(Business Lounge – Business Today) – Negara-negara emerging market di Asia makin dilanda kepanikan setelah cadangan devisa di negara-negara tersebut mengalami penurunan tajam (25/08). Cadangan devisa dari negara-negara Asia terkuras setelah mereka berusaha untuk menahan laju penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri sementara para investor melakukan penarikan dana besar-besaran dari portofolio investasi di dalam negeri.
Enam dari 10 bank sentral dengan nilai cadangan devisa terbesar di Asia telah mengalami penurunan tajam tahun 2013 ini, dipimpin oleh Indonesia yang mengalami penurunan paling besar yaitu mencapai 18 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dollar di tahun 2013 ini telah mengalami penurunan sebesar 12.6 persen dan mencapai posisi paling rendah dalam lebih dari 4 tahun belakangan akibat penarikan dana besar-besaran yang dilakukan oleh para investor.
Bank Indonesia menurunkan cadangan devisanya mencapai nyaris level paling rendah dalam tiga tahun belakangan di bulan Juli, yaitu di posisi 92.7 miliar dollar. Sementara itu bank sentral India mengalami penurunan cadangan devisa sebesar 4 persen tahun ini. Penurunan cadangan devisa terjadi karena kedua bank sentral tersebut melakukan penjualan dollar guna meredam penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri.
Sementara itu China yang memiliki cadangan devisa terbesar di Asia tampak masih mengalami kenaikan tahun ini. Akan tetapi kenaikan cadangan devisa China tersebut merupakan yang paling kecil sejak tahun 2000 lalu. Kenaikan cadangan devisa China hanya mengalami peningkatan sebesar 2.4 persen menjadi 6.5 triliun dollar.
Pemerintah Luncurkan 4 Paket Kebijakan Penyelamatan Ekonomi Nasional
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa di kantor Presiden hari Jumat lalu usai sidang kabinet terbatas yang juga dihadiri perwakilan dunia usaha, menyampaikan empat paket kebijakan penyelamatan ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, akibat perlemahan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG).
1. Pemerintah akan mendorong ekspor dengan memberikan additional deduction tax untuk sektor padat karya yg memiliki ekspor minimal 30 persen dari total produksi.
2. Menurunkan impor migas dengan meningkatkan porsi penggunaan biodiesel dalam porsi solar, sehingga akan mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor. Pemerintah akan memberikan insentif dengan tetap membuktikan bahwa fiskal defisit berada pada kisaran 2,38 persen.
3. Menetapkan pengenaan pajak barang mewah yang berasal dari impor seperti mobil cbu, branded product, yang sekarang berkisar sudah 75 persen akan menjadi 125 persen hingga 150 persen. Kemudian perbaikan ekspor mineral dengan memberikan relaksasi prosedur yang terkait dengan quota.
4. Terkait dengan percepatan investasi. Pemerintah berupaya menyederhanakan perizinan dengan mengefektifkan fungsi pelayanan satu pintu dan menyederhanakan jenis-jenis perizinan yang menyangkut kegiatan investasi.
Di samping empat kebijakan tersebut, pemerintah juga telah memberi ijin bagi BUMN yang menjual saham di bursa untuk melakukan buyback guna menjaga agar harga sahamnya tidak makin anjlok.
Irene Cheung, strategist di ANZ Singapura menyatkan bahwa untuk menghadang laju pelemahan rupiah saat ini Bank Indonesia harus mengambil langkah drastis untuk memperketat moneter dan menurunkan likuiditas. Menurutnya setidaknya Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps lagi.
(IA/IC/BL-VBN)

