Varian Baru NeoCoV? Ngapain Takut!

(Business Lounge Journal – Medicine)

SARS-COV2 atau yang dinamakan juga COVID-19, telah membuat banyak orang hidup dalam ketakutan. Terlebih dengan munculnya mutasi dari COVID-19, mulai dari Alfa hingga Omikron. Virus yang pertama kali merebak di China pada tahun 2019 ini menyebabkan dunia melambat selama dua tahun terakhir dan banyak orang telah hidup dalam kekuatiran yang justru lebih mematikan dibandingkan virus itu sendiri. Dalam perjalanan penulis ke Amerika pada musim gugur 2021 kemarin, masyarakat Amerika kebanyakan menunjukkan sikap tidak takut pada COVID-19, padahal angka COVID-19 di sana sangat tinggi selama pandemi ini. Ketakutan itu sendiri bagaikan virus yang sangat mudah menyebar melalui berita-berita di berbagai media maupun sosial media.

Baru-baru ini berbagai media kembali mengabarkan kehadiran NeoCov yang dirilis oleh ilmuwan China sebagai varian COVID baru dan dikatakan menimbulkan keparahan yang mengkuatirkan. Padahal NeoCoV BUKAN varian baru dari coronavirus yang menyebabkan Covid-19. Mari lihat apa sebenarnya Neo-CoV.

NeoCoV adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada varian virus yang kemungkinan merupakan varian MERS-CoV dan bukan SARS-CoV2. MERS-CoV memang adalah keluarga coronavirus yang lebih besar dan merupakan salah satu dari tujuh coronavirus yang diketahui dapat menginfeksi manusia. Dalam sejarahnya MERS-CoV menyebabkan wabah besar di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan selama tahun 2010-an. Namun tidak perlu kuatir. Mengapa?

NeoCoV, sejauh ini hanya ditemukan pada kelelawar, yang hanya dapat menginfeksi manusia jika mengalami jenis mutasi tertentu dan perlu lebih banyak lagi tinjauan para ahli terhadap penelitian laboratorium untuk menganalisis berbagai hipotesis terhadap temuan ini. Studi para peneliti China, berjudul “Kerabat dekat MERS-CoV pada kelelawar menggunakan ACE2 sebagai reseptor fungsional mereka”, diterbitkan dalam jurnal pra-cetak bioRxiv pada 25 Januari. Studi China ini adalah pra-cetak dan belum tunduk pada peer review, yang merupakan proses ilmiah yang ketat dan yang harus digunakan untuk memverifikasi studi dan temuan mereka.

Ringkasan dari abstrak studi mereka adalah sebagai berikut:
1. NeoCoV adalah kerabat MERS-CoV terdekat yang pernah ditemukan dan ditemukan pada kelelawar

2. NeoCoV dapat secara efisien menggunakan beberapa jenis kelelawar ACE2 (sejenis sel yang dalam biologi disebut reseptor) untuk menyebabkan infeksi

3. NeoCoV dapat menginfeksi sel ACE2 manusia jika terjadi mutasi T510F

Namun, gagasan bahwa NeoCoV mungkin dapat menginfeksi manusia tentu belum terbukti dan memerlukan lebih banyak lagi data. Hal ini tentunya tidak dapat dijadikan berita yang menghebohkan dan menimbulkan kekuatiran masyarakat.