(Business Lounge – Global News) Kraft Heinz Co., raksasa makanan asal Amerika Serikat, telah mengumumkan komitmen besar untuk menghilangkan seluruh penggunaan pewarna sintetis dari produk-produknya yang dipasarkan di AS paling lambat pada akhir 2027. Langkah ini mencakup merek-merek ikonik seperti Jell-O, Kool-Aid, Crystal Light, Jet‑Puffed marshmallows, serta berbagai makanan ringan dan minuman bubuk yang selama ini populer di kalangan keluarga Amerika.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kraft Heinz dalam merespons permintaan konsumen akan bahan makanan yang lebih alami serta tekanan dari regulator dan kelompok kesehatan masyarakat. Sekitar 90 persen dari seluruh produk Kraft Heinz di Amerika Serikat saat ini telah bebas dari pewarna buatan, dan perusahaan akan menghabiskan waktu dua tahun ke depan untuk menyempurnakan reformulasi produk sisanya.
Dalam pernyataannya, Kraft Heinz menyatakan bahwa perubahan ini tidak akan mempengaruhi rasa atau nilai gizi dari produk-produk tersebut. Namun, konsumen mungkin akan melihat perubahan pada warna atau tampilan beberapa produk, karena pewarna alami seperti bit merah, kunyit, paprika, dan spirulina seringkali memiliki daya tahan yang berbeda terhadap panas, cahaya, dan waktu penyimpanan. Meskipun begitu, perusahaan tetap berkomitmen untuk mempertahankan kualitas produk dan pengalaman konsumen yang sama dengan sebelumnya.
Langkah Kraft Heinz ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik dan tekanan dari regulator terhadap bahan tambahan makanan yang selama ini dianggap kontroversial. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) baru-baru ini memutuskan untuk melarang penggunaan pewarna sintetis Red 3, yang digunakan dalam sejumlah permen dan makanan penutup, karena bukti yang menunjukkan potensi karsinogenik. Selain itu, beberapa negara bagian seperti California telah memberlakukan larangan atau pelabelan khusus terhadap pewarna seperti Red 40, Yellow 5, dan Blue 1.
Kelompok advokasi konsumen dan kesehatan anak-anak telah lama mengkritik penggunaan pewarna sintetis dalam makanan, terutama pada produk yang ditujukan untuk anak-anak. Mereka mengklaim bahwa zat-zat ini dapat memicu hiperaktif, gangguan fokus, dan bahkan gangguan perilaku lainnya. Di Eropa, produk-produk dengan pewarna tertentu wajib menyertakan peringatan khusus di labelnya, sedangkan di Amerika Serikat, pelabelan semacam itu belum menjadi kewajiban nasional. Dalam konteks ini, keputusan Kraft Heinz bisa dianggap sebagai bentuk antisipasi terhadap gelombang regulasi yang kemungkinan akan makin ketat di masa mendatang.
Perubahan ini tidak dilakukan secara terburu-buru. Sejak beberapa tahun terakhir, Kraft Heinz telah mulai mengurangi penggunaan bahan tambahan sintetis secara bertahap. Pada 2016, perusahaan menghapus pewarna buatan dari produk macaroni and cheese mereka setelah kampanye konsumen yang cukup gencar. Produk seperti saus tomat Heinz bahkan sejak awal tidak mengandung pewarna buatan. Dengan langkah terbaru ini, Kraft Heinz memperluas komitmennya secara menyeluruh ke lini produk yang lebih luas.
Namun, transisi ini bukan tanpa tantangan. Pewarna alami memiliki keterbatasan dalam hal kestabilan, ketersediaan pasokan, dan biaya. Warna biru, misalnya, sulit dicapai dari bahan alami dan memerlukan ekstraksi dari sumber seperti spirulina yang mahal dan sensitif terhadap suhu tinggi. Penggunaan bahan-bahan alami ini juga menuntut perubahan dalam proses manufaktur, pengemasan, dan bahkan strategi logistik. Kraft Heinz mengatakan akan terus bekerja sama dengan mitra pemasok dan ahli pangan untuk menemukan solusi formulasi terbaik.
Dalam jangka pendek, langkah ini dapat membawa beban biaya tambahan bagi perusahaan, terutama dalam hal riset dan pengembangan serta proses reformulasi. Namun dalam jangka panjang, keputusan ini bisa meningkatkan posisi merek Kraft Heinz di mata konsumen yang semakin sadar akan kualitas bahan makanan. Dalam era yang semakin mengedepankan transparansi dan keberlanjutan, strategi ini bisa dilihat sebagai investasi terhadap reputasi merek dan kepercayaan pelanggan.
Para analis industri melihat langkah Kraft Heinz ini sebagai sinyal bahwa industri makanan besar sedang menuju era baru, di mana preferensi konsumen memainkan peran lebih besar dalam menentukan arah pengembangan produk. Perusahaan makanan yang sebelumnya lamban merespons tren kesehatan dan kebersihan label kini mulai bergerak lebih agresif, tidak hanya karena dorongan regulasi, tetapi juga karena tekanan kompetitif dari perusahaan-perusahaan yang memasarkan produk organik, bebas bahan aditif, dan “clean label.”
Konsumen muda, terutama dari generasi milenial dan Gen Z, telah menunjukkan preferensi yang lebih kuat terhadap produk makanan yang tidak hanya lezat tetapi juga bersih dari bahan kimia tambahan. Penjualan produk-produk dengan label “tanpa pewarna buatan”, “tanpa pengawet”, dan “alami” meningkat secara signifikan dalam lima tahun terakhir, menurut riset dari NielsenIQ dan Bloomberg Intelligence. Dalam konteks ini, strategi Kraft Heinz bisa menjadi langkah penting untuk mempertahankan relevansi mereka di pasar yang terus berubah.
Keputusan ini juga dapat memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan makanan besar lainnya untuk mengikuti langkah serupa. Merek seperti PepsiCo, General Mills, Mars, dan Nestlé kemungkinan akan menghadapi tuntutan yang sama dari konsumen dan regulator, terutama ketika perdebatan tentang keamanan pewarna sintetis terus bergulir di ranah publik. Keberhasilan Kraft Heinz dalam mengeksekusi reformulasi tanpa mengorbankan pengalaman konsumen dapat menjadi model bagi industri.
Sebagai penutup, langkah Kraft Heinz untuk menghilangkan pewarna sintetis dari seluruh produk mereka di AS pada 2027 menunjukkan bahwa industri makanan mulai memasuki era baru, di mana kualitas bahan, keamanan konsumen, dan transparansi memainkan peran kunci. Di tengah meningkatnya kesadaran publik dan ekspektasi yang lebih tinggi terhadap produk makanan, keputusan ini bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga soal menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan dalam industri makanan global.