(Business Lounge – Global News) Jepang akan segera memperingati sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi dan yang telah mempengaruhi dunia yang saat itu sedang berkecamuk dengan berlangsungnya Perang Dunia ke-2. Pada 6 Agustus 1945, tentara sekutu menjatuhkan bom atom tepat di Hiroshima yang mengakibatkan tewasnya sekitar 166 ribu orang. Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945, sebuah bom atom lainnya dijatuhkan di Nagasaki.
Dalam dua sampai empat bulan pertama dari peristiwa pengeboman, efek akut dari bom atom menewaskan 90,000-166,000 orang di Hiroshima dan 39,000-80,000 di Nagasaki; kira-kira setengah dari kematian di setiap kota terjadi pada hari pertama. Dua peritiwa inilah yang kemudian membuat Jepang mengaku kalah dalam Perang Dunia ke-2. Tidak terasa bahwa peristiwa ini telah terjadi persis 70 tahun yang lalu.
The OBON 2015
Untuk mengingat kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2 ini, seorang sejarawan dari Amerika yang bernama Rex Ziak, menjalankan proyek yang disebut Obon 2015 sejak tahun 2009, yaitu untuk mengembalikan sebanyak-banyaknya “Yosegaki Hinomaru” atau bendera keberuntungan kepada pemiliknya, yaitu sebuah bendera yang diberikan kepada para tentara Jepang ketika Perang Dunia II berlangsung. Bendera-bendera tersebut merupakan sebuah penghargaan dan penghormatan kepada mereka yang telah berjuang dan memberikan nyawanya untuk membela Jepang dari lawan. Oleh karena ini Ziak ingin menghormati bendera tersebut sekaligus pemiliknya dengan mengembalikan Yosegaki Hinomaru yang telah hilang kepada keluarga pemiliknya.
Pada Selasa (4/8), Rex Ziak juga memberikannya kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di kediaman resminya di Tokyo.
Yosegaki Hinomaru
Setiap orang memiliki keluarga, baik itu ibu, ayah, kakek, nenek, dan kerabat. Pada waktu itu, setiap pemuda akan direkrut menjadi militer untuk dikirim ke medan perang dengan kenang-kenangan khusus dari orang tua dan teman-teman mereka. Sebuah bendera Jepang umumnya dibeli dan kemudian diisi dengan puisi tulisan tangan, slogan, dan doa.
Bendera yang digunakan berukuran sekitar dua sampai tiga kaki dan terbuat dari katun, rayon, dan sutra. Kadang-kadang anak muda ibu, istri, dan anak-anak akan mencelupkan tangan mereka dengan tinta dan mencetak handprint mereka pada bendera. Bendera ini dilipat dan diserahkan kepada prajurit muda dan diselipkan di bawah pakaian mereka untuk dijaga dengan aman. Bendera ini akan dibawa kemana pun prajurit tersebut pergi, dengan harapan untuk menjaganya agar ia tetap selamat.
The Obon Project
Program ini telah berlangsung semenjak tahun 2009. Dengan mengumpulkan bendera Jepang dari veteran Amerika, dan menelusuri asal bendera untuk kemudian dikembalikan ke keluarga pejuang di Jepang. Bendera-bendera tersebut bisa ada di Amerika karena dijadikan trophy ketika perang oleh para tentara Amerika dan saat itu mendapatkan bendera merupakan sebuah pencapaian yang besar.
Selama 70 tahun kemudian, banyak veteran Amerika dan keluarga mereka yang menyadari bahwa sebenarnya bendera-bendera tersebut merupakan harta pribadi milik keluarga Jepang. Tidak hanya itu, bendera tersebut merupakan satu-satunya jejak yang masih ada untuk menghubungkan orang-orang muda dengan leluhurnya yang telah berkorban. Upaya individu telah dilakukan oleh para veteran dalam beberapa tahun terakhir untuk mengembalikan bendera. Ziak dan istrinya, Keiko, yang mengorganisir upaya mereka melalui gerakan kemanusiaan yang menerima bendera dari veteran Amerika dan keluarga mereka, mencari asal-usul bendera dan mengembalikan mereka kembali ke keluarga Jepang tanpa biaya.
Sejauh ini, Rex dan Keiko telah mengumpulkan sekitar 100 bendera, yang 30 diantaranya telah dikembalikan kepada keluarga pemiliknya.
OBON 2015: 70 years-70 flags
Saat ini staff Obon 2015 sedang bepergian ke Jepang selama musim Obon pada tanggal (1 – 14 Agustus 2015) untuk memenuhi tujuan mereka dengan mengembalikan tujuh puluh bendera Yosegaki Hinomaru yang mewakili tujuh puluh tahun perdamaian. Obon 2015 telah membuat sebuah proyek untuk mengembalikan bendera dengan bepergiannya tim beserta 7 veteran dari Perang Dunia II, yang tujuannya adalah untuk mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi antara kedua negara tersebut.
Alvin Wiryo Limanjaya/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana
Image: Obon 2015