(Business Lounge – Lead) Apakah menjadi seorang pemimpin menjadi cita-cita semua orang? Atau jika tidak berlebihan, apakah ini cita-cita sebagian besar orang? Hmmm… sepertinya tidak. Banyak orang mungkin berpikir pemimpin adalah sebuah tanggung jawab. Jika dalam sebuah kelompok yang disatukan oleh suatu kepentingan, bagaimana jika tidak ada seorang figure yang memimpin? Sulit dibayangkan, sebab akan seperti kelompok atau organisasi tanpa bentuk. Pemimpin adalah suatu bentuk tanggung jawab lebih atas seseorang. Jadi tidak mungkin juga setiap orang untuk menjadi pemimpin. Sebagian besar orang berpandangan bahwa seorang pemimpin adalah suatu hal yang hebat. Tapi apakah demikian, apakah hanya perlu pemimpin yang hebat, yang dipandang, yang di takuti atau disegani, yang diikuti dan sebagainya?
Jika pemimpin adalah 1 orang, dan yang dipimpin misalnya ada 30 orang, secara jumlah mana yang paling penting untuk dibentuk? Pemimpin tentu saja penting untuk memiliki kekuatan leadership, tapi bagaimana dengan yang 30 orang? Sampai di sini tentu semua sepakat 30 orang yang dipimpin perlu juga untuk diperhatikan untuk di bangun. Lalu apa namanya untuk yang 30 orang ini? Ya inilah kelompok follower dan bentuk kepengikutan ini yang disebut sebagai followership.
Dalam suatu organisasi bisnis yang memiliki struktur organisasi yang baku fungsi dan peran kelompok karyawan adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Namun kalau disebut “pengikut” tampaknya banyak orang kurang meminatinya. Meskipun tanpa bisa dipungkiri, peran banyak orang dalam suatu bidang usaha adalah sebagai pengikut atau follower.
Jangan ragu untuk mengatakan bawah sebuah peran followership adalah penting dan memerlukan untuk dibentuk. Followersip memerlukan keberanian. Contohnya, jika seorang pemimpin berhalangan atau tidak dapat menjalankan tugas, seorang follower tentu akan mengambil peran menggantikannya.
Jika diabagi dalam dualism terminology antara leadership dan followership, maka keduanya memiliki kesatuan peran yang penting dan tidak terpisahkan. Keduanya penting, yaitu bahwa pemimpin yang kuat akan memerlukan pengikut yang punya komitmen yang kuat sehingga sinergi terjadi untuk mencapai tujuan kelompok. Pemimpin akan sangat membutuhkan untuk memberdayakan dan mengakui nilai bahwa pengikut adalah faktor penting untuk membawa organisasi mencapai tujuannya. Jadi pengikut adalah memegang peran penting dalam mencapai kesuksesan. Kekuatan yang dapat dimanfaatkan dari followership yang kuat bahkan lebih jelas ketika Anda mempertimbangkan bahwa manajer untuk rasio karyawan lebih dari 10-1 yang umum.
Secara umum seseorang menghendaki untuk dipercaya atas tanggung jawab pekerjaan yang besar atau memiliki tim yang banyak. Namun ada pula yang hanya ingin melakukan pekerjaan besar, namun menolak untuk dibebani menjadi pemimpin. Memang ada beberapa jenis pengikut dan biasanya sebagai seorang pemimpin, Anda perlu mengenali dan merekrut mereka untuk jenis yang sesuai atau yang dibutuhkan.
Seorang followership perlu memiliki prinsip yang menunjukan bahwa posisi followership adalah juga penentu dalam suatu tim. Seperti sebuah puzzle jika seorang leader diumpamakan sebagai orang yang menyusun puzzle tersebut, maka jika salah satu bagian puzzle hilang maka puzzle tersebut tidak akan pernah sempurna. Demikian juga peran setiap follower yang merupakan suatu peran dan tanggung jawab yang memberikan kontribusi bagi kepentingan bersama. Dengan demikian diharapkan kekuatan dari followership menjadi suatu bagian dari sebuah sinergi yang menggerakan perusahaan mencapai tujuannya. Namun demikian tidak setiap follower tidak secara ideal berperan pada posisinya. Mari kita kenali jenis kepengikutan dengan sifat dan dampak masing-masing.
Berikut ini beberapa jenis kepengikutan:
- Konformis: kepengikutan jenis ini akan mengendepankan selalu kata “Ya”. Tipe kepengikutan ini adalah merespon dengan cepat apa yang diminta pemimpin, cenderung loyal dan tampak sejalan dengan pemimpin. Tipe ini akan melakukan apa pun yang diminta atasannya. Cenderung aktif terlibat dan dapat bekerja keras, namun untuk tipe konformis kurang menyatakan perbedaan pendapat atau memberikan saran untuk perbaikan.
- Pasif: tipe pengikut yang pasif selalu menghindar dan lebih suka mengambil posisi di “belakang”. Tipe ini akan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar, tidak mengambil inisiatif atau melakukan lebih dari apa yang diminta.
- Berani: Tipe ini bersedia untuk mengambil inisiatif dan dapat bekerja secara independen. Mereka mendukung pemimpin, tetapi juga akan mendorong kembali dan memberikan kritisi kepada pemimpin untuk mencapai hasil yang lebih baik untuk tim dan perusahaan.
Memang tidak bisa dipungkiri pada prakteknya acap kali pemimpin lebih cenderung pro dengan tipe konformis. Bahkan tanpa disadari banyak memilih anggota timnya dengan pengikut yang konformis. Karyawan dapat melakukan apa yang diperintahkan, tapi apakah tipe ini akan membawa yang terbaik untuk bekerja setiap hari? Ya mungkin saja membuat pekerjaan pemimpin lebih mudah dalam jangka pendek, tetapi dalam kinerja jangka panjang tentu bukan suatu tim yang solid. Sebagai seorang follower, Anda perlu untuk tumbuh dan mengambil sikap untuk memiliki jenis followership yang berani, yaitu bersedia untuk tidak hanya melakukan pekerjaan, tetapi mendorong untuk membuat semua orang lebih baik.
P. Adi/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana