Skandal Toshiba, Investor Tuntut Tindakan Pemerintah Jepang

(Business Lounge – Global News) Jepang membutuhkan langkah-langkah berani untuk menyikapi skandal Toshiba ini. Misalnya, seperti sanksi pidana keras untuk penipuan dan perlindungan bagi pengungkap, untuk meningkatkan transparansi perusahaan dan mencegah terulangnya skandal akuntansi yang terjadi di Toshiba Corp, demikian diungkapkan para investor asing dan ahli tata kelola perusahaan seperti dilansir oleh Reuters.

Chief Executive Toshiba Hisao Tanaka dan sederetan pejabat senior lainnya mengundurkan diri pada Selasa (21/7) setelah penyelidikan independen menemukan bahwa nama-nama tersebut telah menyadari perusahaan telah meningkat keuntungannya senilai USD 1,2 miliar selama beberapa tahun.

Skandal ini merupakan kemunduran besar bagi pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe, yang telah berfokus pada peningkatan tata kelola perusahaan dalam upayanya untuk menghidupkan kembali ekonomi Jepang dan menarik lebih banyak investor asing.

“Ini adalah hal yang negatif dalam momentum positif yang sudah berlangsung selama 18 bulan di Jepang,” demikian dikatakan David Smith, kepala tata kelola perusahaan di Aberdeen Asset Management yang berbasis di Singapura, yang memiliki saham Jepang. Afiliasi Aberdeen memiliki holding ekuitas yang sangat kecil di Toshiba pada akhir Mei, demikian data dari Reuters.

“Ini adalah noda hitam untuk perusahaan Jepang dalam menghadapi berita positif dan pasar yang kuat. Pemerintah mungkin ingin bertindak keras,” demikian dikatakan Smith, yang membantu mengelola dana sekitar $ 115 miliar di Asia.

Perusahaan yang terdaftar di Jepang ini telah lama memiliki hubungan yang menegangkan dengan pemegang saham asing mereka, yang telah sering menyalahkan dominasi jangka panjang dari dewan perusahaan untuk pengembalian yang rendah dan pengawasan yang lemah.

Menanggapi kritik ini, pemerintah Abe pada bulan lalu memperkenalkan aturan baru yang mengharuskan dewan perusahaan yang terdaftar untuk menunjuk setidaknya dua direktur independen di luar, tetapi investor mengatakan ini tidak cukup – Toshiba sudah memiliki empat direktur independen sebagai bagian dari 16 orang dewan.

“Skandal Toshiba lebih lanjut menggarisbawahi kebutuhan untuk adanya pelatihan dewan serta sistem perlindungan yang kuat untuk para pelapor,” demikian dikatakan Seth Fischer, kepala investasi di perusahaan perlindungan dana Oasis Management yang berbasis di Hong Kong dan aktivis tata kelola perusahaan yang berhasil mendorong reformasi di Nintendo Co Ltd.

“Para pelapor pada akhirnya melakukan layanan untuk perusahaan, serta misi dari para eksekutif dan perusahaan secara keseluruhan, dengan arti kata integritas dari laporan keuangan. Mereka perlu dihargai seperti itu,” demikain dikatakannya.

Pengungkapan minggu ini datang empat tahun setelah skandal serupa terjadi pada perusahaan produsen kamera Olympus Corp menyembunyikan hampir USD 1,7 milyar kerugian dari pemegang saham. Kedua skandal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kualitas perusahaan audit Jepang, nilai yang buruk dibandingkan dengan rekan-rekannya di pasar berkembang, menurut data yang dikumpulkan oleh Hong Kong GMT Research.

“Salah satu masalah adalah bahwa biaya audit yang sangat rendah di Jepang. Sehingga banyak orang mengatakan bahwa kemungkinan auditor melakukan pekerjaan dengan benar dan tepat untuk tarif seperti itu, dipertanyakan,” demikian dikatakan Robert Medd, seorang partner di GMT.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : youtube

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x