(The Manager’s Lounge – Inspiration), Apa yang terbersit saat kita melihat fenomena alam yang indah dan menakjubkan seperti yang terpampang pada foto-foto berikut..? Pasti kita semua berpendapat, sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan!!
Inilah Xinjiang, kota administratif terbesar di seluruh daratan China. Luas wilayahnya mencapai 1,6 juta kilometer persegi. Daerah ini sangatlah istimewa sebab berbatasan langsung dengan Russia, Mongolia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan and India. Ibu kotanya adalah Urumqi. Penduduknya mencapai 21 juta jiwa dan terdiri dari 9 suku
Beberapa waktu lalu telah meletus konflik antar suku disini. Pergesekan antara suku pendatang dan suku asli. Antara suku Uighur, sebagai penduduk asli dengan suku pendatang, suku Han yang merupakan penduduk mayoritas Cina. Kesedihan melanda seluruh daerah. Dibalik itu tersembul sebuah berita baik tentang kekayaan tanah Xinjiang.
Potensi perekonomiannya sangatlah menjanjikan sebab tanahnya kaya akan minyak bumi dan gas alam. Sejak dari tahun 2008, Xinjiang telah mempertahankan sekitar 10 persen pertumbuhan tahunan selama lebih dari 10 tahun. Kegiatan perekonomiannya didominasi oleh dua organisasi, yaitu industri minyak serta Perusahaan Produksi dan Konstruksi. Mereka menyumbang hampir 70 persen dari PDB Xinjiang pada tahun 2008 lalu (sekitar 420 miliar yuan atau US $ 61.5 miliar).
Secara signifikan industri minyak bumi memberikan kontribusi lebih dari 60 persen dari ekonomi Xinjiang. Adapun yang menjadi masalah adalah sekalipun Xinjiang merupakan salah satu provinsi penghasil minyak terbesar di China, namun harga minyaknya lebih tinggi daripada di Shanghai. Hal ini menyebabkan penduduk Urumqi beranggapan bahwa Beijing mengorbankan Xinjiang demi keuntungan orang-orang kaya di Shanghai.
Sedangkan yang dimaksud dengan Perusahaan Produksi dan Konstruksi adalah merupakan sebuah organisasi semi-militer pemerintah yang terdiri dari 2,5 juta orang. Perusahaan ini menempati sekitar 40 persen lahan pertanian di Xinjiang, dan menikmati monopoli dalam produksi kapas dan tekstil.
Baru-baru ini para pejabat pemerintahan Cina menyatakan bahwa tidak lama lagi Xinjiang akan menjadi pusat minyak dan gas terbesar serta ladang minyak dan petrokimia terbesar di Cina. Menurut perkiraan Petro Cina, produksi gas dan minyak pada tahun 2020 nanti akan mencapai sekitar 100 juta ton.
Sesungguhnya hingga pertengahan tahun 90-an, Cina merupakan pengkspor minyak yang cukup besar. Tapi kini 40 % dari kebutuhan minyaknya diimpor dari beberapa kawasan dunia yang tidak stabil secara politik. Untuk mengantisipasi hal ini Beijing pun berusaha untuk meningkatkan persediaan energinya dengan cara mengeksplorasi minyak di daerah Tarim bagian selatan Xinjiang.
Mega proyek ini melibatkan perusahaan Schlumberger yang merupakan perusahaan pelayanan ladang minyak terbesar di dunia dan satu-satunya perusahaan asing yang beroperasi di Tarim.Banyak rumor beredar bahwa terdapat sekitar 8 triliyun ton minyak mentah disana, yaitu sekitar sepertiga dari total persediaan minyak Cina. Para pejabat minyak mengatakan eksplorisasi dan pengeborannya merupakan yang tersulit di dunia. Kedalaman sebagian sumur mencapai 5000 meter dan para pekerja harus mengebor dengan struktur geologi yang rumit serta belum lagi harus menghadapi keadaan geografis padang pasir yang tidak mudah.
Namun demikian, yang lebih pelik lagi permasalahan ekonomi di Xinjiang menyangkut masalah imigrasi. Para ahli masih meragukan eksploitasi ini akan membawa keuntungan bagi para warga lokal, yang sebagian besar adalah etnis minoritas. Menyoal permasalahan ini, perusahaan Minyak Tarim, anak perusahaan Petro China berargumen bahwa mereka sudah membawa banyak keuntungan bagi Xinjiang dan warga lokal.
Pejabat pusat pun mengakui dan mengagendakan Xinjiang sebagai suatu wilayah yang penting dan strategis sehingga upaya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi terus akan dilakukan. Dibalik konflik yang terjadi, pemerintah pusat tidak pernah menjadikan wilayah otonomi khusus Xinjiang sebagai kawasan terabaikan, sebaliknya menjadi wilayah yang akan terus ditingkatkan pembangunan berbagai bidang.
Berbagai kemajuan indikator ekonomi telah berhasil dicapai di wilayah itu, seperti nilai perdagangan naik dari hanya 23 juta dolar AS pada 1978 menjadi lebih dari 22 miliar dolar AS tahun 2008. Demikian pula dengan berbagai sarana infrastruktur seperti jalan raya, jalur kereta api, pembangunan bandara internasional, dan jalan bebas hambatan.
Xinjiang yang dahsyat memang golden area bagi Cina. Semoga konflik dapat berlalu dengan cepat supaya warga dapat melihat pada masa depan mereka yang penuh harapan…
Special thanks to Mr. Anthony Maw for publish his photo
(The Manager’s Lounge/IK/TML-berbagai sumber)