(Business Lounge – Global News) Crocs, merek alas kaki asal Amerika Serikat yang dulu sempat dianggap sebagai tren singkat, kini berhasil menemukan cara untuk mengakar kuat di pasar China yang sangat kompetitif. Strategi perusahaan ini tidak hanya soal menjual sandal berbahan resin yang khas, tetapi juga bagaimana memahami selera konsumen lokal dan menggabungkannya dengan kekuatan pemasaran digital yang tepat sasaran.
Menurut laporan The Wall Street Journal, keberhasilan Crocs di China berawal dari pengakuan bahwa pasar mode negara tersebut bergerak dengan dinamika berbeda dibandingkan di Barat. Konsumen China, terutama generasi muda, menaruh perhatian besar pada gaya personalisasi, tren viral, dan identitas komunitas online. Crocs memanfaatkan hal ini dengan meluncurkan koleksi terbatas, kolaborasi dengan brand lokal maupun global, serta memaksimalkan fitur interaktif di platform e-commerce seperti Tmall dan JD.com.
Bloomberg menyoroti bahwa strategi kolaborasi Crocs dengan karakter populer seperti Hello Kitty dan brand streetwear lokal menciptakan daya tarik emosional yang langsung menggaet konsumen muda. Di sisi lain, kehadiran KOL (key opinion leaders) dan influencer TikTok China atau Douyin membantu mengubah Crocs dari sekadar alas kaki fungsional menjadi simbol gaya hidup.
Lebih jauh lagi, Reuters menulis bahwa Crocs juga belajar dari kegagalan awalnya ketika mencoba masuk ke China lebih dari satu dekade lalu. Pada waktu itu, perusahaan lebih banyak mengandalkan strategi pemasaran global yang seragam dan kurang menyesuaikan diri dengan preferensi lokal. Kini, Crocs tidak hanya menjual produk tetapi juga menghadirkan pengalaman, misalnya dengan membuka pop-up store di kota-kota besar dan memberikan ruang bagi konsumen untuk menambahkan Jibbitz charms sebagai bentuk ekspresi diri.
Data penjualan yang dilaporkan perusahaan menunjukkan lonjakan signifikan di pasar Asia, dengan China menjadi salah satu motor pertumbuhan utama. Menurut Financial Times, meski kompetisi di segmen alas kaki kasual sangat ketat dengan merek global dan lokal yang berebut perhatian, Crocs berhasil menonjol karena memosisikan produknya di persimpangan antara kenyamanan, fesyen, dan tren budaya pop.
Keberhasilan Crocs di China juga menjadi studi kasus penting bagi brand asing lain yang ingin masuk ke pasar dengan konsumen paling dinamis di dunia. Strateginya menekankan bahwa adaptasi budaya, kolaborasi kreatif, serta penggunaan teknologi pemasaran digital lokal bisa menjadi pembeda antara kegagalan dan kesuksesan.
Dengan pendekatan ini, Crocs telah membalik persepsi lama: dari produk yang sering jadi bahan lelucon di Barat menjadi fenomena gaya hidup di China, membuktikan bahwa memahami selera lokal adalah kunci untuk menaklukkan pasar global.