(The Manager’s Lounge – HR) Perusahaan seringkali menyatakan bahwa karyawan adalah sumber terbesar dari keunggulan kompetitif mereka. Namun nyatanya, sebagian besar dari mereka kurang siap dalam menemukan, memotivasi maupun mempertahankan karyawan yang mempunyai kapabilitas. Ini adalah hasil dari survey McKinsey yang dilakukan baru-baru ini.
Survei McKinsey menunjukkan bahwa para eksekutif senior menyadari bahwa mereka kurang menaruh perhatian yang cukup kepada isu ini. Dari 98 orang pemimpin bisnis maupun HR di 46 organisasi, beberapa hambatan terbesar mereka dalam talent management yang baik adalah sebagai berikut: 1) Manajer senior kurang memberi waktu yang cukup dalam melakukan talent management; 2) organisasi tidak mendorong kolaborasi yang konstruktif dan pembagian sumber daya; dan 3) Manajer lini kurang berkomitmen terhadap perkembangan kapabilitas dan karir karyawan.
Para professional HR di negara berkembang seperti Cina, Hungaria, India dan Malaysia mengungkapkan bahwa para kandidat memiliki kesesuaian yang bermacam-macam. Beberapa masalah yang sering ditemui antara lain adalah: skill berbahasa Inggris yang kurang, kualifikasi pendidikan yang meragukan, dan masalah cultural seperti kurangnya pengalaman bekerja dalam tim dan enggan mengambil inisiatif kepemimpinan.
Tantangan demografis juga dating dari generasi Y, yang dikatakan bahwa pekerja ini menuntut fleksibilitas, pekerjaan yang bermakna, kebebasan professional, reward lebih tinggi, dan kehidupan lebih baik. Mereka melihat karir sebagai satu seri dalam 2-3 tahun kemudian mereka siap untuk pindah pekerjaan, sehingga perusahaan menghadapi risiko besar jika ekspektasi mereka tidak terpenuhi. Saat ini, di AS, generasi Y merupakan 12% dari angkatan kerja disana, dan lebih sulit untuk diatur daripada pendahulunya.
Tantangan lainnya adalah globalisasi. Untuk bisa sukses di negara seperti Brazil, Cina, India, dan Rusia, maka perusahaan harus punya karyawan yang bersedia untuk bekerja di luar negeri. Orang local dengan mind-set internasional juga tentunya penting, untuk memahami konsumen dan bisnis local.
Kemudian para knowledge worker, tentunya punya tuntutan yang berbeda dengan lainnya. Knowledge worker berbeda karena mereka menghasilkan laba lebih besar dibandingkan dengan karyawan lainnya. Teknologi yang mendukung pekerjaan mereka juga menciptakan cara yang lebih cepat dalam berbagi informasi, sehingga menghasilkan permintaan yang lebih dari para pekerja ini.
Hal-hal diatas adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh para praktisi HR saat ini. Selanjutnya mengenai talent management akan dikupas pada artikel selanjutnya. (Sumber: McKinsey Quarterly/RP)
pic : www.mysteryapplicant.com
(Vibiz Consulting/SK/TML)