AI Kini Semakin Mendukung Perfomance Manager

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Organisasi kini dapat menggunakan AI sendiri untuk membantu mendukung manajer dalam peran baru mereka, yaitu mengoptimalkan pekerjaan untuk kolaborasi antara AI dan manusia. Dalam hal ini AI membantu untuk memberikan banyak saran dan opsi yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Organisasi juga dapat memanfaatkan AI untuk mendemokrasikan perombakan proses, memberdayakan manajer dan karyawan untuk menggunakan AI guna mendorong perbaikan berkelanjutan dan perancangan ulang proses atau pekerjaan dalam skala besar maupun kecil. Sebagai contoh, salah satu manajer rekayasa penelitian di NASA menggunakan perangkat lunak AI yang tersedia secara komersial untuk merombak proses desain bagian-bagian khusus yang dibuat satu kali saja, dengan karyawan dan AI yang bekerja sama untuk menghasilkan desain struktur kompleks dalam waktu hanya beberapa jam daripada berbulan-bulan.

Berikut ini adalah contoh bantuan AI kepada para manajer untuk perfomance yang lebih baik:

  1. Model bahasa yang didukung AI dapat memberdayakan manajer untuk memberikan lebih banyak wewenang pengambilan keputusan kepada pekerja dengan mengamati efektivitas pengambilan keputusan mereka dan memberikan rekomendasi.
    Sebagai contoh, teknologi pembelajaran mesin dari Klick Health yang disebut Genome menganalisis setiap proyek di setiap tahap di perusahaan, menyarankan agar tanggung jawab lebih diberikan kepada orang-orang yang telah menunjukkan kompetensi dan keberhasilan yang konsisten. AI ini melacak setiap keputusan yang dibuat di perusahaan dan konteks di mana keputusan tersebut diambil.
  2. AI juga dapat membantu manajer membuat keputusan strategis yang lebih baik. Perusahaan Sanofi menggunakan sebuah aplikasi AI bernama Plai untuk menyintesiskan data dari seluruh perusahaan di berbagai metrik utama dalam rencana bisnis terpadu, sehingga membantu manajer dari tim keuangan, manufaktur dan pasokan, serta kualitas untuk membuat keputusan yang lebih baik—memungkinkan mereka berdiskusi lebih baik tentang kinerja dan membuat keputusan berdasarkan data seperti tren dan penyebab utama yang potensial.
  3. AI juga dapat membantu manajer membuat keputusan tentang sumber daya mana yang harus melakukan pekerjaan tertentu. Organisasi seperti Nestlé dan MetLife, misalnya, menggunakan teknologi berbasis AI yang mendemokrasikan perencanaan tenaga kerja—memberikan akses kepada manajer terhadap data dan wawasan terkait dampak tenaga kerja dari AI atau transformasi digital, misalnya, untuk membantu mereka membuat keputusan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
  4. Selain itu, AI bahkan dapat menyarankan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators / KPI) yang penting untuk menginformasikan strategi, sehingga KPI cerdas berbasis AI dapat menjadi sumber — bukan sekadar ukuran — diferensiasi strategis dan penciptaan nilai. Sebagai contoh di perusahaan pengiriman dan logistik Maersk, manajer garis depan bingung: Apakah mereka harus menilai kinerja lebih banyak berdasarkan kecepatan pengangkutan atau keandalan jadwal? Meski mereka menganggap bahwa memprioritaskan kecepatan adalah hal terpenting, AI membantu mereka membuat keputusan yang kontradiktif dengan intuisi, yaitu bahwa berjalan lebih lambat justru akan mengurangi biaya dan menghasilkan lebih banyak kedatangan tepat waktu.

Jadi pada masa kini, AI bukan lagi dianggap sebagai saingan manusia dan pengganti peran manusia melainkan membantu untuk peningkatan perfomance yang lebih baik.