B.Taivanjargal, Mongolia, 2013

Airag dan Identitas Mongolia: Fermentasi, Budaya, dan Filosofi Hidup Nomaden

(Business Lounge Journal – Culture)

Airag adalah salah satu minuman tradisional paling terkenal di Mongolia. Minuman ini terbuat dari susu kuda betina yang difermentasi sehingga menghasilkan rasa asam dan sedikit menyegarkan. Airag telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat nomaden Mongolia selama berabad-abad. Minuman ini bukan hanya sekadar pelepas dahaga, tetapi juga memiliki nilai budaya dan menjadi simbol kebanggaan bangsa pengendara kuda tersebut.

Proses pembuatan Airag dilakukan secara tradisional dengan teknik yang diwariskan turun-temurun. Susu kuda segar dimasukkan ke dalam wadah kulit atau tong kayu, lalu diaduk berkali-kali—bahkan hingga ratusan kali dalam sehari—untuk membantu proses fermentasi dan menghasilkan tekstur yang halus. Fermentasi alami ini membuat Airag mengandung alkohol rendah, biasanya sekitar 2% hingga 3%. Karena itulah minuman ini masih dapat dikonsumsi dalam kegiatan keluarga, termasuk oleh orang dewasa pada upacara adat.

Airag memiliki rasa yang unik: asam, sedikit tajam, dan bergelembung karena hasil fermentasi. Bagi yang belum terbiasa, rasanya bisa cukup mengejutkan. Namun bagi masyarakat Mongolia, Airag adalah minuman yang menyegarkan, terutama di musim panas saat suku-suku nomaden melakukan perjalanan panjang di padang rumput. Airag juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu pencernaan dan memberikan energi karena mengandung vitamin dan probiotik alami dari susu fermentasi.

Minuman ini tidak terpisahkan dari budaya keramahtamahan masyarakat Mongolia. Saat bertamu ke sebuah ger, tamu biasanya disambut dengan hidangan Airag sebagai bentuk penghormatan. Menolak minuman ini dianggap tidak sopan, kecuali dengan alasan yang sangat penting. Dalam berbagai festival tradisional seperti Naadam, Airag menjadi minuman utama untuk merayakan kebersamaan, kemenangan, dan nilai-nilai budaya suku Mongolia.

Selain itu, Airag memiliki nilai simbolis sebagai lambang kemakmuran. Banyaknya kuda betina berarti banyak susu, dan banyak susu berarti keluarga tersebut berada dalam kondisi ekonomi yang baik. Karena itu, produksi Airag juga menandakan keterampilan dan kerja keras perempuan dalam keluarga nomaden yang bertanggung jawab atas proses pembuatannya.

Meski Mongolia semakin modern, Airag tetap mempertahankan tempat istimewa dalam budaya dan identitas bangsa. Minuman ini menjadi pengingat akan gaya hidup tradisional masyarakat padang rumput yang bergantung pada ternak dan alam. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Mongolia, mencicipi Airag merupakan pengalaman otentik yang memberikan gambaran langsung tentang kekayaan budaya dan warisan kuliner negeri luas yang kaya sejarah ini.

Di tengah upaya Mongolia mempromosikan pariwisata dan memperkenalkan budaya stepa ke panggung global, Airag kini juga muncul sebagai ikon kuliner nasional. Banyak restoran, museum budaya, hingga kamp wisata nomaden menyajikannya sebagai bagian dari pengalaman autentik bagi pengunjung internasional. Dengan demikian, Airag bukan hanya minuman tradisional, tetapi juga jembatan kultural yang menghubungkan Mongolia modern dengan akar sejarahnya—sebuah warisan hidup yang terus mengalir dari generasi ke generasi.