(Business Lounge Journal – Human Resources)
Perusahaan konsultan global Mercer baru saja merilis hasil survei terbarunya mengenai proyeksi kenaikan gaji di Amerika untuk tahun 2026, yang diperkirakan berada di kisaran 3,5% secara rata-rata. Angka ini sejalan dengan laporan dari lembaga lain seperti WorldatWork, WTW, Gallagher, Payscale, dan Conference Board, yang seluruhnya merilis prediksi dalam rentang perbedaan tipis — hanya 0,3 poin persentase.
Tren Kenaikan Gaji: Stabil, Tapi Hati-hati
Untuk konteks, tahun 2025 rata-rata kenaikan gaji aktual juga berada di angka 3,5–3,6%. Artinya, meskipun kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, perusahaan tampaknya memilih mempertahankan alokasi anggaran gaji dalam tren stabil.
Beberapa temuan penting dari survei Mercer (dengan responden 1.157 pemimpin kompensasi di AS) antara lain:
- 88% responden menyebut proyeksi mereka untuk 2026 masih bersifat preliminary, namun mayoritas yakin tidak akan jauh berbeda dengan realisasi 2025.
- Faktor ekonomi global seperti inflasi, tarif perdagangan, dan tingkat pengangguran menjadi pertimbangan utama. Sebanyak 66% responden menilai faktor-faktor tersebut akan memengaruhi keputusan gaji.
Lalu bagaimana dengan negara lain?
Data terkini menunjukkan bahwa kenaikan upah pada berbagai negara maupun kawasan diproyeksikan tetap stabil, meski banyak organisasi berhati-hati dalam merancang anggaran gaji karena kondisi ekonomi global masih penuh tantangan seperti inflasi, ketidakpastian pasar, dan tekanan biaya operasional.
Beberapa poin penting berdasarkan riset di kawasan Asia Pasifik dan khususnya Indonesia:
| Kawasan / Negara | Kenaikan Tahun Sebelumnya / Aktual | Proyeksi Kenaikan Upah/Anggaran Tahun Berikutnya (WTW) | Catatan Tambahan |
|---|---|---|---|
| Asia Pasifik (Rata-rata) | ~ 5,1% untuk 2025 | ~ 5,2% untuk 2026 | Kenaikan tipis, menunjukkan stabilitas; organisasi makin strategis dalam alokasi anggaran gaji. |
| Indonesia | ~ 6,0% aktual di 2025 | ~ 6,1% untuk 2026 proyeksi | Industri seperti consumer goods & pertambangan sedikit lebih optimis; sektor high-tech sedikit lebih konservatif. |
| Vietnam | ~ 7,0% aktual | ~ 7,0% proyeksi 2026 | Salah satu yang tertinggi di APAC. |
Untuk konteks global dan kawasan Asia Pasifik, rata-rata anggaran kenaikan gaji (salary increase budgets) untuk 2026 diperkirakan berada di kisaran 5,2% di APAC, sedikit naik dari 5,1% pada 2025 — menunjukkan tren stabil namun berhati-hati. Di Indonesia, kenaikan gaji rata-rata aktual di 2025 tercatat sekitar 6,0%, dan proyeksi untuk 2026 berada di angka 6,1%.
Organisasi di seluruh kawasan menyebut bahwa faktor-faktor seperti inflasi, tarif perdagangan, dan kondisi ekonomi global menjadi pertimbangan kuat dalam menetapkan kenaikan gaji. Meski ada optimisme moderat, banyak perusahaan tidak mau mengambil risiko overcommitment karena kemungkinan tekanan biaya yang meningkat.”
Prioritas HR dan Total Rewards
Selain proyeksi angka kenaikan, Mercer juga menyoroti prioritas perusahaan dalam mengelola total rewards. Fokus utama tahun 2026 antara lain:
- Salary benchmarking (63%)
- Job architecture effectiveness (49%)
- Komunikasi total rewards ke karyawan (43%)
- Pengembangan SDM dan skill building (35%)
- Assessment kesetaraan gaji (pay equity) (33%)
Menariknya, hiring hanya disebut oleh 17% responden, menandakan perekrutan bukan lagi prioritas utama di tengah fokus efisiensi dan optimalisasi tenaga kerja yang ada.
Transparansi Gaji: Tren yang Menguat
Laporan Mercer juga menemukan peningkatan praktik transparansi gaji. Jika pada 2024 hanya 29% perusahaan yang memasang pay range dalam iklan lowongan, pada 2025 angkanya naik menjadi 36%. Meski demikian, sekitar setengah responden masih hanya memenuhi ketentuan hukum minimum tanpa berencana memperluas keterbukaan lebih jauh.
Promosi dan Kenaikan Terkait Jabatan
Perusahaan memperkirakan sekitar 8,1% karyawan akan dipromosikan pada 2026, turun dari 10% di 2025.
Faktor yang paling memengaruhi besaran kenaikan gaji karena promosi adalah:
- Hubungan antara gaji saat ini dengan market value (91%)
- Kesetaraan internal dengan rekan sejawat (87%)
- Kinerja individu (62%)
Variasi Industri
Perbedaan kenaikan gaji juga terlihat antar industri:
- Energi dan asuransi/re-asuransi: merit increase rata-rata 3,3% (lebih tinggi dari rata-rata nasional).
- Kesehatan, teknologi tinggi, dan ritel: merit increase hanya 3,0% (di bawah rata-rata).
- Perbankan dan jasa keuangan: merit increase 3,1% namun total kenaikan gaji 3,7% (di atas rata-rata).
Data Mercer memang berfokus pada Amerika Serikat, namun tren global ini memberi gambaran bagaimana perusahaan-perusahaan menyiapkan strategi remunerasi. Di Indonesia, laporan serupa dari Willis Towers Watson sebelumnya memperkirakan kenaikan gaji pada 2025 masih berada di kisaran 5–6%, sedikit lebih tinggi dari rata-rata global karena faktor inflasi domestik, dinamika tenaga kerja, serta kebutuhan mempertahankan talenta di sektor-sektor strategis seperti teknologi, keuangan, dan manufaktur.

