(Business Lounge – Dominate the Market) Saya punya kebiasaan untuk meng-google klien baru sebelum bertemu dengan klien tersebut. Info apa saja yang bisa saya temukan di internet tentang individu tersebut. Facebook? (Check). Artikel? (Check). Linkedin? (Check). Instagram? (Tidak ada salahnya. Check). Anda bertanya, buat apa sampai sedetil itu? Jawabannya adalah, karena kemungkinan besar klien anda juga akan sedetil itu tentang Anda.
Di zaman seperti ini? Info tentang Anda dapat mengalir dengan deras cukup dengan google. Untuk mengenal apa yang klien Anda harus traktir ketika bertemu dengan Anda cukup mungkin dengan melihat foto-foto liburan anda di facebook. Yep. Jangan heran kalau klien anda mendadak tahu liquor favorit anda, restoran favorit anda, merk tas favorit anda dan sebagainya.
“John Lobb says hello. But i said, screw your 200k yen price tag”
Terdengar seperti becandaan? Mungkin. Tapi hal kecil seperti itu cukup menjadi clue untuk klien Anda. Cukup dengan melihat video wawancara Anda di Youtube, klien Anda akan mendapatkan informasi cukup tentang perilaku Anda.
Lalu Anda akan bilang, “Saya tidak bisa ditemukan di internet! Saya tidak punya social media, foto, atau apapun yang bisa Anda temukan?”
Bukan hal yang baik.
Karena sebenarnya itu menunjukkan bahwa Anda bukan orang yang bisa dengan cepat dipercayai oleh klien Anda. Apalagi jika klien Anda adalah generasi Y. (Generasi Y adalah mereka yang lahir di antara tahuan 80-an hingga akhir tahun 2000). Ya, Anda akan dicari di internet, karena suka atau tidak suka, walaupun Anda merepresentasikan perusahaan, brand, ataupun toko kelontong Anda, setika Anda duduk semeja dengan klien Anda, value dari perusahaan Anda telah ditumpahkan kepada Anda.
Jadi apa yang harus Anda lakukan ?
Self-branding! Self-positioning. Anda harus menjaga reputasi anda agar personal brand anda tidak rusak. Representasikan diri anda bukan sebaik-baiknya, karena kata-kata itu terkesan terlalu cliché. Tapi perhatikan diri anda sendiri di internet. Jika anda punya predikat buruk yang tertera di halaman pertama google (Bummer), bukan berarti anda harus menyewa hacker untuk menghilangkannya, tapi anda bisa coba menemukan celah di dalam conversation agar dapat terhindar dari kasus itu.
“John, saya ingin percaya kepada Anda, tetapi saya dengar Anda terlibat perusahaan yang menggelapkan pajak”
Jangan mengelak dan panik, jawab seperti ini, “Oh ya. Beberapa tahun yang lalu itu memang cukup buruk buat saya. Saya sudah katakan kepada mereka bahwa itu adalah ide buruk. Tapi oh, well…posisi saya sepertinya kurang dianggap waktu itu. Tapi setelah saya pindah ke perusahaan ini, saya memperoleh posisi yang lebih baik. Dan mereka percayakan Anda kepada saya. Dan saya katakan, perusahaan saya sudah melewati dua generasi tanpa masalah.”
Cukup pintar? Cukup ngeles. Tapi Anda memang harus menemukan celah untuk menyelamatkan personal branding Anda sendiri di tengah-tengah era keterbukaan informasi sekarang ini. Anda tidak bisa kabur, jadi sesuaikan saja layar Anda dengan arah anginnya.
Yep. Mereka akan mencari anda di internet.
Michael/VMN/BL/Executive Director Lepmida