(Business Lounge – Human Resources) Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mengambil proyek besar dan kompleks tak lama setelah memasuki pekerjaan baru dapat menjadi faktor penting yang mempercepat promosi. Penelitian yang dilakukan oleh tim akademisi dari Harvard Business School dan University of Minnesota menyoroti bagaimana individu yang langsung mengambil tantangan besar cenderung memperoleh kepercayaan manajer dan organisasi lebih cepat dibandingkan mereka yang memulai dengan tugas rutin.
Sebuah studi akademik dari Carnegie Mellon University dan University of Kentucky menemukan bahwa karyawan yang ditugaskan pada proyek dengan tingkat kompleksitas tinggi sejak awal masa kerja mereka memiliki outcome karier yang jauh lebih baik—termasuk peluang promosi yang lebih cepat, penghargaan moneter lebih tinggi, serta evaluasi supervisor yang lebih positif.
Menurut artikel Forbes, rasa ingin tahu (curiosity) merupakan soft skill utama yang dibidik para pemimpin dalam menilai potensi vokasional pekerja. Mereka yang mampu bertanya kritis—seperti kenapa sesuatu dilakukan, bagaimana prosesnya bisa diperbaiki, serta menyuguhkan solusi bukan sekadar masalah—cenderung dianggap siap naik jabatan.
Temuan ini semakin relevan di era pascapandemi, di mana struktur organisasi dan ekspektasi terhadap karyawan semakin cair. Dalam dunia kerja yang bergerak cepat, kemampuan untuk mengambil risiko di awal karier menjadi pembeda utama antara mereka yang berkembang pesat dan mereka yang berjalan stagnan. Studi tersebut menyaring data dari lebih dari 5.000 karyawan di perusahaan besar, dan menemukan bahwa mereka yang mengerjakan proyek dengan tingkat kompleksitas tinggi dalam enam bulan pertama memiliki peluang dua kali lebih besar untuk dipromosikan dalam dua tahun dibandingkan rekan sejawat mereka.
Para peneliti menyimpulkan bahwa eksposur terhadap masalah yang sulit dan perhatian dari eksekutif senior merupakan kombinasi yang menciptakan momentum karier. Ini terjadi karena proyek besar cenderung mendapat visibilitas internal yang tinggi, memperkenalkan karyawan baru kepada manajemen tingkat atas dan mempercepat proses pembuktian diri. Sebaliknya, karyawan yang menghindari risiko di awal cenderung butuh waktu lebih lama untuk diakui kontribusinya, meskipun performa mereka tetap baik.
Namun, temuan ini juga memunculkan tantangan baru, bagaimana manajer dapat mendeteksi siapa yang siap untuk menerima tanggung jawab besar dalam waktu singkat. Penelitian ini menyarankan bahwa organisasi harus lebih aktif dalam menilai kesiapan mental dan teknis karyawan baru, serta menciptakan sistem pendampingan yang memungkinkan mereka menyelesaikan proyek besar tanpa tersandung. Di sisi lain, karyawan juga disarankan untuk lebih proaktif dalam mencari peluang yang membuat mereka terlihat dan dinilai.
Beberapa eksekutif yang diwawancarai oleh The Wall Street Journal, yang juga melaporkan hasil studi ini, menyatakan bahwa mereka secara tidak sadar memang lebih memperhatikan karyawan baru yang langsung menunjukkan keberanian dan rasa ingin tahu tinggi. Salah satu CEO perusahaan teknologi mengatakan bahwa dirinya pernah memberikan proyek peluncuran produk kepada manajer junior yang baru dua bulan bergabung, dan hasilnya justru memperkuat posisi manajer tersebut dalam organisasi.
Fenomena ini tidak lepas dari budaya kerja modern yang semakin menghargai kecepatan adaptasi dan kemampuan menyelesaikan masalah. Dalam lingkungan yang kompetitif, menonjol sejak awal menjadi keharusan, bukan lagi pilihan. Maka, proyek yang berat justru bisa menjadi jalan pintas untuk menciptakan citra kompeten, berani, dan bisa diandalkan.
Namun begitu, penting bagi karyawan baru untuk mengevaluasi risiko secara bijak. Tidak semua proyek besar cocok untuk semua orang. Mengambil tantangan besar tanpa pemahaman yang cukup atau tanpa dukungan bisa berujung pada kegagalan, dan dalam beberapa kasus justru menghambat pertumbuhan karier. Oleh karena itu, keberanian harus diimbangi dengan strategi, mentor, dan komunikasi yang baik.
Dalam konteks Indonesia, dinamika ini mulai terlihat terutama di sektor teknologi dan startup. Banyak perusahaan rintisan mencari talenta yang bersedia mengambil tanggung jawab besar sejak hari pertama, karena struktur organisasi mereka cenderung ramping dan menuntut inisiatif tinggi dari setiap anggota tim. Dalam wawancara dengan beberapa manajer HR startup lokal, disebutkan bahwa kandidat yang langsung mengusulkan solusi untuk masalah perusahaan saat wawancara atau di minggu pertama kerja seringkali mendapat perhatian lebih dan dipertimbangkan untuk peran strategis lebih awal dari jadwal.
Selain itu, beberapa perusahaan multinasional di Indonesia kini mengadopsi sistem penilaian berkelanjutan sejak onboarding. Dalam sistem ini, karyawan baru diberi proyek jangka pendek namun berdampak tinggi, sebagai semacam uji coba. Mereka yang berhasil menyelesaikan dengan baik biasanya ditarik lebih dekat ke jalur karier cepat, sering kali didampingi oleh mentor senior atau langsung mendapat bimbingan dari manajer lini.
Kondisi ini menandakan bahwa jalan menuju promosi bukan lagi semata tentang pengalaman panjang atau usia kerja, tetapi lebih kepada kualitas kontribusi dan kejelasan dampak sejak awal. Dalam lingkungan kerja yang menuntut efisiensi dan inovasi, karyawan baru yang mampu membuat perbedaan nyata akan lebih cepat mendapatkan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar.
Bagi banyak profesional muda, ini berarti pentingnya untuk menata strategi sejak sebelum hari pertama bekerja. Memahami peta tantangan di perusahaan, mengetahui siapa pengambil keputusan, dan mengidentifikasi proyek mana yang memiliki dampak besar merupakan langkah awal yang krusial. Dengan persiapan tersebut, seorang karyawan baru bisa memposisikan diri bukan sebagai pemula yang menunggu perintah, tetapi sebagai kontributor aktif yang siap menjadi bagian penting dalam pertumbuhan organisasi.
Studi ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana budaya kerja berkembang dan bagaimana cara baru untuk berkembang dalam organisasi modern. Dalam dunia yang semakin menghargai kontribusi nyata dan kecepatan pengaruh, proyek sulit bukan lagi sesuatu yang dihindari oleh karyawan baru, melainkan justru pintu masuk menuju peran lebih tinggi dalam waktu yang lebih cepat.