(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Jika berbicara mengenai nilai jual diri kita sebagai seorang Sales, ada 5 hal yang perlu diperhatikan. Hal pertama yang harus ditonjolkan adalah catatan prestasi kita, karena bagaimanapun juga prestasi berbicara tentang sebuah bukti yang memberikan harga atau nilai tambah. Kita tidak perlu berbicara banyak dengan memaparkan kelebihan – kelebihan diri kita, itu akan menjadi tidak ada artinya jika tidak disertai dengan bukti yang konkret, bahkan malah membuat kita jadi kelihatan terlalu berlebihan.
Yang kedua, potensi yang kita miliki juga perlu dimunculkan ketika ‘menawarkan diri’ kepada suatu perusahaan. Sebab Potensi menunjukkan kemampuan dan keterampilan diri kita untuk berkreativitas serta berkarier dalam dunia marketing yang kita geluti. Dengan demikian, kita harus mengembangkan potensi diri kita semaksimal mungkin sehingga perusahaan yang akan mempekerjakan kita merasa sangat beruntung.
Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pengalaman; jika kita adalah seorang ‘pemain baru’, biasanya kita akan dianggap sebagai ‘anak bawang’, tapi jika kita sudah dikenal sebagai seorang ahli yang berpengalaman, otomatis nilai jual kita akan menjadi jauh lebih tinggi. Jadi, apabila kita pernah bekerja di beberapa perusahaan, tentunya dengan posisi yang sama, yaitu sebagai Sales maka kita dapat belajar dan terus belajar dari pengalaman bekerja di tempat sebelumnya yang dapat membuat kita menjadi seorang yang semakin professional untuk melanjutkan karier yang lebih baik. Sebab ada pepatah mengatakan: “Pengalaman adalah guru yang terbaik”.
Hal yang keempat adalah ruang lingkup pengaruh kita; sudah berapa banyak orang atau institusi yang menerima hasil positif dari apa yang kita lakukan. Dimulai dari cara kita berpikir, berbicara, mengambil keputusan, bertindak dan beradaptasi atau bergaul dengan orang lain memberikan pengaruh yang cukup besar serta membangun penilaian orang tentang diri kita.
Kemudian, hal yang terakhir tentu saja performa kita. Bagaimanapun juga penampilan yang bagus akan sangat menunjang dalam dunia sales. Jika kita bertemu dengan sales yang menawarkan suatu produk namun berpenampilan acak-acakan, secara otomatis impresi pertama kita terhadap sales tersebut akan kurang baik. Kita tidak bisa pungkiri bahwa hal pertama yang menjadi daya pikat pelanggan adalah penampilan luar kita. Selanjutnya, adalah keahlian kita atau hal-hal lainnya untuk membuat produk yang kita tawarkan laku keras.
Jadi, dari kelima hal di atas, saya bisa menyimpulkan bahwa untuk bisa menetapkan nilai jual diri, kita membutuhkan 5 P: Prestasi, Potensi, Pengalaman, Pengaruh, dan Performa.
Latar belakang pendidikan bukanlah sebuah jaminan dalam menentukan ‘nilai jual diri’; sarjana lulusan luar negeri tidak selalu memiliki kualitas yang lebih baik daripada sarjana lulusan universitas dalam negeri. Prestasi yang saya sebutkan di atas tidak hanya dilihat dari latar belakang pendidikan belaka, melainkan apa yang sudah kita hasilkan dari pekerjaan kita di waktu lampau. Seringkali saya mendapati cukup banyak orang yang bertitel bagus namun agak lambat menyesuaikan diri dalam dunia kerja, atau kesulitan untuk mengikuti ritme gerak dari perusahaan yang ada. Sebaliknya, tidak jarang mereka yang sudah cukup lama tidak duduk di bangku sekolah (bahkan hanya lulusan Sekolah Menengah) jauh lebih mudah untuk menyesuaikan diri di dunia kerja karena sudah cukup lama berkecimpung di dalamnya.
Upah dan jabatan akan ditentukan oleh kinerja yang kita tunjukkan saat bekerja. Meskipun di waktu lampau kita memiliki selling point yang bagus, jika kinerja yang kita tunjukkan di perusahaan tempat kita bekerja saat ini ternyata tidak seperti yang kita ‘promosikan’ ketika interview, secara otomatis perusahaan akan memberi teguran atau tekanan yang lebih besar kepada kita.
Karenanya, belajarlah untuk bertindak jujur dalam mempresentasikan selling point tersebut – tidak perlu dibesar-besarkan, dan jangan pula terlalu direndahkan. Pastikan kita terus belajar untuk mengembangkan kapasitas. Bersamaan dengan posisi dan upah yang kita terima, pasti ada tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada kita. Jika kita ‘membual’ tentang selling point yang kita miliki dengan hanya bermodalkan rasa percaya diri, hal itu akan menjadi bumerang bagi kita di kemudian hari.
Dampak ’selling point’ terhadap kinerja
Kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh potensi yang ia miliki, bukan oleh promosi secara verbal belaka. Saya menyarankan Anda untuk memunculkan selling point yang sesuai dengan apa yang memang Anda miliki. Jangan pernah melebih-lebihkan selling point Anda, karena sekali klien merasa kecewa, mereka akan memberikan rekomendasi yang negatif dan membuat citra profesional Anda menjadi buruk. Karena itu, pastikan Anda memiliki kapasitas yang terus berkembang dan munculkanlah selling point yang sesuai dengan kapasitas tersebut.
(Friska Carolina/AA/TML)