(Business Lounge – Finance) – Ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan kurang dari 6 persen pada kuartal kedua lalu (02/08). Perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga di bawah level 6 persen meningkatkan risiko terhadap ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut seiring dengan melambatnya investasi, peningkatan inflasi dan depresiasi mata uang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua lalu berada di level 5.81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka 5.81 persen tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama lalu yang berada di level 6.02 persen. Para ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua akan berada di level 5.9 persen. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua lalu berada di level 2.61 persen dibandingkan dengan kuartal pertama.
Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada bulan Juni dan Juli lalu untuk mendorong mata uang dalam negeri yang sedang melambat dan menahan laju inflasi setelah pemerintah menaikkan harga jual BBM dalam negeri.
Tingkat inflasi di bulan Juli lalu berada di level 8.61 persen dari tahun sebelumnya. Inflasi membengkak setelah di bulan Juni lalu berada di level 5.9 persen.
Bank Indonesia tampaknya masih akan mempertahankan kebijakan moneter ketat meskipun kondisi ekonomi tampak kurang baik. Saat ini bank sentral lebih mengutamakan untuk menstabilkan inflasi sehingga kebijakan yang diambil adalah pengetatan moneter.
Bank sentral telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2013 ini menjadi 5.8 hingga 6.2 persen dari proyeksi sebelumnya yang berada di level 6.6 persen. Bank Dunia juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5.9 persen dari proyeksi sebelumnya di 6.2 persen.
(IA/IC/BL-VBN)