(Business Lounge Journal – Manage Your Business) Seperti layaknya manusia, demikianlah sebuah perusahaan. Untuk dapat menghasilkan kinerja yang kuat, diperlukan roh, tubuh, dan jiwa yang sehat. Dalam konteks ini Bernhard Sumbayak memberikan inspirasi tentang kepemimpinan yang diperlukan di dalamnya, bagaimana memiliki atau menumbuhkan berbagai dimensi atau atribut dari character, capability, maupun habit dari seorang leader atau follower. Inspirasi ini memberikan gambaran bahwa standar sebuah organisasi yang sehat adalah memiliki karakter, kapabilitas dan kebiasaan yang sehat.
Kebiasaan adalah yang paling kelihatan dari kesehatan sebuah organisasi. Dalam sebuah pelatihan, saya menampilkan keluhan bawahan kepada atasan tentang hal ini. Mereka umumnya mengeluhkan bahwa kurang adanya arahan yang jelas dari pimpinan mengenai ke mana tujuan organisasi, apa yang akan dicapai, sampai dengan tugas-tugas setiap hari. “No clear direction”, demikian biasanya mereka mengatakannya. Organisasi dengan kebiasaan seperti ini tentulah tidak sehat, akan berjalan tertatih-tatih dan terjadi kekacauan pada saat menghadapi persaingan yang membutuhkan tenaga untuk berlari. Kebiasaan yang lain yang tidak sehat adalah tidak mempunyai inovasi dan tidak mudah berubah. Organisasi seperti ini tentulah organisasi yang pasif dan menunggu saja, sekaligus terbiasa pada comfort zone yang kemudian akan berujung pada kematian organisasi karena memang sedang menderita sakit yang kronis.
Pada perusahaan yang sehat, maka terlihat karyawan di dalamnya tahu dengan jelas ke mana organisasi melangkah, apa tujuan dan visi organisasi, dan mengerti bagaimana rencana untuk menuju kesana. Mereka juga memiliki perlengkapan, kapabilitas, dan motivasi untuk mengeksekusinya. Mereka juga memiliki dorongan dari para pemimpin untuk senantiasa berinovasi dan siap untuk berubah.
Ada setidaknya lima tahapan agar organisasi memiliki kesehatan yang menyeluruh, yang pertama adalah lakukan pengukuran tingkat kesehatan secara menyeluruh, apa yang sedang dikerjakan, dan tidak dkerjakan untuk mendorong kinerja. Kedua, periksalah kondisi di luar perusahaan, apakah yang sedang terjadi, tantangan apa yang dihadapi. Langkah ketiga adalah bandingkan kondisi dalam perusahaan dan tantangan yang dihadapi, maka akan dengan jelas terlihat daftar prioritas apa yang perlu dilakukan manajemen. Langkah keempat, bentuklah tim khusus untuk memonitor kesehatan perusahaan atau organisasi. Langkah kelima, fokuslah pada pada tindakan-tindakan yang perlu dilakukan agar organisasi tetap dalam kondisi prima.
Mengutip kembali apa yang disampaikan Bernhard Sumbayak, maka sumber utama kesehatan perusahaan ada pada karakter organisasi, seperti intergritas perusahaan, visi, dan lainnya. Karakter organisasi bersumber pada karakter para pemimpinnya, dengan demikian menyehatkan organisasi dimulai dari karakter para pemimpin yang tidak kelihatan namun ada pada hati dan pikiran mereka. Meskipun bukan hal yang mudah namun membangunnya tidaklah mustahil, lima langkah yang saya sampaikan bisa mulai dilakukan dan tidak menunda waktu lagi, dimulai sekarang juga agar jangan organisasi menjadi sakit dan melemahkan kinerja, ingatlah organisasi yang sehat membawa perusahaan berkinerja kuat.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group