(Business Lounge – News & Insight) Presiden Amerika Barack Obama pada pada Rabu (29/10) memberikan pernyataan bangga dan memuji sikap “heroik” para petugas kesehatan AS yang berjuang melawan Ebola. Hal ini terjadi di tengah kontroversi atas tindakan karantina yang diberlakukan oleh beberapa pihak berwenang termasuk Pentagon bagi para petugas kesehatan yang baru kembali dari Afrika Barat.
Obama memberikan pernyataan di Gedung Putih setelah melakukan pertemuan dengan petugas kesehatan yang telah kembali dari Afrika Barat termasuk Kent Brantly, seorang dokter Amerika yang terinfeksi dengan penyakit yang telah menewaskan ribuan orang di Liberia. Dalam pernyataannya tersebut Obama mengatakan bahwa orang-orang yang telah secara sukarela berjuang di garis depan untuk memerangi Ebola ini, layak mendapatkan apresiasi.
“Kita perlu menyebut mereka sebagai pahlawan Amerika,” kata Obama seperti dilansir oleh AFP. “Mereka pantas menerima rasa terima kasih kami, dan mereka layak diperlakukan dengan bermartabat dan dengan hormat,” katanya, seraya menambahkan bahwa demi kepentingan Amerika jugalah sehingga Amerika berusaha untuk menghentikan Ebola langsung pada sumbernya.
Sebelumnya telah diberlakukan kebijakan yang diambil oleh para pejabat di New Jersey dan New York untuk mengkarantina mereka yang kembali setelah merawat pasien yang terinfeksi Ebola di Afrika Barat. California pada Rabu (29/10) menyatakan akan mengikuti aturan karantina yang sama.
Pro-kontra atas peraturan karantina ini memang terjadi. Para ahli mengatakan dengan mengkarantina tenaga medis profesional yang telah menunjukkan gejala penyakit ini dapat mencegah para pekerja medis AS lainnya untuk turut membantu pergi ke garis depan krisis Ebola. Namun Obama secara tidak langsung menyebutkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara tersebut masuk akal dan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Senin (27/10). Hal yang sama juga diberlakukan kepada para tentara yang telah kembali dari sana. Namun untuk diplomat yang baru saja kembali dari negara-negara terkontaminasi, belum ada rencana perlakuan yang sama.
CDC memang telah mendesak diberlakukannya pengawasan aktif dari mereka yang berisiko, yang berarti mereka harus diperiksa suhu tubuhnya setiap hari selama 21 hari dan harus membatasi perjalanan mereka serta kegiatan publik selama masa inkubasi virus.
Namun Obama juga mengingatkan untuk tidak mengecilkan pengorbanan dari para tim medis yang mau pergi ke negara-negara beresiko tersebut. Obama mengajak orang banyak untuk memberikan dukungan dan memberikan penghargaan bagi mereka.
Saat ini terdaftar sekitar 1.100 tentara AS di Liberia dan Senegal, dan sesuai rencana jumlah mereka akan bertambah hingga 4.000 tentara. Hanya dua orang AS yang telah terinfeksi virus Ebola ini, dan keduanya telah dinyatakan sembuh. Satu pasien yang meninggal karena Ebola di sebuah rumah sakit AS adalah Liberia, Thomas Eric Duncan.
Pasien lain, dokter Amerika Craig Spencer, masih dalam perawatan di Rumah Sakit Bellevue di New York. Sebelumnya Spencer telah merawat pasien Ebola di Guinea.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana