(Business Lounge Journal – Culture)
Bukan sekedar patung dan juga bukan sekedar monumen, melainkan suatu maha karya yang melambangkan kejayaan suatu negara.
Berdiri tegap menghadap langit biru dengan semburan air di mulutnya.
Berbadan ikan dan berkepala singa, itulah mahluk mitologi yang dinamakan Merlion…
Terletak di Merlion Park, di seberang Hotel Fullerton yang megah, dimana banyak wisatawan dari berbagai dunia mendatangi taman dengan perairannya yang indah. Apalagi kalau bukan melihat patung Merlion. Memang bukan sekedar patung, tapi inilah icon dari negara Singa itu.
Patung Merlion biasa diasumsikan berbadan ikan duyung (mermaid) dan berkepala singa (lion) sehingga bila digabung menjadi “merlion”.
Menurut legendanya, seorang pangeran Sriwijaya dari Palembang, bernama Sang Nila Utama datang pertama kali ke Singapura (dulu bernama Malaka), ia melihat seekor binatang menyerupai singa. Hingga dinamakanlah singapura (bahasa sansekerta, artinya kota singa). Sang Nila Utama mendirikan kerajaan Singapura pada 1299.
Singapore Tourism Board (Badan Pariwisata Singapura) memutuskan membuat sebuah ikon untuk negara singa tersebut. Pada tahun 1964, Fraser Brunner merancang gambaran Merlion. Patung kepala Singa berbadan ikan duyung dengan tinggi 8,6 m, serta beratnya 70 ton berhasil diukir oleh pengrajin Singapura Lim Nang Seng. Perdana Menteri Singapura meresmikan Merlion pada 15 September 1972. Hingga hari ini, Merlion telah menjadi simbol negara singapura. Berbagai souvenir berbentuk Merlion, mulai dari gantungan kunci, miniatur kecil hingga magnet kulkas selalu laris manis.
Selain itu, lambang kepala Singa mengandung nilai keberanian, keunggulan, dan kekuatan. Ini semua tercermin dari keunggulan Negara Singapura, yaitu: perekonomiannya yang cukup tangguh, infrastruktur yang canggih, pendidikan yang diakui secara internasional, inovasi dan teknologi yang berkelanjutan, ketertiban, dan keamanan yang terpercaya.
Sedangkan badan ikan duyung melambangkan negara singapura berada diatas pulau, yang dulunya bernama “Temasek ” yang artinya kampung nelayan.
Menikmati Merlion Park, sudah merupakan kunjungan wajib ketika kita mengunjungi negeri Singa ini. Tidak peduli, hari sedang panas terik, hujan lebat, ataupun sudah malam. Semua wisatawan wajib mengunjungi Merlion Park. Lalu, apa yang kita dapatkan setelah sampai ke taman Merlion? Tentu saja figur singa bertubuh ikan duyung itu sendiri. Dari mulutnya menyemburkan air terjun yang indah dan jatuh ke perairan Marina Bay. Semua wisatawan tidak ingin melewatkan saat indah itu.
Mereka berfoto dengan pose di belakang Merlion ataupun Marina Sand Bay. Beberapa wisatawan tertawa, berpose seakan sedang menampung air terjun dari mulut Merlion. Beberapa lagi duduk di anak tangga taman, menikmati udara taman yang bebas leluasa menyambut para wisatawan. Terdengar beberapa celotehan dari berbagai bahasa asing, seperti Tagalog, Hokian, Inggris, Jerman dan beberapa dialek Eropa Timur.
Nampak pula seorang pelari profesional sedang berlari di tepi perairan. Tak jauh dari taman, terdapat gedung perkantoran. Para karyawannya juga sedang asyik makan bersama sambil melakukan meeting secara outdoor. Ada juga restoran cepat saji, nampak seorang wanita kulit putih sedang berkenalan dengan seorang pria asia. Semua bangsa datang di taman yang melambangkan kejayaan bangsa Singapura.
Saat yang paling baik untuk datang ke Taman Merlion adalah sore hari. Suasana terasa teduh, lebih indah dan penuh drama warna langit yang indah.
Sangking bangganya, Pemerintah Singapura membuat 5 patung Merlion. Pertama di taman Merlion sendiri. Patung kedua terdapat di belakang patung utama. Patung ketiga disimpan di museum Merlion, Sentosa Island. Patung keempat ditempatkan di Singapore Tourism Board, dan yang kelima berada di Mount Faber.
Pujangga kondang Singapura yang bernama Edwin Thumboo mengangkat Merlion Park dalam karya besarnya ” Ulysses by The Merlion”.
Bagaimana cara ke Merlion Park?
Bila Anda dari Bandara Changi, Anda dapat langsung naik MRT dan turun di stasiun tanah merah. Lanjutkan dengan MRT green line dan turunlah di stasiun Rafles Place. Keluar stasiun dari pintu exit B, melalui daerah perkantoran, carilah Fullerton Hotel. Dari sini tinggal menyeberang ke Merlion Park. Kalau dari Harbourfront, naiklah MRT garis ungu dan turun stasiun Outram Park. Naik lagi MRT Green Line menuju ke arah Pasar Ris lalu turun di Raffles Place Station. Dari sini, carilah hotel Fullerton.
Kalau mengalami kesulitan, jangan sungkan untuk bertanya dengan orang sekitar. Mereka sangat membantu para wisatawan.
Akhirnya, dapat disimpulkan, berwisata ke Singapura tanpa kunjungan ke Merlion Park adalah tidak sah.
Foto: Ferdinan Rafles