia meluncurkan kebijakan baru di sektor otomotif  Senin kemarin (20/01) , di mana negara tersebut memberikan kemudahan pagi produsen otomotif luar negeri untuk berinvestasi produksi mobil hemat energi seperti yang sudah dilakukan oleh negara tetangganya seperti Thailand dan Indonesia. Selain itu pemerintah juga menawarkan menawarkan insentif berupa pemotongan pajak dan lainnya untuk memproduksi kendaraan ‘green car’.

Seperti yang dilansir Japan Today, Menteri Perdagangan Malaysia Mustapa Mohamad mengatakan peraturan memproduksi mobil baru akan diberikan  untuk produsen mobil yang akan memproduksi green car.

Perubahan peraturan ini dibuat untuk merespons kebijakan pemerintah yang sebelumnya hanya mengeluarkan lisensi manufaktur baru untuk produsen kendaraan dengan ukuran mesin 1,8 liter ke atas untuk melindungi pasar produsen mobil nasional Proton dan Perodua.

Kebijakan baru ini bertujuan untuk meningkatkan total produksi industri menjadi 1,25 juta kendaraan dan ekspor 250.000 kendaraan pada tahun 2020. Tahun lalu, produksi kendaraan Malaysia mencapai sekitar 570.000 kendaraan dan ekspor sebesar 20.000. Jumlah itu masih kecil dibandingkan Thailand yang membuat lebih dari 2 juta kendaraan per tahun dan Indonesia yang produksi kendaraan tahunannya melebihi angka 1 juta unit.

Menurut Mustapa, kebijakan ini juga bertujuan untuk menggandakan nilai ekspor autoparts dan komponen mobil menjadi MYR 10 miliar (USD 3 miliar) pada tahun 2020.

Malaysia  ingin mempromosikan industri otomotif dalam negeri yang kompetitif dan berkelanjutan. Tujuan yang paling penting adalah untuk membuat Malaysia menjadi pusat auto regional untuk kendaraan hemat energi, termasuk produksi kendaraan hibrida dan kendaraan listrik.

Malaysia sedang mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan negara-negara tetangganya. Thailand saat ini memimpin program produksi Eco Car yang sudah diluncurkan lima tahun lalu, sementara Indonesia memperkenalkan produksi Green Car sejak tahun lalu. Kedua negara itu berfokus pada kendaraan kecil dan irit bahan bakar.

Mustapa mengatakan insentif ini termasuk penawaran pemotongan pajak dan hibah kepada produsen yang akan melakukan investasi di Malaysia. Nantinya, juga akan diberikan dana lebih dari MYR 2 miliar (USD 603 juta) dalam bentuk pinjaman lunak yang akan ditawarkan untuk mempromosikan pengembangan kendaraan hemat energi.

Dia mengatakan tidak akan ada batas kepemilikan usaha asing dalam program green car ini. Mustapa mengatakan, beberapa model mobil yang diproduksi oleh Perodua, Honda, dan Mazda telah memenuhi standar efisiensi bahan bakar untuk memenuhi syarat sebagai kendaraan hemat energi. Bahkan, baru-baru ini perusahaan-perusahaan itu mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi mobil mereka.

Malaysia dulunya adalah pasar mobil penumpang top di Asia Tenggara, namun kalah dari Thailand tahun yang lalu karena kebijakan perlindungan produsen mobil dalam negeri. Pajak impor memang sudah turun karena ada pakta perdagangan bebas di wilayah Asia Tenggara. Namun Malaysia masih memberlakukan cukai hingga 105 persen sehingga membuat harga mobil asing tetap tinggi.

Sebagai informasi pemerintah Malaysia berhasil mengumpulkan dana hingga MYR 9,83 miliar (USD 3 miliar) dari penerimaan pajak industri otomotif tahun 2013 lalu, dengan penerimaan cukai hingga 75 persen dari total penerimaan pajak. Secara total, industri otomotif menyumbang sekitar 3,4 persen dari total produk nasional bruto (GDP).

Karena defisit anggaran pemerintah yang masih cukup tinggi, Mustapa mengatakan telah mengesampingkan langkah pemotong cukai. Tetapi ia menjelaskan pemerintah siap membuka kemungkinan pengurangan cukai secara bertahap jika situasi fiskal sudah membaik. Dengan adanya perubahan kebijakan ini, tentunya akan membawa lebih banyak kompetisi bagi produsen mobil nasional Malaysia seperti Proton untuk menguasai pasar otomotif negara tersebut.

Proton sendiri memang harus berpikir keras untuk merespons kebijakan baru ini. Sebab, sebelum ada kebijakan ini, pangsa pasar perusahaan itu sudah jatuh sekitar 30 persen dalam waktu kurang dari 10 tahun akibat ketatnya persaingan antar produsen.

(ra/IC/bl-vbn)

pic:news.cn

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x