(Business Lounge – News& Insight)-Baru-baru ini ada kehebohan soal Film the Interview. Petinggi Sony Pictures akan menyerahkan keputusan soal penayangan film komedi barunya ini kepada pihak pengelola bioskop di Amerika Serikat. Selasa, 16 November, pelaku peretasan studio film mengancam akan melakukan terorisme fisik pada 25 Desember yang merupakan jadwal pemutaran perdana film tersebut.
Sampai Selasa malam waktu setempat, setidaknya satu bioskop besar telah menanggapi tawaran Sony. Carmike Cinemas Inc, jaringan bioskop terbesar keempat di AS berdasarkan jumlah layar, tidak akan memutar “The Interview” di bioskopnya.
Peritiwa ini tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Hollywood. Hanya sembilan hari sebelum pemutaran perdananya film ditarik dari layar bioskop. Kondisi ini mencerminkan risiko serangan beruntun yang ditanggung unit usaha Sony Corp tersebut. Biasanya, studio dan jaringan bioskop besar telah merencanakan lokasi dan waktu penayangan sebuah film sejak beberapa bulan sebelum film masuk bioskop. Rencana ini tidak dapat diubah setelah studio meluncurkan pemasaran film besar-besarannya.
Namun, setelah ancaman ini diterima pada Selasa, Sony mendapat desakan dari pihak bioskop. Terutama bagi bioskop yang berada di mal dan area ramai pengunjung lainnya. Seperti yang dikutip The Wall Street Journal, pesan ancamannya berbunyi “Kami akan memperlihatkan pada Anda saat ‘The Interview’ diputar, termasuk saat gala perdana, betapa pahitnya nasib mereka yang mencari kesenangan dalam teror,” kata pesan yang ditengarai berasal dari pelaku peretas jaringan Internet Sony tiga minggu lalu. “Ingat 11 September 2001.”
Sontak pesan ini membuat Hollywood dan industri film AS waspada. Sejumlah insan film diam-diam mendesak Sony sama sekali tidak menayangkan “The Interview” di bioskop. Beberapa pihak mencemaskan ancaman ini akan membuat orang enggan datang ke bioskop dan merugikan penjualan tiket di tengah musim liburan.
Terkait ancaman ini maka pejabat AS dan penyelidik swasta telah mengaitkan peretasan Sony dengan Korea Utara, yang menyebut “The Interview” sebagai “aksi perang.” Namun, Korea Utara menyangkal terlibat dalam serangan peretasan tersebut. Pengamat mengatakan kemungkinan serangan teror di wilayah AS oleh siapapun yang berhubungan dengan Korea Utara sangat kecil.
Semoga saja tidak ada tindakan teror yang akan berlangsung. Penarikan film ini merupakan keputusan terbaik bagi semua pihak.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing

