(Business Lounge – Lead & Follow) Rwanda Genocide, sebuah konflik yang pernah terjadi pada tahun 1994 melanda Rwanda. Konflik ini diwariskan oleh Kolonial Belgia dengan mengklasifikasikan masyarakat Rwanda berdasarkan etnis dan warna kulit. Etnis Hutus adalah masyarakat Rwanda yang berkulit hitam dan dijadikan budak pada era kolonial, sedangkan Tutsi merupakan masyarakat Rwanda yang berkulit putih dan diangkat sebagai tenaga administratif pemerintahan.
Namun uniknya, kemunculan Paul Kagame sebagai pemimpin Rwanda membawa perubahan besar bagi Negara ini. Kagame terpilih sebagai presiden Rwanda sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Kurang lebih 14 tahun lamanya menduduki jabatan sebagai Presiden Rwanda, sosok Kagame sangat cocok sekali untuk dijadikan panutan bagi masyarakat luas.
Mengenal Paul Kagame
Sebagai seseorang yang berdarah Tutsi, Kagame harus terpaksa hengkang dari tanah kelahirannya ke negara tetangga, Uganda ketika usianya beranjak 2 tahun. Paul Kagame menghabiskan 30 tahun waktu hidupnya di Uganda dan pada akhirnya bergabung dengan badan militer Uganda dan sukses menjadi senior tentara militer Uganda. Pada tahun 1990, Kagame bergabung dengan RPF (Rwanda Patriotic Front) dan melakukan invasi terhadap Rwanda. Sebagai pemimpin RPF, Kagame berhasil mengakhiri peristiwa Rwanda Genocide dengan kemenangan militernya.
Melalui kemenangan ini, Kagame menduduki jabatan menjadi wakil presiden dan menteri pertahanan nasional. Kagame terpilih menjadi presiden pertama Rwanda yang dipilih berdasarkan suara rakyat pada tahun 2003.
Pemimipin Dengan Langkah Rekonsiliasi
Kagame membangun suatu kesatuan bagi Rwanda. Masyarakat mulai tidak saling mengotak-kotakkan. Maka mulai nampaklah sisi terang dari Rwanda. Kagame menekankan untuk tidak ada lagi ajang balas dendam, yang ada adalah belajar untuk saling memaafkan.
Dalam usahanya untuk melakukan rekonsiliasi, Presiden Kagame membentuk suatu pengadilan tradisional, yang diberi nama pengadilan Gacaca. Proses pengadilan dilaksanakan dalam skala komunitas dan musyawarah. Melalui pengadilan ini, para penjahat perang dalam peristiwa genocide ini akan diadili melalui hukum. Diperkirakan 100,000 orang telah terbukti bersalah melalui pengadilan Gacaca.
Semua orang dikondisikan untuk dapat tinggal bersama-sama dengan hati yang saling memafkan.
Terlihat sekali bahwa, kharisma yang terpancar dari kepemimpinannya ini membuat orang untuk menghargai atau “respect” dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah ia dibuat. Peraturan hukum ini memang memberikan dampak yang sangat positif kepada masyarakat Rwanda dalam mewujudkan rekonsilisasi.
Pemimpin Dengan Sebuah Visi
Sebagai tokoh yang menjadi panutan masyarakat, dalam menjalankan kepemimpinannya menjadi seorang presiden, Kagame tidak hanya berusaha menjadi penegak hukum, tetapi ia selalu memiliki tujuan yang jelas, dalam arti ia sudah paham betul mau dibawa kmana pemerintahan Rwanda dimasa yang akan datang.
Untuk itu, Kagame membuat sebuah proposal dengan nama, “Vision 2020″ untuk membangkitkan perekonomian negara yang porak-poranda. Kagame menuturkan bahwa ia akan menjadikan sistem ekonomi di Singapura, China dan Thailand sebagai acuan untuk membangkitkan perekonomian Rwanda.
Melalui program ini, Rwanda akan menerima banyak investor asing yang akan mendirikan perusahaan-perusahaan yang akan mendorong pendapatan negara. Dengan program ini, Kagame percaya bahwa ia akan melakukan transformasi pada Rwanda dari negara yang miskin menjadi negara yang mampu memiki ekonomi berpendapatan menengah pada tahun 2020. Observasi yang dilakukan pada tahun 2013, mengindikasikan angka kesehatan dan pendidikan yang cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi dari tahun 2004 dan 2010 mengalami peningkatan 8 persen per tahunnya.
Pemimpin Menjadi Teladan Bagi Dunia
Kagame dikenal sebagai pahlawan masyarakat Rwanda yang sukses menciptakan kedamaian, rekonsiliasi, membawa kemajuan, pemerintahan yang bersih, dan menggalakan hak asasi manusia, terutama hak asasi wanita. Kagame yang berperan aktif di dunia internasional juga membentuk ikatan relasi yang baik antara Rwanda dengan negara-negara lain seperti Afrika Timur dan Amerika Serikat.
Di bawah kepemimpinan Paul Kagame, Rwanda tidak hanya menjadi negara yang dilirik oleh investor asing melainkan juga dipandang dan dihargai oleh dunia.
Sosok Kagame pantas menjadi seorang pemimpin panutan, mampu mengubah Rwanda yang porak-poranda secara etnis, melalui sejarah yang gelap, Kagame membawa rakyat Rwanda untuk saling memaafkan dan mengarahkan pandangan pada masa depan yang lebih baik.
Febriani Piscessa/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana