(Business Lounge – World News) – Terlihat dalam foto di atas Komite Internasional Olimpiade (IOC) Presiden Thomas Bach (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin melambaikan tangan saat berlangsungnya upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014, Minggu (23/2). Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 telah berakhir Minggu kemarin. Perhelatan ditutup dengan upacara berkilau yang menonjolkan kebanggaan rakyat Rusia; bukan hanya olahraga, tetapi juga seni klasik.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan upacara penutupan dari balkon VIP. Putin muncul di tengah-tengah salah satu krisis kebijakan luar negeri paling genting sepanjang masa jabatannya, yakni kejatuhan sekutu terdekatnya, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych. Putin tak berpidato. Namun, Bach berterima kasih atas dukungan pribadi sang Presiden dalam Olimpiade Sochi. Ia juga mencurahkan pujian bagi penyelenggara Olimpiade Sochi, gelaran Olimpiade termahal dalam sejarah.
“Apa yang memerlukan waktu puluhan tahun di belahan dunia lain, dapat tercapai dalam tujuh tahun di Sochi,” papar Bach.
Upacara penutupan yang serba megah ini muncul dengan latar belakang suram: kekacauan politik di Ukraina, penahanan aktivis lingkungan di Sochi, serta kemenangan dramatis Rusia dalam perolehan medali. Saat konduktor Valery Gergiev memimpin 1.000 anak paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan Rusia, para atlet tuan rumah yang meraih medali emas berdiri di hadapan mereka.
Gambar desa terbalik seperti lukisan Marc Chagall—seniman kelahiran Rusia—melayang-layang di atas arena. Pemusik memainkan nomor “Polka” gubahan Alfred Schnittke. Pianis Denis Matsuev melantunkan karya Sergei Rachmaninoff, seraya dikelilingi 248 penari di sekitar 62 piano lain.
Pesepeda roda satu melempar-lemparkan bola di depan sebuah tenda sirkus berwarna merah dan putih. Sorakan paling meriah terdengar saat potret penulis Rusia—termasuk Leo Tolstoy, Fyodor Dostoyevsky, Nikolai Gogol, Anton Chekhov, dan Anna Akhmatova—muncul dari bawah panggung.
Upacara penutupan ini memang kalah bombastis dari pembukaan pada 7 Februari. Dalam konferensi pers sebelumnya pada Minggu, direktur kreatif upacara, Konstantin Ernst, menggambarkan emosi yang akan ditampilkan pada acara penutupan sebagai “melankolia yang optimistis.”
Tetapi barangkali, adegan paling dramatis sepanjang upacara penutupan justru tak masuk rencana penyelenggara. Sebelumnya pada hari itu, para atlet ski lintas alam Rusia menyapu tiga tempat teratas dalam nomor 50 kilometer. Medali untuk cabang olahraga itu diberikan dalam upacara penutupan, seperti kebiasaan Olimpiade Musim Dingin sebelumnya. Artinya, tiga bendera Rusia dikibarkan kala lagu Kebangsaan tuan rumah dimainkan.
Penonton bersorak untuk Alexander Legkov, peraih medali emas yang memimpin sapuan kemenangan Rusia. Ia mengepalkan tangan ke udara kala upacara penutupan.
Kemenangan Legkov diikuti keberhasilan tim bobsled putra Rusia meraih medali emas. Kemenangan mereka melengkapi raihan emas Olimpiade Musim Dingin terbanyak sepanjang sejarah Rusia, sekaligus mengukuhkan posisi Negeri Beruang Merah pada puncak klasemen medali.
(ic/ic/bl-wsj)
Foto: Antara
