The Gentlemen’s Armory Part 1: An Introduction

Cover_Gent-Armory-White (2) (Business Lounge – Special Report)

WHY YOU SHOULD WEAR A TAILORED-JACKET?

“The armor to survive the reality of daily life” ~Mr. Bill Cunningham~

Populer di dunia korporat, suit/setelan jas adalah simbol dari profesionalisme. Namun, kami ingin mengatakan bahwa suit bukanlah sekedar simbol dari profesionalisme, suit itulah profesionalisme! Suit adalah representasi dari power, kekuatan, kuasa dan dominasi. Bagi pria, dengan memakai suit, berarti sama dengan mentransformasi diri sendiri. Suit is power. Sehingga dalam perkembangannya, kaum perempuan juga mulai mengadopsi jas dan blazer sebagai sebuah simbol emansipasi.

Namun tentunya, sebagai seorang pengusaha terkadang Anda ingin tampil lebih santai, namun tetap professional. Anda mungkin berencana menghadiri weekend meeting di restoran Skye minggu depan, atau Anda berencana untuk lebih terlihat friendly dan supportive, sehingga tidak terlalu terkesan “mengintimidasi” anak buah Anda dengan jas biru gelap. Di dunia dengan penampilan akan mempengaruhi bagaimana orang menilai Anda maka Anda akan merasa beruntung dengan adanya jacket dan blazer.

What is Jacket?

Jacket dan blazer (sport jacket) (untuk membedakannya dengan stelan suit/jas) adalah jenis pakaian yang merupakan inti dari tailoring tradisional. Jacket datang dengan berbagai rupa dan fungsi, mulai dari formal sampai ke kasual. Jacket juga sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial seseorang apalagi ketika keberhasilan sangat ditentukan oleh penampilan. Dalam artikel singkat ini, kami ingin menjelaskan secara umum mengapa sepotong blazer wajib Anda miliki sebagai pakaian sehari-hari.

Asal Muasal Jacket

Pola dan desain jacket mulai dikembangkan di era abad ke-18, ke era industri, sampai zaman sekarang. Jacket dibuat secara tradisional oleh tailor. Dalam perkembangannya, fungsi jacket kian beragam, mulai dari olahraga, militer, masyarakat umum, dan acara spesial (ball or gala dinner). Lahirlah juga varian design jaket antara lain ‘single breasted’ dan ‘double breasted (kancing rangkap)’, juga varian jumlah kancing antara lain ‘single button’, ‘two button’, ‘three roll two’, atau ‘three button’

brummell

(Beau Brummell, Regency Era England. Caricature by Richard Dighton, 1805 )

Seiring waktu berlalu, Blazer/Jacket menjadi bahan dasar pakaian pria yang kini sudah banyak digunakan dan diintepretasikan oleh banyak desainer sebagai basic dari pakain pria. Jacket sendiri adalah sesuatu yang klasik dan abadi; bukan produk dari arus fashion yang mungkin akan hilang oleh tren atau waktu (walau mungkin modifikasi dari designer tertentu dapat memasuki ranah fashion). Tren demi tren berlalu namun bentuk sebuah blazer/jacket tidak terlalu jauh berbeda dari desain dan fungsi awalnya. Misalnya, jacket jenis sport coat banyak mengambil detail dari fungsi awalnya yaitu ‘hunting jacket’ atau jaket berburu. Sedangkan blazer “navy blazer” dengan kancing rangkap berawal dari seragam atau angkatan laut yang lalu kemudian diadopsikan menjadi pakaian umum untuk masyarakat.

EPSON scanner image

1920sPeacoatinGroup

1. Norfolk/ hunting jackets. Format empat kancing pada perkembangannya menjadi 2 atau 3 kancing pada jacket dan jas modern. 2. Coat militer Perang Dunia Pertama dengan kancing rangkap

Keunggulan Desain Sebuah Jaket 1. Keunggulan Bentuk Allan Flusser, pengarang “Dressing the Man“, membahas dengan detil segala yang berhubungan dengan rupa, bentuk, dan proporsi suit dan jaket. Kesimpulan dari artikel tersebut menyatakan bahwa mengenakan blazer sangatlah mempengaruhi siluet tubuh manusia. Dalam desain sebuah jaket, bisa didapati elemen antara lain:

  • Bagian kerah (lapel) menambah impresi volume di sekitar daerah dada, agar mampu menimbulkan aksen “V” yang membuat torso badan pria lebih maskulin dan powerful.
  • Memberikan efek visual terhadap tubuh pemakainya, seperti; pinggang lebih langsing atau tubuh nampak lebih panjang/tinggi.

Jacket juga datang dengan berbagai ragam bahan seperti corduroy, tweed, wool, linen, dan lain-lain. Desain dan fungsi jacket inilah yang kemudian berevolusi menjadi blazer/jacket yang kita kenal sekarang dan memainkan peranan penting dalam fashion untuk pria masa kini.

diagram copy(Kiri- tidak diketahui, kanan- Duke of Windsor. Garis ditambahkan oleh penulis)

Desain jaket yang baik pun akan nyaman dipakai. Memang tidak akan seleluasa memakai kemeja atau kaos, tetapi nyaman atau tidaknya pakaian, tidak melulu tergantung faktor “leluasa atau tidak”. Jacket dengan fit yang sempurna akan menyelimuti atau menyangga postur badan di bagian leher, bahu, dan dada, hingga akan mampu bergerak bersama tubuh; tidak semata-mata “bersandar” pada badan.

2. Keunggulan Bahan Pemakaian jacket juga membuka gerbang pada banyak pilihan bahan-bahan yang baik. Bahan yang paling lazim adalah wool, mulai dari yang tebal, hingga yang renggang dan tipis serta tidak menimbulkan panas, cocok untuk iklim tropis. Wool memiliki fungsi, antara lain menjaga suhu tubuh, melindungi dari cuaca dan partikel, namun tetap kuat dan elastis, sehingga bisa bergerak leluasa tanpa takut kehilangan bentuk (melar).

Kekurangan dari wool adalah, jika bersentuhan langsung dengan kulit, akan terasa tidak nyaman, karena itulah kita terbiasa memakai lapis dalam yaitu kemeja atau kaos. Selain wool, bahan seperti linen, katun dan sutra pun memiliki properti-properti masing-masing yang cocok dalam bentuk jacket.

Problematika utama untuk iklim tropis adalah panas dan lembab, namun pemilihan bahan yang tepat dapat membuat jacket menjadi nyaman dipakai. Pilihan seperti open weave wool, katun dan linen sejuk dipakai karena bisa menjaga sirkulasi udara dengan baik sambil menjaga pemakainya dari sengatan sinar matahari/UV ray. Melindungi kulit dari sinar matahari juga membantu menurunkan suhu badan terbukti dari pakaian tradisional orang timur tengah yang menutupi seluruh tubuh. Blazer dengan konstruksi ringan dengan penggunaan material yang cocok dengan iklim lokal akan membuat badan kita merasa nyaman sambil mempertahankan penampilan yang sempurna.

IMG_0436

(Kain yang cocok untuk udara panas. (foto dari thefineyounggentleman.com)

Jacket dan Kebutuhan Sosial di Masa Kini

Setelah semua pembahasan di atas, pertanyaannya adalah: blazer atau jacket seperti apa yang cocok untuk kebutuhan modern? Saat ini, salah satu kiblat dunia tailoring untuk desain jacket atau jas yang bisa digunakan untuk udara hangat adalah kota Napoli di Italia. Iklim di sekitar Mediterania yang cukup hangat mendorong para tailor di Napoli untuk melahirkan blazer yang ringan dan halus tetapi tetap berbentuk. Garmen ini memiliki sedikit padding di area bahu yang di-design untuk mengikuti postur badan yang akan membuat pemakainnya lebih nyaman dan relax.

italianshoulder

(atas – ilustrasi soft, light blazer.
bawah- perbandingan bahu jas natural (kiri) dengan yang lebih berstruktur (kanan))

Blazer/jacket semacam ini merupakan hasil evolusi yang dapat dipakai oleh pria modern. Ia dapat dengan mudah dipadukan dengan berbagai opsi: baju button down oxford, kaus polos, celana chinos,linen, wool, ataupun denim. Seperti gambar dibawah:

ARCHIEMAN

Pria masa kini hidup di era globalisasi dengan berbagai budaya, produk, pemikiran, dan waktu berintegrasi sehingga kebutuhan pakaian baik pribadi atau pekerjaan adalah sesuatu yang mutlak. Apalagi jika Anda seorang profesional, pastilah Anda harus membawa image profesional tersebut dalam situasi apapun.

Dengan semua penjabaran di atas, kami mengajukan sebuah gagasan bahwa jacket yang telah di-update dalam bentuk baru ini adalah garmen yang sesuai untuk pria modern. Ini adalah garmen yang memiliki akar sejarah yang kuat, yang telah mengalami evolusi menjadi bentuk yang sempurna, yang selain mampu menampilkan professionalitas, juga mengekspresikan tingkat kepercayaan diri dan daya tarik individual.

Inigo A/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana

Artikel ini hasil kerjasama dengan Archie Jakarta, www.archiestore.com