(The Manager’s Lounge – Finance) – Kita mengenal banyak sekali indeks saham global. Namun banyak dari kita yang tidak memahami darimana angka indeks tersebut datang. Padahal, perubahan tertentu dapat mengubah indeks secara signifikan, yang artinya dapat mempengaruhi investasi Anda.
Berikut ini adalah sejumlah cara kalkulasi berbagai indeks saham yang umum digunakan:
Price-Weighted Index
Indeks ini hanya mempertimbangkan komponen harga sebagai basis perhitungan indeks. Akibatnya, pergerakan harga yang besar dari sebuah saham saja dapat mempengaruhi indeks secara keseluruhan, meskipun mungkin saham tersebut kapitalisasi pasarnya kurang signifikan.
Prosedurnya untuk memperoleh price weighted index adalah dengan menambahkan harga pasar dari seluruh saham pada indeks, kemudian membaginya dengan jumlah saham yang terdapat di indeks. Sehingga, implikasi dari indeks ini adalah persentase perubahan dari saham yang harganya tinggi akan lebih mempengaruhi indeks dibandingkan dengan saham yang harganya rendah. Contoh price-weighted index ini adalah Dow Jones Industrial Average dan Nikkei 225.
Misalnya dalam sebuah indeks terdapat tiga buah saham, yakni A dengan harga $10, B dengan harga $50 dan C dengan harga $30. Maka, price weighted index untuk ketiga saham ini adalah sebesar (10+50+30)/3= 60.
Ketika terjadi corporate action seperti stock split yang mengubah harga saham (dan berpotensi merubah nilai indeks), maka dilakukan penyesuaian terhadap denominator, supaya indeks tetap berada di level yang sama.
Misalnya saham B di-split 2:1, sehingga harga barunya adalah 25. Jika tidak dilakukan penyesuaian, maka indeks akan understated. Oleh karena itu, denominator harus disesuaikan seolah tidak terjadi perubahan harga, caranya: (10+25+30)/d = 60, yang artinya denominator sebesar 1.083.
Value-Weighted Index
Value-Weighted Index justru kontras perbedaannya dibandingkan dengan price-weighted index. Perhitungan indeks ini tidak hanya memperhitungkan harga, melainkan juga besar perusahaan. Jadi, semakin besar kapitalisasi pasar satu perusahaan, meskipun perubahan harganya kecil, dapat mempengaruhi indeks secara signifikan.
Prosedur untuk menghitung value-weighted index ini adalah menjumlahkan hasil kali antara harga pasar saham dan saham beredar dengan hasil kalkulasi yang sama untuk periode yang menjadi basis, lalu dikali dengan nilai dasar indeks (umumnya 100). Contoh jenis indeks ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ-45, dan Hang Seng.
Unweighted Index
Indeks ini menganggap seluruh saham punya proporsi yang sama, tanpa memperhitungkan harga ataupun kapitalisasi pasar. Implikasinya, saham yang harganya rendah sama saja pentingnya dengan saham yang harganya tinggi, dan perusahaan kecil sejajar dengan perusahaan besar.
Indeks Lainnya
Indeks-indeks diatas kemudian juga dimodifikasi menjadi modified-market cap weighted index yang merupakan campuran antara equal-weight index dan value-weighted. Mirip dengan value-weighted, hanya saja perbedaannya perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar dipatok pada persentase tertentu indeks, sementara sisa bobotnya didistribusikan secara merata ke saham lainnya.
Pada tahun 2005, S&P meluncurkan S&P Pure Growth Style Index dan S&P Pure Value Syle Index yang merupakan attribute-weighted. Bobot pada indeks tersebut ditentukan oleh skor yang diperoleh relatif terhadap kriteria tertentu yang sudah ditentukan.
Rinella Putri/RP/TML