(Business Lounge – Sales & Marketing) – Melihat buying behaviour di Indonesia, masyarakat belum terbiasa untuk belanja online . Komputer serta credit card masih merupakan bagian golongan menengah ke atas. Hal ini membuat masyarakat lebih menyukai berbelanja/membeli buku ataupun barang-barang lain di toko-toko tradisional. Demikian juga infrastruktur yang ada di Indonesia belumlah mendukung untuk berlangsungnya suatu transaksi yang aman bagi model bisnis online.
Tidak seperti di luarnegeri di mana barang dapat dikirimkan lewat pos dengan aman , tanpa rasa takut bahwa barang tersebut tidak hilang ataupun rusak dan sampai ke tangan pembeli dengan kondisi terjamin bahkan pemerintah pun mendukung dengan tidak mengenakan tax atas barang-barang yang dikirim via pos – contohnya Amerika. Juga orang dapat bertransaksi dengan aman menggunakan credit card tanpa takut adanya hickers, karena kesadaran hukum masyarakat Amerika lebih baik daripada di Indonesia.
Sementara di Indonesia, kita berpikir dua kali untuk membeli barang on line, karena banyaknya kasus penipuan, di mana uang sudah ditransfer tetapi barang tidak dikirim karena perusahaannya tidak benar-benar ada, kita harus benar-benar yakin bahwa perusahaannya real (di sini credibility brand/nama besar perusahaan sangat dipertimbangkan) dan kasus hickers yang terjadi, yaitu pembajakan no. account credit card.
Sejauh ini masyarakat masih lebih suka membeli buku, stationeri ataupun barang –barang yang lain di toko-toko tradisional dengan alasan sebagai berikut:
a. Toko-toko tradisional banyak yang berlokasi di mall ataupun tokonya dibuat bernilai hiburan seperti Gramedia Matraman, Gunung Agung Kwitang sehingga orang tidak hanya sekedar membeli buku tapi juga cuci mata.
b. Buying behaviour masyarakat Indonesia lebih senang untuk membaca buku terlebih dahulu di toko-toko buku sebelum pada akhirnya memutuskan untuk membeli. Bahkan tidak jarang yang tidak membeli pada akhirnya, hanya ‘numpang’ baca. Sementara pada online bookstore, kita hanya dapat membaca sedikit cuplikan/resensi/preferensi/informasi atas buku/barang lainnya.
c. Toko buku yang berlokasi di Mall juga bisa mendapatkan pembeli yang awalnya hanya iseng-iseng melihat, lalu tertarik untuk membeli barang yang di display, sementara orang yang mulai memanfaatkan model bisnis online biasanya adalah orang yang benar-benar membutuhkan buku-buku tertentu dan mencari topik-topik yang dibutuhkan (seperti dosen, mahasiswa, para professional) yang mungkin belum dapat ditemukan di toko tradisional.
d. Ada kategori barang (di luar buku, CD) yang perlu dilihat secara langsung untuk mengetahui kualitasnya, misalnya jam tangan, pakaian.
e. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli online dari online bookstore luarnegeri pada akhirnya jauh lebih tinggi daripada toko tradisional dalam negeri karena masih harus ditambah dengan ongkos kirim (dalam US$) dan masih dikenakan bea masuk lagi.
Sementara keuntungan yang diperoleh melalui belanja on line antara lain adalah :
a. Tidak perlu pergi / keluar rumah untuk mendapatkan yang dicari
b. Biasanya toko buku on line lebih lengkap, kita bisa mencari berdasarkan topik, pengarang, penerbit dsb. Jika Gramedia dibandingkan dengan Amazon .com, maka banyak buku terbaru yang belum ada di Gramedia, dapat diperoleh di Amazon.com.
c. Orang dapat menjual kembali barang yang tidak diinginkan melalui situs yang sama, atau bahkan mengembalikannya jika ada kerusakan seperti yang dijamin oleh Amazon. com
d. Situs –situs yang menarik membuat orang tertarik untuk membeli atau bahkan cenderung menjadi konsumerisme,jika sudah terbiasa dengan online system.
(VP/IC/BL)