Prinsip-prinsip Motivasi Manusia: Panduan Definitif (Bagian 1)

(Businesslounge Journal-Human Resources)

Sebagai seorang manajer, akan sangat membantu jika Anda mengetahui berbagai jenis motivator yang mendorong karyawan untuk bekerja dengan baik dan mendambakan kesuksesan. Pada tahun 1960-an, seorang psikolog bernama David McClelland mengembangkan sebuah teori mengenai prinsip-prinsip yang memotivasi manusia. Memahami lebih jauh tentang teorinya dapat membantu Anda menentukan cara yang lebih baik untuk memotivasi tim Anda dan menghasilkan hasil kerja yang lebih produktif. Dalam artikel ini, kami membahas apa saja prinsip-prinsip motivasi manusia, bagaimana menggunakannya dalam lingkungan kerja, dan contoh-contoh dari setiap prinsip motivasi.

Apa saja prinsip-prinsip motivasi manusia?
Berdasarkan teori kebutuhan David McClelland, prinsip-prinsip motivasi manusia menyatakan bahwa semua kebutuhan terbesar manusia memengaruhi perilaku mereka dalam semua aspek kehidupan. Teori McClelland mengidentifikasi tiga motivator yang dimiliki semua manusia: prestasi, afiliasi, dan kekuasaan. Menurut McClelland, setiap orang memiliki motivator dominan, tergantung pada pengalaman hidup dan latar belakang budaya mereka. Berdasarkan motivator utama setiap individu, mereka akan menunjukkan karakteristik yang unik. Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing dari tiga motivator utama McClelland:

Pencapaian
Kebutuhan untuk berprestasi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu yang ingin Anda lakukan. Ini bisa berupa pencapaian pribadi atau profesional. Contoh seseorang yang didorong oleh pencapaian profesional bisa jadi seorang guru yang ingin murid-muridnya memperoleh nilai tertinggi pada ujian negara bagian mereka atau seorang tenaga penjualan yang menginginkan penjualan terbanyak untuk kuartal tersebut.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik orang dengan kebutuhan untuk berprestasi:
-Lebih suka bekerja sendiri: Profesional yang motivasinya adalah pencapaian sering bekerja sendiri karena mereka menghargai perasaan keberhasilan individu ketika mereka telah menyelesaikan tugas atau proyek.
-Mengambil risiko yang diperhitungkan: Orang dengan motivasi pencapaian sering menghindari situasi pencapaian berisiko rendah dan sangat tinggi. Mereka lebih suka tidak mengambil bagian dalam pencapaian berisiko rendah karena mereka tidak memiliki tantangan, tetapi terkadang memilih untuk tidak mengambil bagian dalam proyek berisiko sangat tinggi karena mereka tidak ingin potensi untuk gagal.
-Suka menerima umpan balik secara teratur: Umpan balik sering kali lebih bermanfaat daripada hadiah uang karena merupakan indikator lain dari keberhasilan dan pencapaian mereka setelah menyelesaikan tujuan yang menantang.

Afiliasi
Orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi sering kali berkembang pesat karena memiliki hubungan interpersonal dengan orang lain. Mereka senang bersosialisasi di tempat kerja dan menghargai penerimaan dari rekan kerja mereka. Mereka biasanya bekerja dengan baik dalam peran yang melibatkan interaksi dengan orang lain, seperti pekerjaan layanan pelanggan atau layanan klien. Berikut adalah beberapa ciri orang dengan kebutuhan untuk berafiliasi:
-Ingin menjadi bagian dari kelompok: Mereka menghargai bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek atau tugas harian. Mereka melihat kolaborasi sebagai cara untuk menciptakan persahabatan dengan rekan kerja.

(Bersambung ke Artikel Selanjutnya)