Peluang Emas bagi Startup Indonesia dari East Ventures

(Business Lounge Journal – News)

Ada kabar gembira bagi startup Indonesia dan Asia Tenggara, yaitu East Ventures sedang akan memberikan dukungan berupa pemberian dana sebesar USD 550 juta atau senilai lebih dari Rp 8 triliun bagi perkembangan startup. Ya, venture capital ini memang baru saja mengumumkan raihan pendanaanya.

Namun demikian, East Ventures menetapkan beberapa kriteria yang harus dimiliki startup sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendanaan, seperti yang dinyatakan oleh Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan founder startup tersebut untuk membuat perusahaan rintisannya mempunyai product market fit yang cukup besar. Untuk startup yang memiliki founder demikian maka East Ventures menyanggupi akan selalu lakukan founding entah itu saat masa krisis ataupun tidak.

Patut diakui bahwa East Ventures telah bertumbuh secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan portofolio yang dimilikinya mencapai jumlah lebih dari 200 pendanaan mulai dari tahap awal sampai lanjutan. East Ventures dinilai sukses mengelola lebih dari 1 milliar dolar Asset Under Management (AUM) juga dana lanjutan perusahaan portofolio East Ventures senilai 6,7 milian dolar AS. Di samping itu, terhitung 86 miliar dolar AS dari Gross Merchandise Value (GMV) atau dilihat dari portfolio nilai transaksi bruto tahunan secara agregat.

Semula East Ventures memang didirikan hanya untuk  pendanaan tahap awal startup, tapi sekarang perusahaan ini telah bertransformasi sebagai investor multi-stage. Hal ini beriringan dengan dana senilai lebih dari Rp 8 triliun yang baru saja diperolehnya. Ya, East Ventures telah mengalami perubahan dalam pendanaan Startup.

Dari USD 550 juta dana yang diperolehnya, East Ventures menggunakan USD 150 juta sebagai pendanaan tahap awal lalu USD 400 juta berikutnya untuk pendanaan lanjutan. Namun demikian, integrasi aspek-aspek berkelanjutan untuk praktik bisnis dan penggunaan dana tetap akan menjadi fokus perhatian perusahaan.

East Ventures yakin pasar startup Indonesia pasti berkembang, sehubungan dengan digitalisasi yang terus bertambah sejalan penetrasi internet yang mencapai angka 73,7 persen. Walaupun demikian, para startup Indonesia juga harus memperhatikan kondisi pasar global.

Roderick juga menyampaikan bahwa ketika Indonesia menavigasi dan bersahabat dengan era setelah pandemik, perkembangan adopsi digital telah memicu peningkatan di berbagai bidang dalam ekosistem. Patut diakui bahwa Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang telah terbukti memiliki pertumbuhan ekonomi digital yang tercepat. Di samping itu, beberapa perusahaan teknologi Indonesia pun sudah mencatatkan Initial Public Offering (IPO). Hal ini pun menjadi pembuka jalan bagi startup lainnya untuk melakukan IPO.