(Business Lounge – News & Insight)-Batik kembali menjadi pusat perhatian dalam sepekan terakhir ini. Busana batik menjadi sorotan dalam rangkaian acara kepresidenan di Istana seperti saat Presiden Jokowi mengenakannya saat menerima beberapa tamu negara seperti ketika menemui Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry dan Perdana Menteri Australia, Tony Abbot serta Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O’Neill dan juga terutama saat kesemarakan pelantikan kabinet kerja.
Presiden Jokowi mewajibkan semua menteri dalam jajaran kabinetnya menggunakan atasan batik saat pelantikan pada hari Senin, 27 Oktober di Istana Merdeka dengan alasan supaya bisa langsung bekerja sebab agenda acara berlanjut pada rapat kabinet perdana. Peristiwa ini bisa dikatakan sebagai peristiwa yang unik karena belum pernah terjadi sepanjang sejarah pelantikan para menteri.
Pada periode-periode lalu para menteri ataupun wakilnya biasanya menggunakan setelan jas bagi pria dan kebaya bagi para wanita. Kini pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi, batik diangkat kembali bukan hanya sebagai simbol nasionalisme tapi juga bahkan ada wacana harus dikenakan dalam setiap acara kenegaraan sebagi bukti kecintaan akan kebudayaan Indonesia. Untuk ketentuan ini, Presiden Jokowi berencana akan mengeluarkan surat keputusan Presiden.
Bagi Jokowi langkah ini penting sebagai dasar sikap hati untuk mencintai kekayaan budaya lokal serta juga sebagai langkah aktif untuk mendukung serta memajukan ekonomi kreatif.
Mengenakan batik sebagai busana wajib bagi para menteri ataupun pejabat negara saat acara-acara merupakan suatu sikap yang mencerminkan keberpihakan pada produk dalam negeri dan karya seni anak bangsa.
Hal ini bisa dikatakan juga sebagai strategi komunikasi politik yang dibangun Jokowi bahwa dalam pemerintahan selama 5 tahun yang akan datang, dalam mengelola kekayaan alam negara dirinya akan mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa dibandingkan kepentingan bangsa asing.
Selain itu, bisa juga menjadi bahasa sederhana bahwa Jokowi lebih dekat dengan rakyat ketimbang dengan para elite. Pemilihan busana atau cara berpakaian dalam membangun suatu pemerintahan sesungguhnya bukan hanya soal image dan penampilan tapi juga bahasa untuk menyatakan seberapa kuat kehadiran penguasa negeri dalam kehidupan rakyatnya.
Batik sendiri seperti kita ketahui merupakan salah satu pembuatan pakaian tradisional Indonesia sejak jaman kerajaan Majapahit dan sejak 2 Oktober 2009, batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Business Lounge