(Business Lounge – World News) – Kapten kapal feri Korea Selatan yang tenggelam beberapa bulan yang lalu kemarin menyalahkan operator kapal untuk salah satu bencana maritim yang terburuk bagi bangsa Korea, dan mengatakan itu adalah praktek standar untuk membebani kapal berlebihan dan mengabaikan pemeriksaan keamanan.
Kapal feri Sewol tenggelam di lepas pantai selatan Korea Selatan pada bulan April yang lalu dengan korban lebih dari 300 orang. Sebagian besar korban adalah pelajar di salah satu sekolah tinggi di Ansan, bagian selatan dari Seoul.
Ketika bersaksi di sidang, eksekutif perusahaan Lee Joon-Seok, 69, mengatakan itu merupakan keputusan manajemen untuk membebani feri secara berlebihan, dilansir dari AFP.
Kim Han-sik, presiden operator kapal Chonghaejin Marine Co, sedang diadili bersama 11 eksekutif lain dari perusahaan itu dan perusahaan terkait lainnya atas tuduhan termasuk kelalaian kriminal dan juga korupsi.
Lee dan 14 kru lainnya dari feri Sewol, yang dituduh meninggalkan kapal yang tenggelam dengan penumpang di dalamnya, diadili secara terpisah dari para pejabat perusahaan.
“Itu adalah rahasia umum dan semua orang di Chonghaejin tahu benar bahwa feri itu berbahaya dan ada masalah dalam menyeimbangkan dirinya sendiri,” kata Lee pengadilan di selatan kota Gwangju, menurut laporan.
Setelah dibeli dari Jepang, kapal itu mengalami perbaikan besar-besaran supaya dapat membawa lebih banyak penumpang sebelum dipakai kembali dalam layanan pada bulan Maret tahun lalu.
“Tidak mungkin bagi saya, sebagai kapten” untuk berbicara sebelum manajemen berbicara tentang overloading dan masalah keseimbangan kapal, kata Lee.
“Kami hanya mengikuti praktek lama,” katanya ketika ditanya tentang pemeriksaan keamanan yang tidak tepat. Lee juga mengaku bahwa ia tidak berada di pucuk pimpinan pada saat kecelakaan, digantikan oleh navigator yang tidak berpengalaman saat itu yang bertanggung jawab atas kemudi.
Kapal kehilangan keseimbangan saat ia menavigasi saluran berbahaya di lepas pantai selatan. Kapal tersebut miring, terbalik dan tenggelam, menewaskan 294 penumpang di dalamnya. Sepuluh penumpang lainnya masih tetap hilang. Bencana Sewol ini sangat mengguncang Korea Selatan.
Arum/Journalist/VM/BL