Motivasi : Memberi Semangat Atau Menetapkan Aturan?

(The Manager’s Lounge- Leadership & Corp. Culture) – Salah satu tugas pemimpin adalah memberikan motivasi. Nah, berbicara mengenai motivasi terkadang yang ada di dalam pemikiran kita adalah memberi semangat dengan kata-kata penyemangat, yel-yel sebelum memulai bekerja, dan berbagai unsur-unsur “penyemangat” lainnya.

Tetapi, ada hal yang penting yang harus diketahui seorang pemimpin di dalam memberikan motivasi. Saya membaca artikel yang ditulis oleh Alan Deutschman dalam Fast Company Issue 94, yang mengatakan seperti ini : All leadership comes down to this : changing people’s behavior. Kalimat tersebut jika diterjemahkan berarti semua kepemimpinan itu berujung kepada pengubahan perilaku seseorang.

Hmm..mungkin membaca hal tersebut, mungkin orang berpikir, setiap orang kan berbeda-beda sifatnya, apakah harus dirubah sehingga semuanya menjadi sama seperti layaknya robot? Bukan seperti itu yang dimaksud. Yang saya maksud adalah bagaimana kita sebagai pemimpin sanggup untuk membentuk karyawan yang sangat beragam kepribadiannya agar memiliki visi yang sama dan menjadi pendukung yang baik untuk mencapai tujuan, baik di dalam pekerjaan kantor maupun bidang usaha lainnya.

Salah satu cara untuk membentuk perilaku karyawan agar memiliki visi yang sama dengan kita adalah dengan cara memberikan motivasi. Pada penerapannya, motivasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memberikan semangat atau menetapkan aturan yang dimana keduanya pasti akan memacu karyawan untuk bekerja keras dan memiliki visi yang sama untuk mencapai tujuan. Berikut akan dijelaskan satu persatu mengenai kedua hal tersebut.

1

Memberi Semangat

Memberi semangat kepada karyawan merupakan salah satu cara merubah atau membentuk perilaku agar karyawan memiliki semangat yang sama dan juga memiliki pandangan yang sama untuk mencapai tujuan. Pemberian semangat biasanya dilakukan pimpinan dengan pemberian insentif bagi karyawan yang mengerjakan tugasnya lebih baik dari standar yang diminta, dengan pemberian pujian, dan bahkan dengan yel-yel untuk memberi semangat bekerja dan juga upaya lainnya.

Selain itu, untuk memberikan semangat bisa juga melalui suatu acara seperti outbond, outing atau acara lainnya yang membuat para karyawan merasa bersemangat dan menjadi loyal kepada perusahaan tempatnya bekerja. Semangat dan loyalitas karyawan tersebut adalah modal bagi pemimpin untuk membentuk atau merubah pola pikir karyawan agar pada akhirnya memiliki visi yang sama dan berjuang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Cara motivasi dengan memberikan semangat memang cenderung lebih ke arah encouragement atau fun time di dalam penerapannya. Encouragement berarti pemimpin lebih ke arah nasihat dan dorongan kepada karyawan, dan tidak terlalu banyak membicarakan beban dan tuntutan perusahaan, sedangkan fun time yang dimaksud adalah dengan cara memberikan karyawan semangat melalui kegembiraan yang diciptakan bersama agar karyawan menjadi loyal dan mau untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menerapkan Aturan

Banyak orang yang berpikir bahwa menerapkan aturan kepada karyawan bukan merupakan suatu tindakan motivasi. Siapa bilang? Motivasi tidak selalu terkait dengan semangat, pujian, dan lainnya. Motivasi bisa juga dengan memberikan aturan yang membuat para karyawan tersebut tahu untuk bersikap di dalam perusahaan tetapi tetap merasakan kepuasan bekerja.

Ketika seorang pemimpin menetapkan aturan atau standar bagi para karyawan, sudah sepatutnya seorang karyawan yang baik memenuhi standar yang telah ditetapkan. ketika seorang karyawan tidak memenuhi standar yang ditetapkan, memang sudah pasti karyawan tersebut terhitung gagal di dalam menjalankan tugasnya dan seorang pemimpin berhak untuk menegur keras atau memberikan sangsi kepada karyawan tersebut.

Sebenarnya, dengan menetapkan aturan dan bertindak tegas terhadap karyawan juga merupakan tindakan motivasi kepada mereka. Ketika karyawan merasa tidak memenuhi standar yang ditetapkan, seorang karyawan yang baik dan tidak berpikiran pendek pasti akan menerima segala teguran keras dan lebih sungguh-sungguh mengikuti aturan yang ada serta menganggap bahwa teguran keras dan aturan yang ditetapkan adalah pemicu bagi dirinya sendiri untuk meningkatkan standard dirinya serta merupakan sarana pendorong untuk semakin membuktikan kualitas dirinya. Namun, bagi karyawan yang berpikiran pendek dan tidak terbiasa memacu diri, maka aturan dan teguran dianggap sebagai hal yang akan membuat dirinya semakin tertekan dan pada akhirnya tipe karyawan seperti ini tidak akan pernah maju di dalam hidupnya karena tidak pernah mau untuk meningkatkan kualitas dirinya dan hanya berkutat pada kesalahan lamanya saja.

Cara motivasi dengan menetapkan aturan lebih ke arah otoritas dan pemberian teguran keras atau sangsi. Namun, cara motivasi dengan menetapkan aturan juga merupakan cara ampuh untuk membentuk karakter karyawan agar kualitasnya lebih meningkat dan pada akhirnya dapat memiliki visi yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan perubahan kualitas yang ada, karyawan secara pribadi akan lebih memacu dirinya untuk memenuhi bahkan lebih baik dari standar yang ditetapkan dan itu semua pada akhirnya pasti berujung kepada pencapaian tujuan atau visi perusahaan. Karena, kualitas karyawan yang baik pasti akan membuat visi perusahaan lebih mudah untuk dicapai.

Mana yang lebih baik untuk diterapkan?

Jawabannya adalah keduanya harus diterapkan secara seimbang. Ada kalanya kita menegur keras karyawan yang melakukan kesalahan atau tidak mencapai standar yang ditentukan, namun ada kalanya kita memberikan pujian jika ia telah berhasil mencapai standar atau tujuan yang ditetapkan.

Terkadang pemimpin tidak seimbang di dalam menerapkan motivasi. Terkadang ada pemimpin yang terlalu keras, namun ada juga yang tidak pernah menegur dan hanya bolak-balik memberikan semangat dan pujian. Pada prinsipnya, baik memberikan semangat maupun pemberian aturan yang tegas, keduanya harus dilaksanakan secara seimbang.

Jika keduanya dilaksanakan secara seimbang, maka selain kualitas karyawan meningkat, karyawan juga merasakan kenyamanan bekerja dan menjadi loyal pada perusahaan, sehingga pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik dalam diri karyawan dan membuatnya memiliki visi yang sama dengan pimpinan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Keberhasilan seorang pemimpin adalah ketika ia berhasil untuk merubah atau membentuk perilaku karyawan agar memiliki visi yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk membentuknya memang dibutuhkan motivasi yang seimbang antara pemberian semangat dan penetapan aturan, agar perilaku karyawan memang terbentuk menjadi lebih baik, yaitu memiliki semangat dan loyalitas lebih terhadap perusahaan, serta memiliki kualitas dalam diri yang semakin meningkat. Tujuan perusahaan akan tercapai jika pemimpin dan karyawan memiliki visi yang sama, dan hal tersebut bisa terwujud jika seorang pemimpin telah berhasil membentuk perilaku karyawan dengan baik.

 

(Fanya Jodie/FJ/TML)