(Business Lounge – HR) – Assessment adalah suatu metoda pelengkap dari metoda-metoda yang telah ada sebelumnya yang nyata-nyata mampu meningkatkan akurasi dalam penempatan orang yang tepat dalam jabatan yang tepat. Dalam hubungannya dengan career planning, metoda assessment dapat mengidentifikasi calon-calon potensial dan menyiapkan calon-calon tersebut (dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dan tindakan untuk mengatasinya — seperti mengikuti pelatihan, dan lain-lain) untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu dalam perusahaan.
Ilustrasi
Direktur sebuah perusahaan consumer goods yang cukup besar, Hernowo, mengeluh berat. Prestasi perusahaan secara keseluruhan dapat dikatakan menurun. Pertumbuhan penjualan yang diharapkan dapat meningkat sebesar 15% tahun ini bukan saja tidak tercapai, tetapi, malah minus dibanding angka penjualan tahun sebelumnya. Padahal setahun lalu ia punya harapan besar. Apalagi dengan diangkatnya Eddy sebagai Marketing Manager yang baru menggantikan Bowo yang mengundurkan diri. Dari hasil interview, pemeriksaan psrkologis, dan diperkuat dengan prestasi Eddy sebagai Sales Manager yang cukup menonjol, Hernowo berkeyakinan bahwa Eddy adalah calon yang tepat untuk menggantikan Bowo.
Tetapi segera setelah Eddy menduduki posisinya yang baru, Hernowo mulai ragu-ragu. Pola pikir dan tindakan Eddy dinilainya kurang pas sebagai seorang Marketing Manager. Padahal sudah berkali-kali diingatkan, tetapi Eddy tetap melakukan pola yang sama. Sebagai atasan yang baik, ia memberi kesempatan kepada Eddy untuk menunjukkan kemampuannya.
Sekarang Hernowo merasa bahwa ia telah salah mengambil keputusan untuk menempatkan Eddy sebagai Marketing Manager. Mengapa bisa demikian? Padahal dari hasil interview dan tes psikologi sebuah lembaga yang cukup terkenal merekomendast penempatan Eddy sebagai Marketing Manager.
Kasus di atas hanyalah sebuah contoh keputusan penempatan yang ’salah’ akibat metoda seleksi yang kurang akurat. Secara tradisional metoda seleksi biasanya hanya melibatkan proses pemeriksaan psikologis terhadap calon, baik calon dari luar maupun dari dalam perusahaan, dan kadang-kadang (hanya sedikit yang melakukan hal ini) diperkuat dengan pemantauan prestasi kerja karyawan (jika calon berasal dari dalam).
Metoda di atas dianggap masih mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, hasil pemeriksaan psikologis seringkali belum mampu menggambarkan potensi calon secara komprehensif sesuai yang dibutuhkan dalam persyaratan jabatan. Kedua, persyaratan jabatan itu sendiri sifatnya masih kabur dan belum dijabarkan dalam kriteria-kriteria operasional yang bisa diukur. Ketiga, prestasi kerja si calon seringkali tidak bisa dijadikan patokan. Karena biasanya yang dijadikan ukuran adalah keberhasilan calon pada jabatan saat ini, bukan jabatan yang akan dipegangnya di masa datang.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan di atas dikenal satu metoda penilaian yang merupakan pelengkap dari metoda seleksi yang sudah ada. Metoda penilaian tersebut adalah metoda Assessment .
Apa itu Assessment ?
Assessment adalah suatu metoda penilaian yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kapasitas seseorang secara komprehensif berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan secara sistematis, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh mampu menggambarkan kriteria spesifik sesuai yang dituntut oleh persyaratan jabatan yang ada. Metoda ini lebih lazim digunakan untuk menilai kemampuan calon yang akan diproyeksikan untuk menduduki posisi manajerial, baik calon dari luar perusahaan, maupun untuk kepentingan promosi jabatan.
Tahap Pra-Assessment
Sebelum Assessment dilakukan, diperlukan sejumlah langkah persiapan, yaitu: (1) Mempersiapkan deskripsi pekerjaan, (2) menentukan kriteria sukses jabatan tersebut, (3) menentukan kompetensi atau persyaratan jabatan, (4) menetapkan bentuk simulasi, (5) menyusun materi untuk simulasi.
Setelah memperoleh deskripsi pekerjaannya yang jelas, tindakan selanjutnya adalah menentukan kriteria sukses dari jabatan tersebut. Contoh kriteria sukses seorang Marketing Manager adalah: strategi pemasaran yang efektif, tercapainya target penjualan, biaya operasional yang efisien, team work yang solid dan produktif.
Selanjutnya, menentukan kompetensi atau persyaratan jabatan. Kompetensi adalah sejumlah faktor yang dianggap mewakili dan harus dimiliki oleh calon pemegang jabatan agar yang bersangkutan mampu mencapai kriteria sukses yang telah ditetapkan. Contoh kompetensi untuk seorang Marketing Manager adalah: Data Gathering & Analysis, Target oriented, Tenacity & Teamwork.
Berdasarkan kompetensi yang ada, kemudian kita harus menetapkan bentuk simulasi yang akan digunakan dalam proses penilaian terhadap calon atau assessees. Bentuk simulasi yang digunakan harus dapat menstimulasi munculnya kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga dapat diamati kapasitas assessees dalam setiap kompetesni yang telah ditetapkan. Bentuk simulasi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: (a) Leaderless Croup Discussions, (b) Competency based Interview, (c) Presentation Exercises, (d) In- Basket Exercises, (e) Business Games.
Leaderless Group Discussions adalah diskusi kelompok tanpa penunjukkan seorang pemimpin, yang memungkinkan setiap anggota ke-lompok memanifestasikan potensinya. Dalam simulasi ini antara lain dapat diamati kemampuan seseorang dalam mengarahkan dan memimpin kelompok, kemampuan men-jelaskan gagasan sehingga bisa diterima orang lain, kemampuan determinasi, dan lain-lain.
Dalam Competency based Interview, akan digunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) yang merupakan interview yang terstruktur dan detail untuk menggali kompetensi assessees dan kesesuaiannya dengan kompetensi yang disyaratkan dalam pekerjaan
Presentation Exercises, assessees diminta melakukan presentasi. Bentuk simulasi ini lebih dimaksudkan untuk mengungkap sistematika berpikir dan kemampuan mengemukakan gagasan.
In-basket Exercises adalah bentuk latihan di mana assessees diminta menyimpulkan dan memecahkan suatu masalah melalui sejumlah data dan informasi yang disediakan secara terpisah-pisah, baik dari data korespondensi, data yang lalu, dan lain-lain. Dari simulasi antara lain dapat diamati kemampuan analisis dan sintetis, kemampuan merencana dan mengorganisasi, serta kemampuan logis.
Business Games adalah bentuk simulasi yang lengkap yang disesuaikan dengan situasi nyata dunia bisnis. Bentuk simulasi ini adalah yang paling lengkap mengungkap kemampuan seseorang dalam menjalankan bisnis, seperti: kemampuan merencana dan mengorganisasi, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship), ketahanan terhadap stress, kreativitas, dan lain-lain.
Bagian akhir dari tahap pra-assessment center adalah penyusunan materi simulasi. Di sini kita berusaha menyusun item atau materi-materi yang akan menjadi obyek bahasan/diskusi/latihan dalam masing-masing bentuk simulasi yang telah ditetapkan. Materi-materi ini harus diuji validitasnya melalui proses uji statistik sehingga materi-materi tadi benar-benar mengungkap dimensi-dimensi yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan Assessment
Dalam proses assessment, assessor atau si penilai memegang peran yang penting dan dominan karena ia harus mengikuti dan mengamati seluruh proses dengan seksama untuk mengevaluasi setiap dimensi yang telah ditetapkan dan memberikan nilai dalam bentuk angka yang ditulis dalam formulir yang telah disediakan. Oleh karena itu assessor harusnya seorang yang benar-benar terlatih dalam bidangnya, baik dalam bidang pemahaman perilaku manusia maupun pemahaman dalam bidang pekerjaan yang diamati.
(Fadjar Ari Dewanto/IC/BL)