Sistem Pelacakan Pesawat QZ8501 Belum Dimodifikasi

(Business Lounge – News & Insight) – AirAsia merupakan salah satu maskapai pertama yang mengadopsi sistem pelacakan dalam pesawat-pesawatnya. Untuk memudahkan pelacakan lokasi pesawatnya maskapai AirAsia untuk penerbangan jarak pendek sudah mengalami pembaharuan sistem demi memudahkan penelusuran lokasi pesawat.

Awal tahun ini ditempatkan  komunikasi satelit pada beberapa pesawat berjenis A320 oleh AirAsia sehingga memungkinkan pelacakan posisi pesawat setiap dua menit sekali., demikian disampaikan oleh Cris McLaughlin, wakil presiden urusan eksternal Inmarsat, yang merupakan penyedia layanan satelit. Hanya saja pesawat QZ8501 yang hilang belum dimodifikasi sistemnya, dia tambahkan juga. Dalam hal ini sampai sekarang belum ada komentar dari AirAsia.

Langkah yang dilakukan maskapai tersebut menjadi perdebatan yang lebih luas bagi masyarakat penerbangan mengenai bagaimana dan seberapa cepat teknologi pelacakan diadopsi oleh maskapai yang ada. Pengetahuan lebih presisi mengenai lokasi terakhir pesawat A320 tersebut sebelum kehilangan kontak sangat membantu tim pencari untuk meraba petunjuk keberadaan pesawat.

Pihak berwenang Indonesia hari Senin kemarin memperkirakan bahwa pesawat yang hilang itu kemungkinan berada “di dasar laut.” Tidak ada sinyal darurat dari kotak hitam pesawat yang terdeteksi, dimana kotak hitam ini dirancang tahan setidaknya 30 hari.

Sebelumnya, ketidakpastian mengenai keberadaan pesawat juga menyulitkan dalam upaya pencarian beberapa pesawat: seperti pada tahun 2009 menimpa pesawat Air France, dan tahun ini beberapa bulan yang lalu menghinggapi pesawat Malaysia Airlines MH370.

Tidak cukup melalui radar darat yang mengawasi pergerakan pesawat dan kemudian terhubung dengan satelit ketika pesawat terbang, masih terlalu luas untuk dapat melacak dengan pasti keberadaan pesawat.

Hilangnya MH370 yang berisi 239 penumpang dengan rute Kuala Lumpur-Beijing telah memicu dibentuknya satuan tugas dalam industri aviasi guna memperbaiki kelemahan pengawasan pesawat. Kelompok tersebut bulan ini meminta diberlakukannya sistem pelacakan pesawat secara global, hal yang mungkin hanya dapat terwujud bertahun-tahun lagi.

Direktur jenderal Asosiasi Penerbangan Udara Internasional, Tony Tyler, juga mengatakan bahwa “maskapai penerbangan menganggap serius masalah pelacakan [pesawat].” Namun, “masyarakat harus tahu bahwa tidak ada solusi tunggal dalam urusan [pelacakan]” dan “industri [aviasi] berupaya memperbaikinya,” demikian dia sampaikan dilansir dari wsj.

Arum/Journalist/VMN/BL
Editor: Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x