(Business Lounge – News) Yahoo dikabarkan melakukan pelanggaran penyalahan informasi dan pelanggaran privasi atas penggunanya. Hal itu dilakukan Yahoo dengan menyadap isi email yang dikirim ke pengguna Yahoo Mail dari akun email lain, dan memanfaatkan informasi tersebut untuk meningkatkan pendapatan iklannya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Lucy Koh, seorang hakim distrik San Jose California, Amerika Serikat yang mengatakan bahwa Yahoo harus menghadapi gugatan bersama (class action) secara nasional dengan tuduhan menyadap isi email yang dikirim ke pengguna Yahoo Mail dari akun email lain secara illegal.
Dalam keputusan akhir pada Selasa 30 Mei 2015 kemarin, Lucy Koh mengatakan pengguna Yahoo mail yang mengirim atau menerima email di Yahoo Mail sejak 2 Oktober 2011 bisa menggugat secara berkelompok di bawah federal komunikasi dengan menggunakan regulasi penyalahgunaan informasi dan dugaan pelanggaran privasi. Hal ini juga berlaku bagi non pelanggan Yahoo yang mengirimkan pesan ke Yahoo mail sejak 2 oktober 2012 dapat menuntut perusahaan tersebut. Para penggugat memperkirakan bahwa class action nasional pelanggan non-Yahoo Mail memiliki lebih dari 1 juta anggota. Gugatan bersama biasanya dipakai dengan tujuan supaya para penggugat dapat mengajukan gugatan dengan lebih mudah dan dengan lebih murah biayanya.
Yahoo dikabarkan telah menjalin dan menganalisa email mereka termasuk kata kunci dan lampiran untuk tujuan iklan yang ditargetkan kepada sekitar 275 juta pengguna Yahoo. Padahal analisa seharusnya dilakukan bukan untuk iklan, tapi untuk mendeteksi pesan sampah (spam) atau program jahat malware. Adapun berdasarkan data yang diterima, iklan telah menjadi sumber pendapatan terbesar bagi Yahoo, pada 2014, 79% dari total pendapatan Yahoo berasal dari iklan.
Sedikit membahas mengenai profil Yahoo. Yahoo merupakan sebuah perusahaan internet multinasional yang berpusat di California, Amerika Serikat. Situs ini didirikan oleh Jerry Yang dan David Filo pada tahun 1994 terkenal dengan beberapa layanannya seperti layanan portal webnya, mesin pencari (Yahoo! Search), Yahoo! Directory, Yahoo! Mail, Yahoo! News, Yahoo! Finance, Yahoo! Groups, Yahoo! Answers, situs dan layanan periklanan, peta daring, berbagi video, olahraga fantasi dan media sosialnya Yahoo!
Adapun tudingan melakukan penyadapan atas data penggunanya yang dilayangkan kepada Yahoo ini, bukanlah yang pertama terjadi pada perusahaan berbasis teknologi. Sebelumnya, perusahaan raksasa teknologi Google juga pernah mengalami tuntutan penyadapan kepada penggunanya untuk mendorong peningkatan penghasilannya melalui iklan. Kasus ini terjadi pada tahun 2014 kemarin. Sementara itu ketika dikonfirmasi oleh Reuters, pihak Yahoo melalui perwakilannya Rebecca Neufelt, memilih diam dan tidak mengomentari kasus ini.
Rebecca Hayati/VMN/BL/Managing Partner E-Commerce
Editor: Ruth Berliana