Apa Kabar Vaksin Merah Putih?

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Vaksin Merah Putih definisinya adalah vaksin yang bibitnya dikembangkan di Indonesia dengan menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia dan nantinya akan diproduksi oleh pabrik di Indonesia.

Menurut Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro, vaksin Merah Putih yang rencananya akan tersedia pada tahun 2022 ini  masih dibutuhkan nantinya  karena tiga hal berikut ini.

  • Rencana vaksinasi dari Kemenkes yang sudah dimulai tahun ini akan berlangsung sekitar 15 bulan. Tujuannya adalah untuk mencapai  herd immunity maka mereka yang perlu divaksin adalah mencapai hingga 180 juta orang. Herd immunity adalah perlindungan secara tidak langsung dari suatu penyakit menular yang terwujud ketika sebuah populasi memiliki kekebalan baik lewat vaksinasi maupun imunitas yang berkembang dari infeksi sebelumnya.
  • Ada 90 juta orang lagi belum divaksin dan pastinya akan membutuhkan vaksin nantinya di tahun 2022
  • Kita belum mengetahui vaksin yang saat ini ada akan bertahan berapa lama. Ada kemungkin diperlukan booster kalau daya tahan tubuh sudah berkurang.

Saat ini ada enam platform yang berjalan secara paralel, dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, yaitu: Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan platform protein rekombinan; Universitas Airlangga dengan platform Adenovirus dan inactivity virus; Universitas Indonesia dengan platform DNA dan m-RNA; Universitas Gajah Mada dengan platform protein rekombinan; LIPI dengan platform protein rekombinan; dan Institut Teknologi Bandung dengan platform Adenovirus. Sedangkan platform dari UnPad dikerjakan dengan menggandeng Osaka University.  Semua proyek pembuatan vaksin Merah Putih ini dibiayai oleh Kemenristek sepenuhnya. Sedangkan Kemenkes  sebagai pembeli dan yang menjadi sentral penyedia vaksin bagi seluruh masyakarat

Tiga platform yang tercepat perkembangannya yaitu dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia.  Bibit vaksin Eijkman diharapkan sudah akan diserahkan pada Biofarma pada akhir Maret 2021.

Dari penuturan Prof. Bambang Brodjonegoro, strategi jangka pendek yang dilakukan adalah mengupayakan Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta agar masuk konsorsium pemroduksi vaksin Covid-19. “Tugas saya sekarang adalah mencari perusahaan-perusahaan swasta yang bersedia untuk menjadi produsen vaksin dengan platform seperti yang telah dikembangkan oleh beberapa perguruan Tinggi dan Lembaga”, ungkap Menristek dalam sebuah wawancara dengan Vibiz Media.

Strategi jangka panjangnya adalah kemandirian dalam pengembangan vaksin itu sendiri. Dikatakan oleh Prof. Bambang Brodjonegoro, kebutuhan vaksin di Indonesia sekitar 400 juta unit. Sementara sampai akhir tahun 2020, Bio Farma hanya mampu memproduksi 250 juta unit. Jadi kontribusi atau kehadiran perusahaan swasta dalam produksi vaksin sudah sangat urgent, agar Indonesia mandiri dalam penyediaan vaksin Covid-19 ini.

Hingga saat ini perkembangan yang luar biasa telah dicapai oleh semua institusi, yaitu sebagai berikut:

  • Bibit vaksin Eikjman siap diserahkan ke Biofarma akhir Maret 2021
  • Vaksin UI platform berbasis DNA sudah memasuki tahap stabilitas dan efisiensi produksi.
  • Vaksin UNAIR memasuki tahap uji coba pada hewan besar
  • Vaksin UGM memasuki tahap “proof of concept” bahwa vaksin aman dan dapat digunakan
  • Vaksin UnPad platform vaksin pasif antibodi ayam memasuki tahap uji pra-klinis
  • Vaksin ITB memasuki kerjasama dengan Osaka University
  • Vaksin LIPI dalam tahap memproduksi protein-protein rekombinan dengan sel CHO (Chinese Hamster Ovary)

Kita harapkan vaksin Merah Putih dapat siap pada 2022 nanti dan siap didistribusikan untuk masyarakat  Indonesia.

dr. Vera Herlina,S.E.,M.M/VMN/BLJ Editor in Chief, Coordinating Partner of Management & Technology Services, Vibiz Consulting

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x