Sukses atau Gagal Tergantung Kepada Pilihan Anda

(Business Lounge – Empower People) Ketika Anda menghadapi sebuah situasi saat sedang terjadinya perubahan, apakah yang akan Anda lakukan? Perubahan yang ada, tentu membutuhkan sebuah kepercayaan yang baru, karena itu sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan.

Sebagai sebuah ilustrasi, jika Anda baru pertama kali belajar berenang, Anda akan sangat bergantung dan percaya kepada guru renang Anda. Anda akan mencoba berenang dan merasa aman dengan kehadiran “sang” guru, karena pasti akan ada yang menolong dan tidak akan membiarkan Anda tenggelam. Seperti halnya kita mengandalkan guru renang yang melatih kita, demikian halnya berlaku dalam sebuah perubahan yang dikenal dengan manajemen transisi. Ketika kita “TRUST” atau percaya kepada atasan atau pemimpin kita, maka kita akan bersedia menjalankan perubahan yang ada sekalipun ada sedikit kecemasan di dalam hati kita.

Di dalam kepercayaan maka ada 2 hal yang dapat terjadi:

1. Memandang ke luar dan berpatokan pada pengalaman masa lalu seseorang

2. Memandang ke dalam (inward looking), pengalaman pribadi dalam hidup

Bagaimana untuk dapat dipercayai? Sikap dapat dipercayai akan diperoleh melalui beberapa tindakan, seperti:

1. Lakukan apa yang Anda katakan.

Jangan pernah membuat sebuah janji yang tidak dapat Anda tepati. Sebagian besar sikap ketidakpercayaan orang lain terhadap Anda akan timbul akibat sebuah janji yang tidak dipenuhi. Hal ini membentuk image buruk terhadap Anda dan tentu saja hal ini akan merugikan. Jangan sampai kita di “cap”, suka omdo – alias omong doang, suka mengobral janji-.

2. Jika kita tidak dapat menepati janji karena kondisi tertentu yang sangat mendesak.

Segera informasikan kepada orang yang Anda janjikan, berikan penjelasan yang clear sampai penjelasan itu diterima dengan baik dan tidak menimbulkan rasa kecewa.

3. Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian.

Jika Anda salah, siaplah untuk menerima koreksi dan memperbaiki diri. Orang akan percaya kepada orang yang mereka yakini mengerti tentang diri mereka.

4. Memahami hal apa yang penting bagi orang lain di sekitar Anda.

Anda perlu membuat orang merasakan bahwa Anda melindungi kepentingannya.

5. Membagi perasaan secara jujur, terbuka, tidak menyembunyikan kelemahan.

Banyak sikap tidak percaya itu muncul ketika orang tidak mampu memahami Anda. Ingat, sekalipun Anda mencoba menyembunyikan kelemahan Anda, tetapi ini justru akan menjadi bumerang dan menggerogoti kepercayaan orang terhadap Anda. Jadi lebih baik bersikap jujur.

6. Meminta masukan dan berterima kasih atas masukan yang diberikan.

Terimalah sebagai informasi yang berharga untuk meneliti diri Anda. Dapat saja masukan yang diberikan kepada Anda itu bias, artinya Anda tidak harus menerima semuanya, tetapi meneliti kebenaran yang ada di dalamnya adalah penting sehingga menjadi masukan positif untuk Anda.

7. Tidak memaksa orang lain untuk lebih percaya kepada Anda daripada Anda percaya kepada mereka.

Kalau Anda tidak jujur, maka Anda akan berkomunikasi dengan berbelat-belit atau berputar-putar. Ingat sifat percaya itu mutual atau jika tidak, kepercayaan akan menjadi sangat dangkal.

8. Memperluas kepercayaan Anda kepada orang lain lebih dari yang sebelumnya.

Merasa dipercaya membuat orang akan menjadi lebih jujur dan orang yang lebih jujur akan lebih mempercayai orang lain. Ini bersifat paralel.

9. Jangan mencampuradukkan sikap dipercayai dengan  “menjadi teman baik”.

Kalau menjadi teman baik, tujuannya adalah persahabatan, sementara kepercayaan tidak otomatis datang dari persahabatan.

10. Jangan terkejut jika usaha Anda membangun kepercayaan malah dipandang dengan curiga.

Apalagi dalam sebuah perubahan, biasanya tidak mudah untuk mempercayai yang baru, kecuali yang sebelumnya meninggalkan kesan buruk.

Segeralah memulainya. Kalau ketidakpercayaan terus berlanjut, transisi akan semakin sulit untuk dikelola. Jadi keberhasilan adalah tinggal bagaimana usaha, kemauan, kerja keras Anda untuk mencapainya.

Pilih mana? Keberhasilan? Mari memulai untuk membangun kembali kepercayaan Anda.

Ria Felisha/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x