(Business Lounge – Global News) Dunia olahraga dan kemewahan kembali bertemu dalam kesepakatan akuisisi yang tak biasa. Perusahaan ekuitas swasta L Catterton, yang didukung oleh raksasa barang mewah LVMH, baru saja mengakuisisi mayoritas saham L.A.B. Golf, sebuah produsen putter golf yang dikenal karena desainnya yang eksentrik, tetapi semakin digemari oleh para pegolf profesional dan amatir papan atas. Nilai akuisisi mencapai 200 juta dolar AS, angka yang mengejutkan mengingat perusahaan tersebut baru berdiri kurang dari satu dekade lalu dan menjual alat golf khusus yang secara kasat mata tampak “aneh” bahkan untuk standar industri.
Langkah ini mencerminkan bagaimana minat investor terhadap brand mikro yang tumbuh organik semakin meningkat, terlebih jika brand tersebut menyentuh pasar lifestyle kelas atas. Seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal, L Catterton melihat L.A.B. Golf sebagai kendaraan untuk memperluas jangkauan mereka dalam kategori “sport luxury”—tren di mana performa dan gaya hidup premium bertemu dalam satu ekosistem konsumen.
L.A.B. Golf, singkatan dari “Lie Angle Balance”, membuat putter dengan prinsip desain yang sangat berbeda dibandingkan merek-merek konvensional seperti Titleist atau TaylorMade. Fokusnya adalah stabilitas ekstrem dalam ayunan, menggunakan geometri yang meminimalkan rotasi kepala stik saat stroke dilakukan. Putter buatan mereka sering terlihat tidak simetris, bahkan ganjil bagi mata awam. Namun, bagi pegolf serius, performa adalah segalanya—dan di sinilah L.A.B. Golf menemukan pangsa pasarnya.
Produk mereka telah digunakan oleh sejumlah pemain di PGA Tour, termasuk pemenang mayor. Popularitasnya meningkat karena pendekatan ilmiah terhadap desain, ditambah dengan peningkatan tren personalisasi dalam dunia golf. Pegolf kini tidak hanya mencari peralatan terbaik, tetapi juga yang paling sesuai dengan postur tubuh dan gaya bermain mereka. L.A.B. Golf hadir di ceruk inilah: menggabungkan presisi, inovasi teknikal, dan diferensiasi visual yang mencolok.
L Catterton bukan pendatang baru dalam strategi mengakuisisi brand premium dengan komunitas pengguna fanatik. Mereka pernah berinvestasi di brand seperti Peloton, Sweaty Betty, dan lebih jauh lagi dalam dunia kuliner lewat Eggslut dan Cholula. Namun akuisisi L.A.B. Golf membawa dimensi baru karena menyentuh kategori barang fungsional yang berpotensi menjadi simbol status. Dalam wawancara dengan CNBC, salah satu partner L Catterton menyebut bahwa golf sedang mengalami rebranding besar sebagai gaya hidup premium yang inklusif—dan L.A.B. Golf cocok dengan narasi itu.
Kesepakatan ini juga terjadi di tengah kebangkitan minat investor terhadap dunia golf, sebagian besar karena lonjakan popularitas olahraga ini selama pandemi dan perluasan penonton muda lewat kanal media sosial serta tur seperti LIV Golf yang kontroversial namun menarik perhatian. Dalam laporan Bloomberg, disebutkan bahwa akuisisi ini terjadi di saat valuasi perusahaan-perusahaan peralatan golf mulai menanjak, dan merek-merek dengan inovasi teknikal bisa menembus harga premium.
Namun tentu saja, ada tantangan besar di depan. L.A.B. Golf masih merupakan brand niche, dengan distribusi terbatas dan produksi skala kecil. Untuk menjustifikasi harga akuisisi senilai 200 juta dolar AS, L Catterton kemungkinan harus memperluas jaringan distribusi, mungkin bahkan masuk ke pasar Asia dan Eropa, di mana pertumbuhan golf sedang meningkat. Tantangan lain adalah menjaga eksklusivitas dan keaslian merek saat skala bisnis tumbuh. Banyak brand niche kehilangan daya tariknya ketika mereka terlalu cepat meluas atau mencoba menyasar pasar massal.
Strategi yang mungkin akan digunakan adalah mengintegrasikan L.A.B. Golf ke dalam ekosistem gaya hidup milik LVMH. Jika dilakukan dengan tepat, putter L.A.B. bisa saja menjadi item yang dijual bersamaan dengan fashion golf premium, aksesori olahraga mewah, atau bahkan disandingkan dengan sponsor event high-profile. Dalam dunia di mana border antara olahraga, fashion, dan status sosial semakin kabur, putter bisa menjadi simbol personalitas seperti sneakers, jam tangan, atau bahkan kendaraan.
Menariknya, tren ini juga memperlihatkan arah baru dari investasi swasta: tak hanya mencari pertumbuhan dari teknologi atau barang konsumsi massal, tetapi juga dari barang fungsional yang memiliki karakter kuat. L.A.B. Golf tidak hanya menjual alat—mereka menjual pendekatan baru dalam bermain golf. Dan jika pasar terus mengapresiasi performa yang unik dan penampilan yang mencolok, valuasi perusahaan-perusahaan seperti ini bisa tumbuh jauh di luar akarnya yang kecil.
Dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan melihat apakah L.A.B. Golf bisa menjadi “the Off-White of golf equipment”—merek yang tetap otentik meski telah masuk radar konglomerat mewah global. Untuk saat ini, satu hal sudah pasti: golf tak lagi hanya soal pukulan presisi di fairway, tetapi juga soal positioning di pasar gaya hidup global. Dan L.Catterton, bersama LVMH, tampaknya siap bermain dalam jangka panjang.