(Business Lounge – Business Insight)
Media sosial semakin menjadi ajang bagi generasi sekarang untuk mencurahkan pendapat, pikiran hingga perasaan. Sering kali mereka merasa lebih mudah untuk menuliskannya pada media sosial dibandingkan dengan berbicara dengan seseorang. Apalagi pada masyarakat yang individualis dan kecenderungannya masyarakat semakin bertambah individual sehingga kasus-kasus depresi hingga bunuh diri semakin marak.
Kondisi ini membuat sebuah organisasi kemanusiaan sekuler, Samaritans yang sering kali mengambil bagian dalam aksi-aksi kemanusiaan melakukan inovasi dengan meluncurkan sebuah aplikasi baru. Dengan aplikasi ini maka pemiliki Twitter akan mendapatkan pesan ketika orang yang mereka “follow” tampaknya membutuhkan bantuan, mengalami depresi bahkan ingin bunuh diri.
Samaritans Radar menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dan frase yang menunjukkan kesusahan, contohnya “tired of being alone”, “hate myself”, “depressed”, “help me” atau“need someone to talk to.” Jika si pemilik Twitter mendaftarkan diri untuk aplikasi ini maka ia akan menerima email peringatan jika seseorang yang mereka follow menuliskan pesan yang mengandung kata-kata seperti tersebut di atas.
Aplikasi ini kemudian akan menanyakan si pemilik Twitter apakah pesan tersebut memprihatinkan. Aplikasi hanya akan dimiliki oleh si pemilik Twitter melalui pendaftaran.
Joe Ferns, direktur eksekutif kebijakan, penelitian dan pengembangan di Samaritans, mengatakan bahwa aplikasi ini tidak dirancang untuk menjadi alat pelacakan sembunyi-sembunyi, demikian dilansir oleh AFP. Aplikasi ini hanya mendeteksi pesan yang bersifat umum sesuai dengan yang pemilik inginkan.
Mengingat akan banyaknya pesan yang masuk tiap-tiap hari maka Samaritans Radar akan memberikan tanda pada pesan-pesan khusus sehingga si pengguna langsung dapat memperhatikan yang berkaitan tanpa harus menelurusi pesan satu per satu. Sekali lagi Ferns menyatakan bahwa hal ini bukan hendak mencampuri urusan seseorang atau mengetahui rahasia seseorang namun hanya ingin memberikan Anda kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi mereka yang membutuhkan.
Samarintans Radar diciptakan oleh Jam digital Agency dengan menggunakan Twitter API. Hal ini terutama ditujukan untuk anak usia 18-35 tahun yang dikategorikan sebagai ‘digital natives’ yang selalu menggunakan teknologi baru dan generasi pertama yang tumbuh dengan komputer di rumah mereka.
Angkatan ini merupakan kelompok usia yang paling aktif di seluruh platform sosial dan menghabiskan rata-rata lebih dari tiga jam sehari pada jejaring sosial. Samarintans pun berencana akan memperluas layanan ini ke jaringan media sosial lainnya.
Aplikasi ini memiliki beberapa teknologi pintar yang akan mengajari para penggunanya untuk membedakan frase yang benar-benar menunjukkan kecenderungan bunuh diri.
Organisasi kemanusiaan ini berharap aplikasi ini dapat meningkatkan sisi kemanusian pada generasi digital modern yang ada sekarang ini dan mendorong mereka untuk saling membantu.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana