(Business Lounge Journal – General Management)
Siapa menguasai informasi dialah yang akan menjadi berhasil dalam bisnis, begitu saya menyimpulkan sebagai salah satu kiat bagaimana pengusaha mengelola sebuah bisnis. Bagaimana Freeport itu dibangun adalah dari sebuah informasi. Kisahnya seorang pendaki gunung asal Belanda Jean Jacques Dozy yang menjelajah pegunungan Papua pada tahun 1936. Jean mencari ladang eksplorasi minyak karena tugasnya di Nederlandsch Nieuw Guinee Petroleum Maatschappij (NNGPM).
Jean Jacques Dozy menuliskannya dalam sebuah buku yang berjudul “Conquest of Copper Mountain.” Hingga tahun 1959 Forbes Wilson seorang ahli pertambangan Freeport tertarik untuk melakukan penyelidikan setelah mendapatkan informasi dari Jan van Fruisen, orang Belanda yang mengetahui catatan Dozy ini.
Wilson berangkat ke Papua mendaki puncak Erstberg dan sangat kagum dengan lautan biji tembaga yang ada terhampar di tanah. Wilson memiliki informasi yang kuat dan diperkirakan biji besi, tembaga, emas, perak ada di dalam gunung itu, di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut.
Persis seperti yang ditulis oleh Dozy, Wilson menuliskan kekagumannya akan hamparan mineral yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Saat mencapai Erstberg, dia terperanjat dengan hamparan biji tembaga di atas permukaan tanah. Wilson mencatat luas areal itu sekitar 14 hektar dengan kedalaman hingga ratusan meter.
Berselang beberapa waktu kemudian, Wilson melaporkan lewat kabel temuan itu kepada Presiden Freeport Bob Hills di New York, Amerika Serikat. Dia menyebut dari areal 14 hektar, hanya satu hektar tanpa biji tembaga. Sedangkan kedalaman baru mencapai seratus meter. Freeport kemudian menganalisa informasi Wilson dan diperkirakan ada 13 juta ton tembaga pada hamparan tanah dan 14 juta ton di kedalaman. Singkatnya Freeport kemudian berinvestasi sekitar 60 juta dolar Amerika dan diperkirakan dalam hitungan payback period mereka, investasi akan kembali selama 3 tahun, waktu yang sangat cepat untuk sebuah bisnis. Jadilah Freeport menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia karena informasi, informasi memang sebuah kekuatan dalam bisnis.
Ini cerita lain lagi mengenai kekuata informasi. Seorang kawan yang memiliki perusahaan private equity renewable energy, selalu membutuhkan informasi mengenai peluang pembangkit listrik energi baru terbarukan. Seperti seorang salesman, pekerjaannya adalah mencari informasi tentang leads. Sebanyak-banyaknya dikumpulkan bahwa ada leads pada project-project renewable energy. Informasi yang didapat divalidasi melalui kunjungan langsung ke lokasi, sebagai informasi primer dan dipastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat. Dalam bisnis ini hitungan informasi yang bernilai adalah saat dapat memprediksi keuntungan yang sebenarnya dan ada dasar menghitung resiko yang akan timbul. Untuk bisnis pembangkit listrik ini misalnya informasi project feasibilty itu nomor satu, sebagai dasar menghitung internal rate of return. Informasi permintaan energi sangat diperlukan. Informasi desain infrastruktur adalah bagian yang penting juga. Tidak kalah penting informasi tentang project legality. Informasi bank, lembaga keuangan yang tertarik untuk menanamkan modal adalah kekuatan untuk sebuah bisnis private equity ini. Informasi yang penting juga adalah capital market yang tertarik untuk membeli premium business. Banyak pemilik modal tertarik dengan premium business yang memiliki rate of return di atas rata-rata. Informasi ini memungkinkan private equity menjual perusahaan dimana dia berinvestasi, dengan keuntungan berkali lipat.
Dengan cepat kawan saya ini mencari informasi mengenai kekuatan Indonesia dalam hydro power. Sebagai negara yang berada di wilayah khatulistiwa, Indonesia memiliki curah hujan yang sangat tinggi setiap tahunnya sehingga memiliki sumber air yang cukup besar baik itu run off river ataupun bendungan. Indonesia memiliki jumlah aliran sungai (DAS) yang mencapai 458 di Indonesia. Saat musim hujan – yang rata-rata turun pada bulan November hingga Maret – memberikan manfaat tersendiri dalam pengembangan energi alternatif yang bersumber dari air.
Hal ini membuat potensi energi air yang dapat dimanfaatkan Indonesia juga cukup besar. Indonesia memiliki potensi energi air yang potensiaI untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik untuk pembangkit listrik. Sesuai dengan data yang disebutkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia memiliki total potensi hydro power sebesar 75.091 MW.
Jadi tak dapat diragukan bahwa semakin banyak informasi yang akurat didapatkan semakin baik kinerja dalam bisnis. Untuk mendapatkan informasi yang akurat ini bisa dilakukan dengan menggunakan pengalaman dan latar pendidikan kita sendiri. Memperbanyak diskusi dengan para profesional tentang isu-isu dalam bisnis kita. Dengan dunia digital ini, para profesional sangat membuka diri untuk memberikan informasi. Kita bahkan dengan mudah mengikuti seminar online yang bisa memberikan masukan untuk kepentingan kita. Para peneliti, lembaga-lembaga non profit, pengacara, pemimpin-pemimpin perusahaan semuanya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Selain berdiskusi dengan para profesional, memang diperlukan berdiskusi dengan pihak-pihak yang kita butuhkan. Kalau mau bisnis makanan olahan, pihak-pihak yang diperlukan tentu adalah konsumen makanan itu sendiri, sebanyak kita bisa berdiskusi dengan para konsumen. Namun juga perlu berdiskusi dengan petani, berdiskusi dengan pengusaha pengolahan tepung, dengan pengusaha bahan makanan, berdiskusi dengan pemilik toko makanan, dan lain-lain.
Saya pernah ngrobrol dengan General Manager dari IKEA, perusahaan funiture dari Scandavian. IKEA punya store di daerah Alam Sutera, Tangerang. Saat proses pembangunan toko mereka, mereka melakukan riset apa yang diinginkan oleh konsumen pada catchment area mereka. Hasil informasi ini kemudian melahirkan desain-desain yang sesuai keinginan pasar. Desain dapur, desain kamar tidur, desain kamar tamu, desain kamar mandi. IKEA memiliki kekuatan yang besar untuk menyedot pengunjung datang karena informasi ini. Diskusi dengan konsumen adalah untuk mendapatkan informasi yang menentukan bisnis.
Informasi yang akurat memerlukan usaha dan biaya untuk memperolehnya. Seperti yang dilakukan Freeport, IKEA, perlu waktu, dan banyak tenaga untuk mendapatkan informasi yang akurat. Dunia yang menjadi digital saat ini, dipenuhi informasi, jadi dibutuhkan keahlian membedakan mana yang palsu mana yang akurat. Akurasi sebuah informasi yang dilakukan oleh IKEA dilakukan dengan validasi ke data primer, ini sangat mengurangi penyimpangan informasi. Informasi yang adalah kekuatan dalam bisnis. Memiliki sebanyak mungkin informasi membawa peluang meningkatkan pendapatan sebesar-besarnya dan menghindari risiko yang akan timbul.