“Kalau ingin lebih dari yang lain, kita harus punya kelebihan. Dan kalau mau sukses, kelebihan yang ada pada kita harus diangkat dan ditonjolkan,” ujar Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta saat membagikan pandangan dan pengalamannya dalam mencapai sukses.
Jokowi, demikian panggilan akrabnya menjelaskan, untuk meraih sukses memang melelahkan namun di sinilah penting sekali bagi siapa saja yang memang ingin benar-benar mencapai sukses dibutuhkan adanya semangat juang yang tinggi.
Menengok sekilas sejarahnya, Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan.
Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12.
Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Walikota Solo saat harus menertibkan pemukiman warga.
Jokowi menjabat Walikota Solo selama dua periode, 2005-2010 dan 2010-2015. Namun demikian baru 2 tahun menjalani periode keduanya, ia mendapat amanat dari warga Jakarta untuk memimpin Ibukota Negara.
Salah satu penghargaan terbaik yang pernah diterimanya antara lain, pada bulan Januari 2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke-3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya.
Pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 tersebut merupakan gubernur ke-17 yang memimpin Ibu Kota Indonesia.
Lalu bagaimana pandangan dan pengalaman selengkapnya dari orang nomor satu di Jakarta tersebut mengenai semangat juangnya dalam mencapai sukses?.
Saksikan tayangan berikut ini yang terangkum dalam program “Tea Break-Management Tips” :
(Nemi/RL/BL)