(Business Lounge – World Today) – Pencarian pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 belum juga membuahkan hasil. Pencarian sia-sia sepanjang Senin atas Malaysia Airlines MH370 tak menghasilkan satupun petunjuk yang nyata. Padahal, petunjuk bisa membantu penyelidik mencari tahu penyebab hilangnya pesawat.
Pencarian yang belum menemukan titik temu, sudah menimbulkan rasa frustrasi di area pencarian pesawat, yaitu di perairan antara Malaysia dan Vietnam. Situasi yang sama juga terlihat dalam hotel-hotel di Beijing dan Kuala Lumpur, tempat berkumpul keluarga penumpang.
- Personel militer mengintip dari helikopter pencari di lepas pantai Pulau Tho Chu, Vietnam, 10 Maret 2014. (REUTERS)
“Kami dipusingkan” kejadian hilangnya pesawat, kata Hishamuddin Hussein, Menteri Transportasi Malaysia.
Pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 mengangkut 227 penumpang dan 12 awak. Pesawat Malaysia Airlines dinyatakan hilang pada hari Sabtu dini hari, sesudah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat hilang dari radar di ruang udara Malaysia dan Vietnam, kurang dari satu jam sesudah lepas landas. Tak tercatat sinyal darurat dari pesawat.
Hari Minggu lalu, barisan pesawat dan kapal dikabarkan mengejar puing-puing yang terlihat mengambang di selatan Pulau Tho Chu, Vietnam. Sesudah ditelusuri, pecahan ternyata bukan bagian dari pesawat.
“Jika pesawat jatuh ke tanah, puingnya pasti ada di sana. Namun, jika jatuh ke air, kita mesti mempertimbangkan arus, pasang-surut, serta gelombang yang bisa menggeser posisi puing,” papar Martin Eran-Tasker, pakar keamanan dari Asosiasi Maskapai Asia Pasifik. “Bahkan jika sebuah pesawat [pencari] melihat sesuatu, hal itu perlu diverifikasi.”
Hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 meretaskan pertalian dengan kecelakaan pesawat Airbus A330 yang dioperasikan Air France. Dalam insiden 2009 itu, pesawat Air France hilang tak berjejak di Samudra Atlantik. Namun saat ini, belum ada satu pun puing yang bisa diselidiki. Menurut Eran-Tasker, dengan demikian kemiripan antara dua kasus ini adalah: sama-sama terjadi pada malam hari di ketika pesawat terbang di ketinggian jelajah, yang justru dinilai sebagai fase teraman dalam penerbangan.
Pakar keselamatan penerbangan menyatakan perairan antara Malaysia dan Vietnam relatif dangkal. Oleh karena itu, tim pencari seharusnya bakal lebih mudah menemukan puing MH370. Bandingkan dengan Air France, yang jatuh di perairan terpencil, pada samudra yang amat dalam. Tim pencari dan pemerintah telah berkali-kali menelan pil pahit sepanjang penyisiran. Petinggi Malaysia sempat mengatakan bahwa sepasang objek terlihat oleh pesawat amfibi Vietnam sebelum hari mulai gelap, Minggu. Awalnya, mereka menduga objek itu adalah berupa pecahan pintu komposit dan bagian ekor pesawat. Namun dugaan tersebut ternyata meleset. Objek yang diduga ekor pesawat ternyata kayu yang diikat menjadi rakit, sebut Azharuddin Abdul Rahman, direktur jenderal Departemen Penerbangan Sipil Malaysia.
Sebuah helikopter pencari dari Vietnam lalu menemukan objek lain. Dugaan awal, objek merupakan pintu pesawat—seperti tampak pada foto yang dirilis kementerian informasi pada Minggu. Sesudah diteliti, dugaan tersebut kembali meleset, karena objek tersebut ternyata hanya “ gulungan kabel berselimut lumut,” kata Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam pada situsnya.
Kemudian, Vietnam mengirim sepasang kapal ke lokasi temuan yang dilaporkan sebuah pesawat Singapura. Petinggi Malaysia mengira objek itu adalah sekoci yang terbalik. Beberapa jam kemudian, kapal Vietnam tiba. Mereka mengamankan objek dan menyatakan temuan bukanlah sekoci atau apapun yang pernah ada dalam MH370.
Berikutnya, datang laporan dari Malaysia. Dikatakan, sampel yang diambil dari tumpahan minyak yang ada di perairan Malaysia bukanlah tumpahan avtur atau bahan bakar pesawat, tetapi bahan bakar kapal laut.
Sesudah itu, tim pencari Vietnam memeriksa area 60 kilometer sebelah tenggara Kota Vung Tau. Gerakan mereka menyusul laporan seorang pilot. Ia mengaku sempat melihat pecahan besar puing yang mengambang. Namun, “tim pencari belum menemukan apapun yang aneh di sana,” papar Lai Xuan Thanh, kepala Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam.
Satu demi satu penampakan telah gagal memberikan bukti nyata. Penyelidik pun terpaksa memperluas radius pencarian hingga 185 kilometer atau 100 mil laut dari posisi terakhir pesawat.
Petinggi Angkatan Udara Malaysia menyatakan mulai saat ini mereka akan lanjutkan pencarian di malam hari. Upaya ini dilakukan menyusul bergabungnya pesawat dengan kemampuan khusus. Namun, tak ada perincian operasi.
Menurut Eran-Tasker, tim pencari biasanya berharap dapat menemukan barang pribadi. Barang-barang seperti sepatu, bantalan kursi, dan lain-lain ini umumnya mengambang berdekatan, tidak seperti pecahan-pecahan terpisah yang sebelumnya terlihat. Sepertinya upaya ini memang membutuhkan kerja keras yang lebih ekstra mengingat pentingnya informasi yang dibutuhkan terkait dengan MH370 ini.
Fannie Sue/Businesslounge-WSJ
Editor : Fanya Jodie
Foto : Antara, WSJ